Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PARDEEP DHIR: Untuk tekan biaya, serahkan kewajiban menambang ke pembeli

JAKARTA : Saat kebanyakan perusahaan tambang mengalami penurunan kinerja keuangan akibat anjloknya harga komoditas selama semester pertama 2012, PT Garda Tujuh Buana Tbk (GTBO) justru memiliki strategi untuk menekan biaya operasi termasuk kontrak batu

JAKARTA : Saat kebanyakan perusahaan tambang mengalami penurunan kinerja keuangan akibat anjloknya harga komoditas selama semester pertama 2012, PT Garda Tujuh Buana Tbk (GTBO) justru memiliki strategi untuk menekan biaya operasi termasuk kontrak batu bara yang memicu lonjakan pendapatan. Emiten tambang berkode GTBO ini selama semester pertama mencatat penjualan Rp1,15 triliun, melonjak puluhan kali lipat dari Rp36,22 miliar pada periode sama tahun lalu. Adapun laba bersih juga meroket 7.293% menjadi Rp939,81 miliar selama semester 1/2012 dari Rp12,71 miliar pada semester 1/2011.Bisnis Indonesia berkesempatan mewawancarai Komisaris GTBO Pardeep Dhir terkait kinerja mengejutkan perusahaan yang memiliki situs di Pulau Bunyu, Kalimantan Timur ini. Berikut petikannya.Pendapatan perusahaan selama semester I-2012 mengalami lonjakan besar dibandingkan tahun lalu, apa saja faktor pendukungnya?Menurut kami, lonjakan tersebut terjadi karena dua hal. Sepanjang tahun lalu, jumlah produksi sekitar 1,3 juta ton, sementara itu, selama 6 bulan pertama tahun ini penjualan kami sebesar 1,3 juta ton datang dari kegiatan produksi rutin.Yang kedua, datang dari penjualan 3 juta ton dalam sebuah perjanjian dengan satu pembeli (existing buyer). Dalam perjanjian ini, kewajiban menambang batu bara dipegang oleh pembeli tersebut.Oleh karena itu, perusahaan kami tidak perlu mengeluarkan uang untuk ekstraksi batu bara. Harga yang disepakati US$25 per ton, sementara itu, harga jual batu bara kami sekitar US$38-US$40 per ton.Dalam kasus ini, pembeli hanya membayar US$25 per ton karena harus mengeluarkan biaya produksi dan kami tidak terbebani dengan itu. Maka dari itu, dua hal tersebut telah berkontribusi terhadap lonjakan penjualan kami.Apakah mekanisme penjualan semacam ini dapat diterapkan oleh perusahaan tambang seperti Garda Tujuh tanpa menyalahi aturan?Ya. Ini hanya perjanjian batu bara dan sejumlah perusahaan internasional melakukan hal semacam ini. Jadi hal ini tidak aneh lagi. Transaksi semacam ini terus terjadi.Kami juga telah memiliki opini hukum dari sejumlah pengacara. Kami juga telah melakukan pemeriksaan kontrak dengan sejumlah ahli kontrak. Kedua opini tersebut telah kami kirimkan kepada Bapepam dan IDX. Kami yakin kontrak tersebut aman.Bila ada penjualan, bukankah akan ada pengurangan aset?Itu yang terjadi pada perusahaan manufaktur, tetapi tidak berlaku pada perusahaan pertambangan. Dalam industri pertambangan kita tidak menunjukkan nilai dari cadangan batu bara kita. Oleh karena itu, aset kami tidak berkurang.Dalam transaksi tersebut, apakah situs pertambangan menjadi milik si pembeli?Tidak. Dalam hal ini, hanya sebagian wilayah akan dialokasikan untuk pembeli. Namun, situs pertambangan itu masih menjadi milik kami. Hanya wilayah kecil yang dialokasikan untuk pengambilan batu bara itu.Pemerintah telah memberi hak untuk pertambangan kepada perusahaan kami, maka pembeli hanya mendapat batu bara saja, bukan wilayahnya atau yang lain.Perbedaannya hanya kewajiban penambangan dipegang oleh si pembeli. Wilayah kami tetap, tanggung jawab kami terhadap pemerintah juga tetap, termasuk produksi rutin dan reklamasi juga tetap akan kami lakukan.Berapa jumlah keseluruhan cadangan batu bara yang dimiliki oleh perusahaan setelah transaksi tersebut?Kami memiliki hampir 94 juta ton, dan setelah penjualan tersebut berkurang menjadi 91 juta ton.Apakah ada kontrak lain dengan mekanisme serupa?Tidak, hanya kontrak penjualan 10 juta ton batu bara itu saja. Kontrak itu membagi 3 juta ton untuk tahun ini, 3,5 juta ton tahun depan, dan 3,5 juta ton pada tahun setelahnya. Kami belum memiliki kontrak serupa dengan pembeli lain.Apakah ada faktor yang dapat menghentikan kontrak tersebut sebelum selesai?Ada dua macam faktor, yaitu yang dapat dikendalikan dan tidak. Dalam hal ini tidak ada faktor yang bisa dikendalikan. Namun ada faktor yang tidak dapat dikendalikan yaitu force majeur, contohnya pembeli mengalami kepailitan sehingga kontrak harus berhenti.Bila pembeli tidak dapat menambang batu bara tersebut, maka uangnya akan hilang.Bagaimana bila ternyata cadangan batu bara yang ada tidak cukup?Saat pembeli melakukan perjanjian ini, mereka memastikan ada cadangan batu bara di sana. Jadi, mereka tidak bisa tidak bisa berargumen kalau cadangannya tidak cukup. Mereka sudah melakukan due dilligence sebelumnya.Apakah transaksi semacam ini mirip dengan yang dilakukan oleh perusahaan perdagangan?Sebenarnya, pembeli kami adalah perusahaan perdagangan. Mereka yang akan membuat perjanjian dengan perusahaan pembangkit listrik.Pembeli ini dari wilayah Uni Emirat Arab, yaitu Dubai. Perusahaan ini sangat besar dan akan mengekspor batu bara ke operator pembangkit listrik di India, China.Bagaimana dengan rencana akuisisi situs pertambangan lain?Seperti yang diketahui dalam industri pertambangan, cadangan kami terus berkurang dan kami harus mencari aset baru.Maka, kami juga punya rencana untuk melakukan akuisisi dan kami sudah menyiapkan dananya tetapi kami belum ada finalisasi untuk situsnya.Berapa jumlah yang disiapkan untuk investasi itu?Kita sudah siapkan hingga US$50juta-US$60 juta dari kas internal.  Apakah ada lokasi spesifik?Ya, Kalimantan Timur tapi jumlah dan luasnya belum dapat diberitahu karena ini masih sangat terbuka.Adakah standar untuk mengakuisisi?Ya, ini sangat penting. Dasarnya kriteria kami adalah stripping ration harus kecil, sekitar 2:1. Selain itu, harus dekat dengan jetty.Jarak antara wilayah tambang dengan jetty harus dekat. Dan semua harus memiliki batu bara kualitas menengah (mid rank coal) dengan kalori 5.000-6.000.Bila mengakuisisi tambang baru, dibutuhkan infrastruktur. Apakah dana US$50 juta tersebut sudah termasuk infrastruktur?Belum, akan ada dana tambahan. Pada akhir tahun ini, kami perkirakan EBITDA akan mencapai US$170 juta, maka selain untuk belanja modal (capital expenditure) dan pajak pajak, kami memiliki kas.Dan kami memiliki cukup dana untuk berinvestasi di infrastruktur.  Berapa jumlah belanja modal yang dialokasikan untuk tahun ini?Itu tergantung karena kami belum memutuskan tambangnya (yang akan diakuisisi). Setelah kami memilih tambangnya, maka kami akan memberitahu jumlahnya.Yang pasti kami memiliki kas sehingga kami tidak perlu meminjam uang. Selain itu, pemegang saham kami memiliki komitmen untuk membayar bila kami membutuhkan uang.Harga batu bara saat ini tengah mengalami tren menurun, bagaimana dampaknya terhadap perusahaan?Perusahaan kami tidak terpengaruh karena kami memiliki kontrak jangka panjang.Bagaimana strategi dalam menghadapi harga batu bara yang terus turun?Strateginya adalah biaya penambangan. Kami harus bisa mengendalikan biaya tersebut. Dalam kasus kami, biaya penambangan sangat kecil.Biaya operasi kami sekitar US$11-US$12 per ton. Oleh karena itu, harga batu bara kami rendah karena biaya yang rendah juga. Hal yang juga penting adalah saat harga batu bara turun, buatlah kontrak jangka panjang.Bila bisa mengunci harga saat ini, maka dapat kepastian untuk mendatang. Faktor utama bagi kami adalah kami bisa mengunci harga jadi tidak masalah bila harga turun sekarang.Harga komoditas selalu bergerak dalam siklus. Bila harganya turun, biarkan saja turun karena nanti akan naik lagi. Biasanya siklus ini berlangsung dalam 4 hingga 6 tahun.Yang penting saat harga turun kita harus memiliki kontrak jangka panjang.

 

Jadi dalam sebuah kontrak, pihak penjual maupun pembeli masing-masing harus mengalami satu siklus harga komoditas. Kontrak jangka panjang ini berlaku hingga 3 tahun.Bagaimana menghadapi situasi global yang tidak pasti saat ini?Ketidakpastian itu adalah pernyataan yang sangat umum. Situasi memang sulit bagi Amerika Serikat, Eropa, tetapi tidak bagi Asia.Asia tengah tumbuh, India juga tumbuh dan kami menjual batu bara ke Asia. Kami menjual 85% produk kami ke India. Sisanya ke China, Thailand, Vietnam, tidak ada ekspor ke Eropa atau AS.Berapa porsi untuk pasar domestik?Sangat kecil. Indonesia memiliki kebutuhan total batu bara sekitar 85 juta ton per tahun sementara Indonesia memproduksi hingga 350 juta ton per tahun.Oleh karena itu, terdapat kelebihan pasokan yang sangat besar dan harus diekspor. Kami menjual untuk pasar domestik dalam kuantitas sangat kecil.Bukankah  ada kewajiban untuk pasar domestik (domestik market obligation) dari pemerintah?Ya memang ada kewajiban itu tetapi tidak berlaku bagi kami karena kami produsen batu bara berkualitas rendah. Peraturan itu berlaku hanya untuk batu bara berkualitas tinggi.Perusahaan saat ini hanya memproduksi batu bara sebagai bahan mentah, adakah rencana untuk melakukan penambahan nilai dengan hilirisasi?Sebenarnya kami telah melakukan instalasi pengering untuk mengurangi kelembapan. Namun, negara ini memiliki iklim tropis dengan karakter yang lembab dan batu bara bersifat higroskopik.Setelah dikeringkan, batu bara akan menyerap kembali kelembapan dari udara. Oleh karena itu, teknologi pengeringan tersebut tidak berhasil. Selain itu, kami belum ada rencana untuk melakukan hilirisasi.Adakah keinginan untuk mendirikan pembangkit listrik?Belum ada saat ini. Perusahaan kami masih kecil sedangkan investasi pembangkit listrik sangat besar. Untuk membangung pembangkit berkapasitas 1 megawatt dibutuhkan investasi US$1,2 juta.Bila kami ingin membangun 100 megawatt maka dibutuhkan US$120 juta. Selain itu, kami juga harus membuat kesepakatan dengan PLN.Adakah rencana diversifikasi termasuk pertambangan mineral?Perusahaan hanya berencana untuk akuisisi tambang batu bara dengan kalori lebih tinggi, itu saja. Tidak ada rencana untuk masuk ke pertambangan mineral.Sulit untuk masuk pertambangan mineral karena saat ini saja ada pembatasan dari pemerintah. Kita harus memiliki ijin untuk ekspor bijih mentah. Itu pertambangan yang tidak berhubungan dengan batu bara.Berkaitan dengan target penjualan tahun ini, berapa jumlah batu bara yang dijual?Target kami adalah 6 juta ton dan kami sudah mendapatkan pembelinya untuk 5,6 juta ton.Apakah perusahaan memiliki strategi untuk menghadapi krisis yang mungkin terjadi?Ada istilah yang disebut dengan walk the dock, artinya manajemen melakukan tindakan kepemimpinan. Intinya, menajemen memberikan contoh dan seluruh karyawan di dalam perusahaan mengikuti contoh tersebut.Kedua, asuransi terhadap krisis juga diperhatikan. Saat krisis menerjang Indonesia, kami memiliki cadangan. Kami memiliki uang tunai atau likuiditas untuk 5 tahun ke depan.Contohnya, bila krisis terjadi besok, kami tidak akan membelanjakan modal (capex) tetapi terus melakukan operasional dengan uang tunai yang ada.

 

Selain itu, biaya tetap kami jaga terus rendah agar dapat menjalankan operasi selama 5 tahun mendatang.   (ra) 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : News Editor
Sumber : Hanum Kusuma Dewi

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper