Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jasa Maklun Raih Order dari Butik Baju Wanita

Investasi mesin dan karyawan kala merintis bisnis memang penting. Namun, hal yang esensial adalah ide dan keinginan kuat untuk menjalankan usaha. Anda ingin memproduksi baju, tetapi tak memiliki keahlian menjahit? Skema maklun jahit bisa jadi solusinya
 Ilustrasi/Bisnis
Ilustrasi/Bisnis

Bisnis.com, JAKARTA - Investasi mesin dan karyawan katika merintis bisnis memang penting. Namun yang esensial adalah ide dan keinginan kuat untuk menjalankan usaha.

Anda ingin memproduksi baju, tetapi tak memiliki keahlian menjahit? Skema maklun jahit bisa jadi solusinya.

Pemain lain yang menyediakan jasa maklun adalah Yani Suryani. Perempuan asal Bandung, Jawa Barat ini, mengawali bisnis maklun dari usaha jahit rumahan sejak 2011. Awalnya, Yani hanya menerima orderan jahit dari teman dan tetangga.

Seiring waktu berjalan, jumlah konsumennya pun terus meningkat. Jika biasanya Yani hanya menerima 1-2 jahitan, dia mulai menerima orderan baju dalam partai besar.

“Banyak konsumen yang pesan baju seragam dan kaos dalam jumlah besar. Dari situ, saya tertarik untuk menyediakan jasa maklun jahit,” kata ibu tiga anak ini.

Selain permintaan untuk produksi kaos dan seragam, dia juga mendapat tawaran untuk mengerjakan baju-baju perempuan. Yani mengatakan tawaran datang dari pihak butik dan toko yang menjual pakaian wanita.

Menurutnya, Kehadiran jasa maklun jahit berkembang karena menawarkan kemudahan. Para pelaku usaha yang ingin menjual pakaian tak perlu repot mengurus produksi sendiri.

"Pedagang cukup bawa contoh desain, setelah itu kami yang menjahit,” katanya.

Selain desain, para pedagang juga membawa bahan dan aksesori pakaian sendiri.

Dalam menjalankan bisnisnya, selain menerima jasa menjahit jilbab, Yani juga tak menampik bila ada yang ingin memasang aksesori baju.

“Selain mesin jahit dan mesin potong, saya juga sediakan mesin bordir dan alat pasang kancing. Saya juga bisa menambahkan aksesori baju seperti payet, renda, dan sulam.”

Dia menuturkan, ada perbedaan mendasar antara order kaos, seragam, dan baju-baju untuk dijual ke butik. Jika kaos dan seragam memiliki pola yang standar, pola baju-baju perempuan justru lebih detail dan rumit. Perbedaan lainnya, satu model baju perempuan hanya diproduksi dalam jumlah kecil. Di sini lain, total produksi kaos dan seragam bisa mencapai ratusan potong.

Yani membanderol ongkos maklun mulai dari Rp3.500 untuk jahitan kaos hingga Rp250.000 untuk jahitan baju perempuan. Dia bisa memproduksi 500—600 potong baju setiap bulannya.

Ketika ditanya soal peluang, bisnis maklun jahit memiliki masa depan yang prospektif. Yani mengaku saat ini jumlah pengusaha yang terjun ke bisnis fesyen memang banyak. Namun demikian, tidak semua pelaku usaha tersebut memiliki waktu dan karyawan untuk mengurus produksi.

“Bisnis maklun bisa menjadi solusi untuk pengusaha yang sedang merintis bisnis. Mereka tak harus menyiapkan mesin atau menggaji karyawan. Cukup dengan ide dan desain saja, pelaku usaha bisa menjalankan bisnis.”

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper