Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bawang Goreng Palu Tembus Korea Selatan

Bawang merah merupakan salah satu bumbu yang wajib ada pada masakan.
Ilustrasi/Bisnis.com
Ilustrasi/Bisnis.com

Bisnis.com, JAKARTA - Bawang merah merupakan salah satu bumbu yang wajib ada pada masakan.

Selain dimanfaatkan sebagai bahan dasar, bawang merah goreng juga berfungsi sebagai pelengkap kudapan. Cita rasa makanan dijamin makin istimewa berkat irisan bawang yang tipis dan renyah tersebut.

Proses membuat irisan bawang goreng cukup mudah. Anda tinggal mengiris tipis bawang merah, menggorengnya di minyak panas, dan meniriskan minyak hingga kering. Namun, bagi Anda yang tak biasa memasak, proses ini  bisa membuat air mata berlinang. Belum lagi bau khas bawang yang semerbak tercium di dapur.

Kendala ini ternyata membuka peluang bisnis baru yaitu bawang goreng dalam kemasan. Para pelaku usaha bawang goreng berlomba-lomba menawarkan produk bercita rasa tinggi yang cocok dengan selera masyarakat. Bawang goreng pun siap disantap kapan saja dan dimana saja. Praktis bukan?

Salah satu pelaku usaha yang sukses memasarkan bawang goreng dalam kemasan adalah Ragwan Hasan Al Idrus. Bersama suaminya, Fauzi Salim, Ragwan merintis bisnis bawang goreng yang diberi nama Sal-Han sejak 2004.

Perempuan asal Palu, Sulawesi Tengah ini mengaku tertarik menggeluti bisnis makanan karena besarnya pasar yang dapat digarap. Apalagi bawang merah khas Palu merupakan komoditas unggulan. “Saya gunakan adalah bawang batu. Bawang ini hanya tumbuh di lembah Palu,” katanya.

Ragwan menuturkan karakteristik bawang batu khas Palu ini berbeda dengan bawang lainnya. Bentuknya bulat berwarna putih keunguan. Selain itu, bawang ini juga memiliki sedikit kandungan air. Tak heran, bawang akan terasa renyah dan harum setelah digoreng.

Setelah jadi, dia mempromosikan bawang goreng kepada keluarga dan teman-temannya. Tak disangka, sambutan yang dia dapat sangat positif. Ragwan dan Fauzi pun makin bersemangat menggeluti bisnis ini.

Seiring berjalannya waktu, jumlah permintaan bawang merah Sal-Han kian meningkat. Ragwan pun berusaha memenuhi permintaan konsumen dengan menambah kapasitas produksi. Jika dulu dia hanya mampu memproduksi 60 kilogram bawang, kini kapasitas produksi menembus 7—15 ton per bulan.

Bahan baku dipasok dari petani-petani bawang yang ada di sekitar Palu. Namun, dia tak ingin bergantung sepenuhnya kepada komoditas bawang di pasar. “Saya membuka ladang bawang sendiri. Saat ini luasnya mencapai 5 hektar. Hasil panen dari ladang hanya memenuhi 50% kebutuhan, sisanya saya tetap gunakan bawang dari petani,” kata Ragwan.

Ragwan menjual bawang goreng dengan harga Rp180.000—Rp250.000 per kilogram. Kendati terbilang mahal, bawang goreng Sal-Han tetap laris di pasaran karena rasa gurih dan tekstur nan renyah. Margin keuntungan yang didapat mencapai 30%—40% dengan nilai omzet menembus Rp2 milyar per tahun.

Sebagai salah satu bahan baku makanan, komoditas bawang merah tentu dibutuhkan oleh masyarakat luas. Sayangnya, harga jual bawang merah acap kali naik turun. Hasilnya, para pelaku usaha bawang goreng pun harus tunduk dengan harga jual di pasaran.

Kendala ini dilihat oleh Ragwan. Perempuan yang pernah berprofesi sebagai guru ini merasa dirinya tak bisa bergantung ke stok bawang di pasar jika ingin meraih sukses. Di awal-awal produksi, dia sering mengalami kelangkaan bahan baku dan harga jual bawang yang tinggi.

Ragwan pun menemukan ternyata masalahnya ada di cuaca. “Cuaca di Palu sangat ekstrim. Ini yang membuat petani banyak mengalami gagal panen,” katanya. Untuk mengatasi hal tersebut, Ragwan dan suaminya mulai menyewa lahan di beberapa tempat. Jika ada satu lahan yang gagal panen, dia tetap bisa mendapat hasil bawang dari lahan lainnya.

Setelah mendapat pasokan bawang goreng, Ragwan membawa bahan baku tersebut untuk digoreng. Dia mengatakan proses pembuatan bawang goreng sangat sederhana. Pertama, bawang merah dikupas dan dicuci bersih. Bawang tersebut lalu dirajang menggunakan mesin hingga menghasilkan lembaran tipis. Lebih lanjut, irisan bawang digoreng di minyak panas sampai berwarna kuning kecoklatan. Terakhir, bawang goreng dimasukkan ke dalam mesin pengering (spinner) untuk memisahkan minyak.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper