Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PIALA DUNIA 2014: Priiiitttt..! Suyud Produksi 5.000 Boneka Fuleco/Bulan

Aneka pusat perbelanjaan, hotel, bahkan cafe yang tersebar di beberapa kota di Tanah Air memasang atribut untuk menyemarakkan acara 5 tahun sekali ini. Fenomena ini seakan menjadi indikator bahwa permintaan konsumen akan pernak-pernik berbau Piala Dunia terus meningkat. n
Peminat maskot Piala Dunia mulai dari hotel, cafe, hingga masyarakat umum/ Foto. Dok. RoesOne
Peminat maskot Piala Dunia mulai dari hotel, cafe, hingga masyarakat umum/ Foto. Dok. RoesOne

Bisnis.com, JAKARTA - Priiitttt...!!! Akhirnya peluit pertandingan Piala Dunia 2014 dibunyikan. Ajang sepak bola terbesar di dunia yang berlangsung di Brasil ini tak hanya menyedot jutaan pasang mata dari negara yang ikut serta, tetapi juga Indonesia. 

Aneka pusat perbelanjaan, hotel, bahkan café yang tersebar di beberapa kota besar di Tanah Air memasang atribut untuk menyemarakkan acara yang dilangsungkan setiap lima tahun sekali ini. Fenomena ini seakan menjadi indikator bahwa permintaan konsumen akan pernak-pernik berbau Piala Dunia terus meningkat. 

Berkaca dari hal tersebut, banyak pelaku usaha memanfaatkan momentum secara maksimal. Mereka memproduksi beragam suvenir berbentuk boneka maskot 2014 maupun miniatur bintang sepak bola tersohor. Berkat tingginya anstusiame konsumen dan momentum yang tepat, para pelaku usaha sukses mendulang cuan nan melimpah. 

Salah satu pelaku usaha yang berhasil meraup untung dari ajang Piala Dunia 2014 adalah Suyud Ahmad. Mengusung merek RoesOne, pria berusia 22 tahun ini memproduksi boneka maskot Piala dunia 2014, Fuleco.

Alasan Suyud memproduksi boneka awalnya karena ingin membantu para perajin yang ada di daerah Wirobrajan, Yogyakarta. Menurut dia, banyak perajin yang tak bisa mendapat pesanan secara maksimal. Padahal, produk yang dihasilkan berkualitas.

Namun, bisnis yang dimulai secara iseng-iseng ini ternyata membuahkan hasil. Pemasukan terbesar datang dari produk boneka maskot atau ikon.

“Bisnis boneka sangat fleksibel karena bisa menyesuaikan dengan permintaan konsumen dan tren yang berlangsung. Salah satunya dari ajang Piala Dunia 2014,” ujar mahasiswa AMIKOM semester akhir tersebut.

Suyud mengaku dia membuka pemesanan boneka Fuleco sejak empat bulan silam. Dia memperhitungkan banyak perusahaan atau penjual boneka yang berpikir untuk memesan boneka maskot tersebut dari jauh-jauh hari. Prediksi tersebut ternyata benar. Dia mendapat pesanan sejak Februari 2014 dan terus meningkat sampai saat ini.

Dia memaparkan ada beberapa hal yang dipersiapkan sebelum memproduksi boneka Fuleco. 

Pertama, dia dan penjahit membuat pola maskot, yang merupakan binatang trenggiling ini, semirip mungkin.

Kedua, dia mencari material velboa, nylex, dan kaos untuk stok produksi.

Ketiga, barulah dia membuka pesanan (pre-order) dari konsumen.

Dibantu 23 orang karyawan, Suyud bisa memproduksi 5.000 boneka maskot Piala Dunia 2014 saban bulan. “Grafik permintaan terus meningkat. Saya memprediksi puncak produksi boneka ini akan terjadi seiring dengan berlangsungnya pertandingan sepak bola,” katanya.

Suyud mengaku sebagian besar boneka Fuleco diproduksi berdasarkan order konsumen. Konsumen pun datang dari berbagai kalangan, mulai dari pengelola hotel, pemilik kafe dan restoran, penjual boneka eceran, dan masyarakat umum.

“Salah satu tradisi kala Piala Dunia adalah nonton bareng. Selain menyaksikan aksi tim nasional papan atas, penyelenggara juga biasanya membagi-bagikan boneka maskot sebagai suvenir atau hadiah,” ujarnya.

Meski pemesanan disesuaikan dengan kebutuhan konsumen, Suyud tak menampik dirinya memberlakukan jumlah minum pemesanan. Konsumen bisa mendapat harga grosir apabila membeli 100 buah boneka. Jika jumlahnya kurang, Suyud memberlakukan harga ritel.

Boneka Maskot Fuleco merk RoesOne dijual Rp25.000 per buah untuk harga grosir dan Rp30.000 per buah untuk harga ritel. Margin keuntungan yang diambil dari bisnis ini mencapai 30%—40%.

Menurut Suyud, bisnis suvenir Piala Dunia 2014 ini terbilang musiman. Kendati demikian, momentum bisa jadi faktor pendongkrak pemasukan. “Pelaku usaha di bidang boneka memang harus pandai-pandai membaca momentum. Kalau bisa, kita siapkan semua kebutuhan dari jauh-jauh hari sehingga ketika pesanan membeludak kita fokus memenuhi keinginan konsumen,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper