Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PELUANG BISNIS: Untung Melimpah dari Aksesoris Perca Batik

Bagi sebagian pelaku usaha konveksi, perca mungkin tak memiliki harga dan nilai guna. Mereka mengabaikan keberadaan perca karena ukurannya terlalu kecil atau bentuknya tak beraturan. Tak heran, tumpukan perca tersebut menjadi limbah dan berakhir di tempat sampah
 Aksesoris dari kain perca
Aksesoris dari kain perca

Bisnis.com, JAKARTA- Bagi sebagian pelaku usaha konveksi, perca mungkin tak memiliki harga dan nilai. Mereka mengabaikan keberadaan perca karena ukurannya terlalu kecil atau bentuknya tak beraturan. Tak heran, tumpukan perca tersebut menjadi limbah dan berakhir di tempat sampah.

Banyaknya jumlah kain perca yang dihasilkan oleh usaha konveksi ternyata menjadi 'harta karun' bagi beberapa pelaku usaha. Berbekal kreativitas, mereka menyulap barang limbah menjadi produk fungsional bernilai jual. Salah satunya aksesori wanita. Lantaran tampilan etnik nan unik, banyak kaum hawa memburu produk kalung, gelang, bros, dan hiasan rambut (headpiece) dari perca batik.

Salah satu pelaku usaha yang sukses mengolah perca batik menjadi aksesori cantik adalah Ari Dwi Astuti. Di bawah bendera The Cranberries Show, perempuan berusia 32 tahun ini memulai bisnis aksesori handmade sejak 2011.

Alasan Ari terjun ke bisnis ini bermula dari hobi membuat pernik-pernik. Dia memanfaatkan kain perca untuk menghemat biaya produksi.

“Saya mendapat perca dari penjahit di dekat rumah secara cuma-cuma. Bisa dibilang bisnis ini saya mulai tanpa modal,” tuturnya.

Dia memilih kain perca batik sebagai bahan baku utama agar tampilan perhiasan makin unik. Selain terkesan etnik, perhiasan dari perca batik ini juga eksklusif lantaran bahan bakunya terbatas. Alhasil, sering kali sepotong kain perca hanya bisa diolah menjadi sebuah produk.  

Ari memproduksi beraneka ragam aksesori perempuan, yaitu kalung, bros, gelang, bando, hingga jepit rambut.

“Rata-rata aksesori yang dijual di pasar terbuat dari logam, manik-manik, kayu, atau mutiara. Banyak konsumen suka dengan perhiasan kain batik karena bentuk dan motifnya unik. Produk yang paling laku itu kalung,” ujar lulusan fakultas hukum Universitas Atmajaya, Yogyakarta ini.

Agar tampilan perhiasan makin cantik, dia mengombinasikan perca batik dengan beberapa material. Perca batik digabung dengan bahan jeans, renda, mutiara imitasi, hingga manik-manik kayu.

Berbekal kreativitas, Ari menggunting perca, menjahit, dan mengelemnya hingga menjadi sebuah bentuk bunga nan cantik. Dia membanderol perhiasan perca batik buatannya mulai dari Rp5.000—Rp200.000 per satuannya. Harga tersebut disesuaikan dengan tingkat kerumitan desain.

Meski terbuat dari perca, keuntungan yang didapat dari bisnis ini ternyata cukup besar.

“Margin keuntungannya bisa mencapai 70%. Keuntungan bisa tinggi karena biaya produksinya murah,” katanya.

Awalnya, dia mendapat pasokan perca dari penjahit dan konveksi dekat rumah. Namun, karena permintaan terus meningkat, mau tak dia harus menambah jumlah bahan perca.

Dia melakukan berbagai cara, tak terkecuali memburu kain bekas hingga ke luar kota.

“Saya rutin mengambil perca dari beberapa konveksi batik di Solo, Yogyakarta, Depok, dan Garut. Kainnya gratis, saya tinggal bayar ongkos kirim saja,” ujarnya.

Ari membuat aksesori perca batik ini sendirian. Namun demikian, dia meminta bantuan ke beberapa teman untuk membantu kala pesanan membeludak. Dia mampu menghasilkan 200—300 perhiasan setiap bulan. “Pernah saya mendapat pesanan hingga 500 aksesori dalam satu bulan.” .

Untuk pemasaran, Ari memanfaatkan media sosial dan blog.  Cara ini terbukti ampuh menarik perhatian konsumen. Selain pembeli lokal, aksesori perca batik ini juga diminati konsumen asal Malaysia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper