Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pengguna Hijab Meningkat, Produsen Kerudung Raih Untung Besar

Status Indonesia sebagai negara berpenduduk muslim terbesar di dunia membuka banyak peluang bisnis. Salah satunya di bidang busana. Selain baju muslim, produk lain yang dibutuhkan oleh perempuan muslim adalah jilbab atau kerudung.
 Foto Dok. Savana Hijab
Foto Dok. Savana Hijab

Bisnis.com, JAKARTA - Status Indonesia sebagai negara berpenduduk muslim terbesar di dunia membuka banyak peluang bisnis. Salah satunya di bidang busana. Selain baju muslim, produk lain yang dibutuhkan oleh perempuan muslim adalah jilbab atau kerudung.

Jilbab atau kerudung merupakan selendang yang digunakan untuk menutup kepala (aurat). Dulu, model kerudung tampil monoton dengan warna-warna netral. Seiring makin bertambahnya perempuan yang mengenakan jilbab, model dan warna kerudung makin bervariasi. Kini, jilbab tak hanya menjadi penutup kepala, tetapi berubah jadi tren mode yang diperhitungakan di Tanah Air.

Fenomena meledaknya tren jilbab dimanfaatkan oleh beberapa orang sebagai peluang bisnis. Mereka berlomba-lomba menawarkan aneka jilbab bermodel pasmina yang terdiri dari aneka corak dan warna, misalnya bunga, geometris, hingga gambar karakter kartun. Lebih dari itu, permintaan jilbab melonjak menjelang Lebaran. Anak muda dan orang dewasa memburu jilbab-jilbab cantik tersebut untuk dipakai di Hari Raya Idulfitri.

Salah satu pelaku usaha yang sukses meraup keuntungan dari produk jilbab adalah Nunik Utami Ambarsari. Mengusung merek Savana Hijab, perempuan berusia 35 tahun ini mulai merintis bisnis sejak 2013 silam.

Latar belakang Ninuk menekuni bisnis ini terjadi secara tak sengaja. Merasa jenuh dengan aktivitas menulis buku, dia lantas banting setir memproduksi jilbab jenis pasmina. Awalnya, dia membuat jilbab untuk kebutuhan sendiri. Ternyata, banyak teman-teman yang tertarik memesan pasmina buatan Ninuk.

Selain karena kebutuhan, dia juga melihat tren jilbab dan jumlah pengguna kerudung di Indonesia berkembang pesat. “Masyarakat muslim di Indonesia kini tak segan menggunakan jilbab karena modelnya bervariasi. Mereka bisa menyesuaikan warna dan corak jilbab dengan baju yang dipakai. Konsumen ketagihan membeli banyak jilbab,” tutur penulis buku Gerimis di Arc de Triomphe ini.

Nunik hanya membuat jilbab model pasmina dan segi empat. Hal ini dilakukan lantaran produksinya lebih mudah ketimbang kerudung instan. Oleh karena itu, dia menawarkan beraneka warna dan corak bahan untuk menarik perhatian konsumen. Beberapa corak yang diminati konsumen a.l. motif bunga, motif polkadot, motif karakter kartun, hingga motif kombinasi di tengah dan tepi jilbab.

“Motif karakter kartun sangat disukai oleh anak-anak remaja. Namun, perempuan dewasa biasanya suka pasmina motif kombinasi di tengah dan tepi jilbab. Motif ini paling laku hingga saya harus menyediakan terus-menerus,” kata Nunik.

Nunik memasarkan produk Savana HIjab di dunia maya, yaitu Facebook dan Twitter. Selain itu, dia juga memiliki 15 orang agen atau reseller yang membantu memasarkan pasmina buatannya. “Untuk menjadi resellersyaratnya mudah. Cukup dengan membeli minimal 6 potong pasmina akan mendapatkan harga special,” tuturnya.

Harga ritel pasmina dan kerudung segi empat Savana Hijab dibanderol mulai dari Rp40.000—Rp45.000 per potong sedangkan reseller dikenakan harga Rp35.000 per potong. Margin keuntungan yang didapat dari bisnis berkisar 40%—80%.

Nunik bukanlah satu-satunya pelaku usaha yang merasakan manisnya kue keuntungan dari bisnis kerudung. Pelaku usaha lain yang sukses memproduksi jilbab nan trendi adalah Mira Dwi Anggrainin. Di bawah bendera Mira Miew Shop, perempuan asal Bandung, Jawa Barat ini merintis binsis sejak awal 2013 silam.

Alasan utama dia menekuni bisnis ini lantaran ingin memanfaatkan peluang booming tren jilbab di Indonesia. Setelah mengamati selera pasar, dia memutuskan memproduksi jilbab model pasmina.

“Model pasmina lebih fleksibel dibanding kerudung instan. Kalau kerudung instan modelnya hanya satu. Pasmina bisa buat berbagai bentuk sesuai keinginan konsumen,” tutur perempuan berusia 32 tahun ini.

Lantaran model pasmina yang sederhana, Mira memfokusan keunikan produk Mira Miew Shop pada jenis bahan, corak, dan warna jilbab. Untuk bahan, dia memanfaatkan bahan sifon cerutti, katun rayon, katun paris, dan katun silk. Adapun, dia memilih motif-motif unik berbalut warna-warni nan cerah.

Mira memasakan produk jilbab pasmina melalui media sosial instagram dan sistem keagenan (reseller). Dua cara ini terbukti ampuh menggaet perhatian konsumen. “Saya memiliki 100 reseller yang tersebar di berbagai kota di Indonesia. Selain itu, saya juga memiliki reseller di Malaysia,” tuturnya.   

Pasmina Mira Miew Shop dibanderol pada kisaran Rp35.000—Rp40.000 per potong untuk konsumen ritel. Adapun, dia memberlakukan harga Rp24.000—Rp30.000 per potong untuk para reseller. Mira mengaku margin keuntungan yang didapat dari bisnis ini mencapai 30%—100%.  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Nurbaiti
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper