Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Omzet Penuh Barokah dari Perlengkapan Haji dan Umroh

Bisnis.com, JAKARTA--Hari Raya Idulfitri memang sudah usai. Namun, masih ada hari besar lain bagi umat muslim, yaitu IdulAdha atau Lebaran Haji. Jika Idulfitri didahului dengan ibadah puasa Ramadan, Iduladha didahului dengan pelaksanaan ibadah haji dan pemotongan hewan kurban.
Semakin banyak masyarakat yang ingin berangkat ke Tanah Suci, baik untuk beribadah maupun berziarah./Dok: Alfitrah Haji
Semakin banyak masyarakat yang ingin berangkat ke Tanah Suci, baik untuk beribadah maupun berziarah./Dok: Alfitrah Haji

Bisnis.com, JAKARTA - Hari Raya Idulfitri memang sudah usai. Namun, masih ada hari besar lain bagi umat muslim, yaitu Iduladha atau Lebaran Haji. Jika Idulfitri didahului dengan ibadah puasa Ramadan, Iduladha didahului dengan pelaksanaan ibadah haji dan pemotongan hewan kurban.

Berbeda dengan ibadah lain, ada beberapa tahapan dan ritual yang harus dilalui oleh jamaah kala melaksanakan Ibadah yang dilakukan setahun sekali di Makkah dan Madinah ini. Para jamaah tak hanya mempersiapkan kesehatan fisik dan mental, tetapi juga mengenakan baju dan perlengkapan khusus yang berwarna serba putih, misalnya kain ihram, kaos berkantong, kerudung, mukena, hingga sepatu dan tas.

Kebutuhan para jemaah haji ini membuka peluang bisnis nan potensial, yaitu usaha perlengkapan haji. Kendati hanya dilaksanakan satu tahun sekali, pelaku usaha bisa meraih banyak keuntungan. Hal ini terjadi lantaran banyaknya masyarakat Indonesia yang ingin menunaikan haji di Tanah Suci. Pemasukan produsen juga terus bertambah seiring dengan terus meningkatnya masyarakat yang menjalankan ibadah umroh.

Dwi Junaedi adalah salah satu pelaku usaha yang merintis bisnis perlengkapan haji dan umroh. Mengusung merk Al-Fitrah, pria asal Sidoarjo, Jawa Timur ini memulai usaha sejak 2008 silam.

Alasan Dwi memproduksi berbagai perlengkapan para jemaah haji dan umroh tak lain karena tingginya minat masyarakat yang ingin melaksanakan salah satu rukun dalam agama Islam. Apalagi mengingat Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk muslim terbesar di dunia.

Dwi mengaku bisnis ini semakin bersinar lantaran kondisi finansial penduduk Indonesia terus membaik. "Jumlah peminat haji terlihat dari antrean haji yang mencapai bertahun-tahun. Pangsa pasar produk perlengkapan haji pun makin besar karena masyarakat yang menjalankan umroh," tutur pria berusia 27 tahun ini.

Perlengkapan haji Al-Fitrah terdiri dari beberapa jenis produk, yaitu peralatan haji untuk pria, wanita, dan umum. Beberapa produknya .l. kain ihram, kaos berkantong, celana, kerudung, mukena, sepatu, hingga jaring pengaman koper. Keunikan perlengkapan haji dan umroh ada di warna yang serba putih.

Dia membanderol produk-produk perlengkapan haji dan umroh tersebut dengan harga bervariasi mulai dari Rp1.000 untuk masker hingga Rp350.000 untuk kain ihram. Dwi mengklaim total jenis produk Al-Fitrah mencapai 182 item.

"Peningkatan permintaan produk perlengkapan haji mulai ramai sejak 2--3 bulan sebelum pemberangkatan. Total omzet yang saya dapat di kala musim haji mencapai Rp700 juta," tuturnya.

Elemen penting yang tersemat di baju dan perlengkapan haji bukanlah mode, melainkan fungsi. Pelaku usaha harus mampu membuat pakaian yang sesuai dengan suhu di Timur Tengah yang ekstrim. Apalgi, jamaah harus tinggal di sana selama kurang lebih 40 hari hingga musim haji berakhir.

"Selain cuaca panas, ada ratusan ribu bahkan jutaan penduduk dunia yang memenuhi Makkah dan Madinah. Oleh karena itu, baju ihram harus nyaman dipakai selama jemaah menjalankan ibadah haji," ujar Dwi.

Supaya nyaman, Dwi menggunakan bahan katun yang menyerap keringat. Bahan yang terbuat dari 100% serat katun itu dipesan dari pabrik di Bandung dan Solo. Dia tetap menggunakan bahan berkualitas agar jemaah bisa melaksan ibadah dengan khusyuk.

Terkait dengan model, dia mengaku baju ihram dan perlengkapan haji memiliki standar baku. Karena digunakan untuk ibadah, model baju cukup konvensional. Baju lebih longgar untuk menutup aurat dan memudahkan pergerakan si pemakai.

"Ibadah haji memang setahun sekali, tetapi kami produksi sepanjang tahun. Namun, 4 bulan sebelum pemberangkatan haji kapasitas produksi bisa naik jadi 3--4 kali lipat," katanya. Dibantu 6 orang pekerja, Dwi mampu memproduksi lebih dari 10.000 item dalam satu musim haji.

Dwi memasarkan produk Al-Fitrah melalui strategi offline dan online. Di dunia nyata, dia membuka toko di bilangan Sidoarjo dan Klaten. Selain menjual di toko, dia juga bekerja sama dengan biro penyelenggara haji atau Kelompok Bimbingan Ibadah Haji di Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Daerah Istimewa Yogyakarta. Di sisi lain, dia membuka situs alfitrahhaji.blogspot.com.

Soal peluang, Dwi optimis akan masa depan bisnis perlengkapan haji dan umroh. Hal ini tak lepas dari semakin banyak masyarakat yang ingin berangkat ke Tanah Suci, baik untuk beribadah maupun berziarah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper