Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BISNIS KAOS BAND: Diminati Anak Muda, Dion Pasarkan 2.000 Kaos Per Bulan

Selain membeli album rekaman dan mendatangi konser, anak-anak muda tersebut juga tak lupa mengoleksi merchandise band favorit. Salah satunya kaos band.nn
Underdog Project Menawarkan sistem pemesanan secara pre-order/ Foto. Dok. Underdog Project
Underdog Project Menawarkan sistem pemesanan secara pre-order/ Foto. Dok. Underdog Project

Bisnis.com, JAKARTA -- Musik merupakan salah satu elemen penting yang mempengaruhi gaya hidup masyarakat, khususnya anak-anak muda. Banyak anak muda Indonesia mengidolakan musisi atau band, baik dari dalam maupun luar negeri.

Selain membeli album rekaman dan mendatangi konser, anak-anak muda tersebut juga tak lupa mengoleksi merchandise band favorit. Salah satunya kaos band.

Tak pelak, hal ini menjadi ladang bisnis bagi sebagian orang.

Salah satu pelaku usaha yang berhasil menikmati merdunya lagu keuntungan dari bisnis ini adalah Dion Muhammad Rafsanjani.

Dion menjalankan bisnis ini bersama tiga temannya, Bayu, Banu dan Derry sejak 2011.

Latar belakang Dion dan kawan-kawan terjun memproduksi kaos band bermula dari hobi mereka akan dunia fesyen (clothing) dan musik.

Kala itu, ada salah satu di antara mereka yang menyarankan menggabungkan keduanya. Alhasil, mereka sepakat untuk memproduksi kaos band.

Sebelum memproduksi, mereka melakukan riset kecil-kecilan terlebih dahulu.

"Kami memutuskan untuk memproduksi band-band beraliran britpop dan britrock karena kebanyakan anak muda Jakarta dan Bandung mengemari band-band asal Inggris tersebut. Kebetulan kami juga suka musiknya, jadi mengerjakan desain pun serasa tak ada beban," tutur pemilik merek Underdog Division itu.

Awalnya, Dion menawarkan produk Underdog Division ke teman-teman dekat melalui promosi dari mulut ke mulut (word of mouth).

Setelah itu, dia juga mengunggah foto-foto katalog kaos ke akun Facebook miliknya.

Sejak saat itu, pesanan yang datang dari konsumen pun membeludak.

Tak hanya memesan, mereka juga memberi saran band-band lain yang layak untuk dibuat kaos.

"Katalog kaos kami sekarang makin bervariasi. Dari hanya britpop danbritrock, kami kini memproduksi kaos dari artis pop, rock, hingga k-pop[korean pop]. Intinya, kami selalu mengikuti perkembangan musik terkini," ujar pria kelahiran Bandung 26 tahun silam ini.

Dion membanderol kaos band Underdog Division mulai dari Rp90.000---Rp100.000 per potong.

Keuntungan bersih yang didapat dari usaha ini berkisar 30% dari harga pokok produksi.

Dion menjalankan sistem pre-order untuk memproduksi kaosnya.

Dia mengaku periode pre-order ini terbagi atas dua kegiatan, yaitu 2 minggu untuk pemesanan dan 2 minggu untuk produksi.

Di periode tersebut, konsumen wajib membayar uang muka (down payment) dalam jumlah tertentu. Total DP ini digunakan untuk biaya produksi.

Dion menawarkan 20 desain kaos anyar setiap bulan. Tak hanya memilih desain sesuai selera, konsumen juga bisa memesan kaos sesuai ukuran yang diinginkan.

Desain-desain tersebut diunggah ke website www.underdogdivision.com serta beberapa akun media sosial, yaitu Facebook, Instagram, dan Twitter.

Selain memaksimalkan dunia maya, dia juga mengembangkan sistem pemasaran keagenan (reseller).

"Total agen kami berjumlah 20 orang. Mereka tersebar di berbagai kota besar, misalnya Jakarta, Bandung, Makassar, Bali, dan Medan. Kami memberikan potongan harga untuk menarik perhatian masyarakat yang ingin jadi agen," katanya.

Lantaran terus memperbarui desain-desain kaos setiap bulan, nama Underdog Division makin dikenal anak-anak muda penggemar musik di Indonesia.

Jika dulu mereka memulai bisnis dari 50 kaos, kini Dion dan ketiga kawannya sukses memproduksi 2.000 kaos saban bulan.

Melihat keuntungan yang besar dan pangsa pasar yang luas, Dion dan Dicky optimistis bisnis kaos band akan memiliki masa depan cerah. Kendati saat ini banyak pemain baru bermunculan, mereka tak takut untuk bersaing secara sehat.

Musik itu sudah menjadi kebutuhan utama bagi masyarakat Indonesia, khususnya anak-anak muda.

Selain memiliki album dan menonton konser, rasanya tak lengkap jika penggemar tak memiliki merchandise. "Makanya, kami yakin bisnis ini akan berkembang," kata Dion.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Saeno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper