Bisnis.com, JAKARTA - Inspirasi bisnis bisa datang dari mana saja. Termasuk kerajinan tangan berkonsep Pop Up. Hal inilah yang dilakukan Andre Surya Panuluh. Bersama pasangannya, Asti Amalina, dia merintis bisnis yang diberi nama CnS Pop Up sejak setahun lalu.
Ide Andre dan Asti memproduksi pop-up handicraft terjadi secara tak sengaja. Awalnya, mereka ingin memberi hadiah spesial bagi salah satu teman yang wisuda. Mereka pun mencari inspirasi hadiah unik dan atraktif di dunia maya.
Mereka mengamati beberapa blog asal luar negeri menampilkan produk kerajinanpop-up. Mencoba bereksperimen dan membuat bingkai foto berkonsep pop-upsecara otodidak. Setelah selesai, mereka memberi bingkai pop-up berisi wajah sang sahabat.
Tak lama berselang, beberapa teman Andre dan Asti tertarik memesan produk serupa. “Ternyata, banyak orang yang suka. Dari situ, kami berdua berpikir untuk mengolahnya hobi ini menjadi bisnis,” ujar pria asal Semarang, Jawa Tengah ini.
Andre dan Asti menjalankan bisnis ini dari mulut ke mulut (word of mouth). Lantaran pasar di Semarang terasa kurang bergairah, mereka pun mempromosikan produk CnS Pop Up ke dunia maya. Mereka membuat akun media sosial a.l. Instagram, Twitter, dan forum Kaskus.
Pesanan yang datang ternyata di lebih dari ekspektasi Andre dan Asti. Setelah mengunggah foto hasil karya pop-up handicraft, mereka mulai menerima pesanan dari konsumen yang tinggal di luar Semarang. “Status mereka rata-rata mahasiswa dan pekerja berusia muda. Mereka memesan produk ini untuk hadiah ulang tahun, peringatan hari jadi [anniversary], dan wisuda.”
Ada beberapa tahap pesanan yang harus dilalui. Pada mulanya, Andre akan menanyakan desain yang diinginkan dan informasi tentang penerima hadiah. Dia tak lupa meminta foto wajah dengan ukuran minimal 1Mb. Lebih lanjut, dia mulai bekerja di balik komputer menggunakan untuk mendesain. Setelah itu, dia mengirim desain ke konsumen untuk mendapat persetujuan. Konsumen bisa merevisi desain jika ada pernik-pernik yang ingin ditambahkan.
Jika konsumen setuju, Andre mencetak desain tersebut di atas kertas jenis Ivory. Dia bekerja sama dengan salah satu percetakan di Semarang agar gambar yang tercetak jernih. “Saya tidak menggunakan printer rumahan karena kualitas cetaknya kurang bagus. Tinta printer rumahan pun mudah luntur.”
CnS Pop Up menyediakan tiga jenis produk, yaitu kartu ucapan (soft cover dan hard cover), buku, dan bingkai foto. Tak hanya menawarkan custom design, dia juga membebaskan konsumen memilih ukuran. Karena itu, dia bekerja sama dengan perajin untuk memesan bingkai foto kayu berlapis kaca yang sesuai dengan konseppop-up handicraft.
Andre dan Asti mengerjakan produk pop-up handicraftmenggunakan keahlian tangan. Mereka membutuhkan waktu 1—2 minggu Untuk membuat sebuah kartu, buku, atau bingkai berkonsep pop-up.
Harga produk kerajinan CnS Pop Up dibanderol bervariasi mulai dari Rp75.000—Rp300.000 per buah. Harga tersebut disesuaikan dengan ukuran dan tingkat kerumitan desain. “Margin keuntungan yang kami peroleh mencapai 100%.”
Soal prospek bisnis, Andre dan Asti optimis bidang kerajinan tangan berkonsep pop-up masih digemari masyarakat untuk beberapa tahun mendatang. Hal ini terjadi lantaran keinginan orang memberikan hadiah spesial sudah menjadi kebutuhan. “Kunci dari bisnis ini adalah menjalankan sesuai dengan passion dan tak berhenti berkreasi menawarkan desain baru,” ujar Andre.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
