Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Leony Agus Setiawati Tak Sekadar Berbisnis Busana Muslim

Lebih dari satu dekade, bisnis fesyen pakaian muslim telah digeluti Leony Agus Setiawati. Jatuh-bangun, bangkrut-untung telah dilaluinya, hingga saat ini bisnisnya semakin berkembang dan mampu mempekerjakan 700 tenaga kerja.
Leony Agus Setiawati. Berbisnis busaha muslim/Istimewa
Leony Agus Setiawati. Berbisnis busaha muslim/Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA--Lebih dari satu dekade, bisnis fesyen pakaian muslim telah digeluti Leony Agus Setiawati. Jatuh-bangun, bangkrut-untung telah dilaluinya, hingga saat ini bisnisnya semakin berkembang dan mampu mempekerjakan 700 tenaga kerja.

Berawal dari usaha jual beli pakaian muslim pada 2001, alumnus Institut Pertanian Bogor tersebut mulai bertransformasi menjadi seorang pengusaha. Sedikit demi sedikit bisnis pakaian muslim tersebut dikembangkan dengan membuka butik hingga 2003.

Setahun kemudian, saat melakukan transisi ke bisnis konveksi dengan memproduksi pakaian sendiri dan menawarkan produknya ke toko, kebangkrutan malah menghampirinya, dan memaksanya untuk menjual seluruh aset berupa mesin jahit.

Dia pun berkontemplasi dan memetakan kelemahannya selama ini, dan dia sadar letak kegagalannya karena kurangnya jiwa kepemimpinan dan entrepreneurship. Selain itu, pengembangan bisnisnya tidak ditunjang dengan manajemen yang baik.

“Saya berpikir, apa yang menyebabkan kegagalan ini, dan ternyata manajemen internal yang kurang baik menjadi salah satu penyebabnya. Sejak saat itu, saya mulai untuk merapikan semua pembukuan dan memisahkan mana uang bisnis dan rumah tangga,” katanya.

Leony pun kembali bangkit dan memulai kembali bisnisnya dengan memproduksi pakaian muslim yang mengaplikasikan sulam tangan karena terinspirasi salah satu saudaranya yang terampil menyulam.

Dengan membuka konveksi di rumah dan mempekerjakan 4 orang, Leony memasarkan produknya dengan sistem konsinyasi ke beberapa toko.

Lambat laun, pakaian muslim dengan label Azka buatannya semakin dikenal, pesanan pun berdatangan. Hingga kemudian ia mampu berekspansi dengan menambah kapasitas produksi dan tenaga kerja yang ia pilih dari kalangan ibu-ibu rumah tangga untuk memenuhi permintaan.

“Saya terinspirasi untuk mengajak ibu-ibu rumah tangga di desa-desa untuk ikut membantu menyulam, karena mereka merupakan kelompok masyarakat berkemampuan rendah dan tidak dapat diserap oleh industri, padahal kebutuhannya sangat tinggi,” katanya.

Sekarang, ibu tiga anak tersebut telah memberdayakan 700 tenaga kerja yang mayoritas adalah tenaga lepas penyulam, dan memiliki 600 agen yang tersebar di berbagai daerah di Indonesia dan negri jiran, seperti Malaysia dan Singapura.

Saat ini, CV Azka Syahrani mampu memproduksi 20.000 potong pakaian dengan memberdayakan 12 maklun, hingga mendapatkan omzet mencapai ratusan juta tiap bulannya. Dia pun kemudian berencana untuk melakukan ekspansi dengan menambah kapasitas produksi hingga 30.000 potong per bulan.

Leony mengakui, usahanya tersebut dapat berkembang salah satunya didukung dengan manajemen kualitas dan produksi yang selalu ia terapkan. Untuk itu, pada 2007 ia menerapkan ISO 9001:2000 untuk semua proses bisnisnya.

Dia juga menetapkan standar prosedur kesalahan (SPK) yang harus diimplementasikan oleh semua pekerja demi memastikan kualitas produk yang baik. Dalam SPK tersebut tercantum beberapa ketentuan yang harus dipenuhi oleh para tenaga kerja.

Hasil pekerjaan yang telah diselesaikan oleh pekerja akan dicek oleh koordinator kelompok penyulam, sebelum disetorkan dan diperiksa ulang oleh tim quality control. Jika hasilnya memang tidak sesuai dengan standar, mau tidak mau hasil pekerjaan akan dikembalikan untuk diperbaiki.

Setiap tenaga penyulam akan dibayar sesuai dengan jumlah pakaian yang dapat mereka selesaikan, sehingga besar kecilnya upah sesuai dengan produktivitas masing-masing pekerja yang juga harus sesuai dengan standar kualitas yang ditetapkan perusahaan.

“Model pengerjaan sulam tangan dibawa ke rumah pekerja masing-masing, tapi tetap harus sesuai dengan standar yang telah ditetapkan, kalau ada yang salah atau kurang harus diulang,” katanya.

Sementara itu, untuk pengembangan bisnis ke depannya, selain meningkatkan kapasitas produksi, Leony juga terus memanfaatkan teknologi informasi untuk memasarkan produknya. Selain itu, berbagai tawaran menarik juga ia berikan kepada agennya agar lebih giat untuk menjual produknya.

“Margin keuntungan untuk para agen bisa mencapai 30% dari harga jual,” katanya.

Karena kegigihan dan dampak sosial positif yang ia ciptakan dari bisnisnya itu, perempuan ini pun mendapat berbagai penghargaan, di antaranya Peringkat I Young Entrepreneur Awards dari Bisnis Indonesia pada 2009, dan terakhir penghargaan sebagai UKM Mandiri dari Yayasan Dharma Bakti Astra.

Meskipun telah memiliki bisnis yang terbilang sukses, Leony tak pernah berhenti untuk belajar. Berbagai pelatihan dan pembinaan dari berbagai instansi ia ikuti untuk meningkatkan kemampuannya dalam bidang manajemen, marketing dan semua hal yang berhubungan dengan bisnis.

“Ikut pelatihan tak sekadar mendapatkan ilmu, tapi juga bisa mendapatkan jaringan dan petuan dari orang-orang yang telah lebih sukses dari kita,” katanya.

Leony juga yakin bahwa memiliki mimpi adalah salah satu motivasinya untuk sukses. “Mimpi menarik kita dan kita menarik mimpi,” katanya. Untuk itu, dia selalu bermimpi lebih tinggi, dan terus berusaha untuk mewujudkannya.

Adapun, saat ini Leony memproduksi pakaian muslim dengan merek Azka Syah, Qany, Amany dan AzkaSyah Eksklusif, dengan target pasar adalah keluarga muslim dan kalangan remaja dengan seri khusus yang dikeluarkannya.

Leony yakin, peluang bisnis di sektor pakaian muslim masih sangat besar. Apalagi kalangan menengah muslim di Indonesia saat ini semakin berkembang dan dinilai semakin religius dengan memilih fesyen sebagai identitas kemuslimannya.

“Ini tak sekadar bisnis, tapi bisa menjadi jalan dakwah dan syiar islam,” imbuhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Ismail Fahmi

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper