Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Meraup Untung dari Bisnis Jasa Outbound Provider

Meraup Untung dari Bisnis Jasa Outbound Provider
Ilustrasi/seskoal.tnial.mil.id
Ilustrasi/seskoal.tnial.mil.id

Bisnis.com, JAKARTA - Sumber daya manusia adalah salah satu faktor terpenting dalam sebuah bisnis, berbagai cara dilakukan untuk terus meningkatkan kualitas para pegawai salah satunya dengan menyelenggarakan outbound.

Kegiatan yang dilakukan di luar ruangan tersebut biasanya dilakukan dengan metode permainan yang bertujuan untuk meningkatkan kerja sama, soft skill dan mengasah keterampilan setiap peserta.

Agar lebih efisien dalam pelaksanaannya, banyak instansi yang lebih memilih menggunakan pihak ketiga dibandingkan dengan menyelenggarakannya secara mandiri.

Melihat fenomena tersebut, akhirnya outbound provider atau outbound organizer banyak dicari instansi-instansi baik swasta atau pemerintah, sehingga peluang bisnis pun terbuka lebar bagi bisnis penyelenggara outbound.

Salah satu yang mencoba peruntungan di bisnis outbound organizer ini adalah Fikri Abdillah yang mendirikan Bright Cordova outbound sejak 2008.

Dengan latar pendidikan sarjana psikologi, Fikri tertarik untuk memberikan pembelajaran terkait pengembangan karakter, pengembangan softskill dengan metode outbound.

Selain itu, ide bisnis ini juga didorong dengan kegemarannya pada kegiatan di luar ruangan dan berhubungan dengan alam, sehingga hobi dan latar pendidikannya tersebut dipadukan dalam dunia bisnis, sehingga terbentuklah sebuah outbound provider yang saat ini digawangi oleh Fikri dan lima orang rekannya.

Outbound merupakan salah satu metode pembelajaran dengan kemasan yang segar, atraktif dan ceria, di mana para peserta akan mendapatkan output yang lebih maksimal,” katanya.

Modal awal yang digunakannya untuk memulai bisnis ini hanya sekitar Rp300.000 yang digunakan untuk peralatan dan perlengkapan permainan pendukung outbound.

“Proyek pertama yang kami tangani adalah menangani 40 siswa TK dengan bayaran sebesar Rp750.000, dan setengahnya digunakan untuk membeli peralatan,” kenangnya.

Setelah hampir tujuh tahun bergelut di bidang ini, manajemen dan perencanaan paket juga semakin profesional, dan harga jasa ditentukan dari lokasi pelaksanaan outbound dan jumlah peserta.

“Kami dapat merancang paket outbound yang disesuaikan dengan budget klien, ini merupakan salah satu bentuk pelayanan kami kepada klien terutama untuk kalangan menengah ke bawah,” papar pria yang menjalankan bisnisnya di Solo, Jawa Tengah ini.

Bright Cordova juga memberikan harga yang transparan dengan rincian pengeluaran yang dilaporkan kepada klien, sehingga klien tidak akan merasa kecolongan atau kemahalan.

Selain itu, disediakan juga pelayanan purna jual berbentuk supervisi serta konsultasi gratis terkait perkembangan sumber daya manusia klien sesuai dengan goal setting yang telah ditentukan di awal.

Fikri memaparkan rata-rata harga paket outbound yang ditawarkan sekitar Rp90.000-Rp120.000 per orang untuk klien di sektor pendidikan, dan sekitar Rp150.000-Rp200.000 per orang untuk klien industri atau korporasi.

Saat ini Bright Cordova rata-rata bisa menangani empat proyek outbounddalam sebulan dengan jumlah peserta sekitar 50 hingga 200 orang. Di mana, musim panen bagi bisnis ini adalah pada saat liburan sekolah, akhir tahun dan long weekend.

“Omzet dalam satu bulannya bisa mencapai Rp50 juta,” katanya.

Untuk promosi dan pemasaran, Fikri mengaku tidak memiliki strategi khusus kecuali memanfaatkan relasi yang ada, serta menggunakan media online seperti website www.outboundvaganza.com, facebook dan minibanner yang dipasang di beberapa titik di jalanan Kota Solo.

Adapun, tantangan terbesar yang dialaminya selama ini adalah pola pikir masyarakat yang menganggap outbound sebagai kegiatan yang mahal, padahal bisa dinikmati oleh siapa saja dengan harga yang proporsonal.

“Selain itu, bagaiman bisa mencari lokasi alternatif yang tidak mainstreamsehingga bisa menjadi pembeda dengan provider lain,” katanya.

Sementara itu, strategi yang akan diambil untuk mengembangkan bisnis ini ke depannya adalah bekerja sama dengan agen perjalanan, biro psikologi dan masuk ke dalam forum Human Resource Consultant.

“Kami juga akan menyebar proposal ke instansi-instansi, serta promosi melalui media massa seperti koran dan radio agar bisa menjangkau lebih banyak calon klien,” katanya.

Sasar Kota Berkembang

Selain Fikri, pemain lain yang tergiur untuk terjun dalam bisnis ini adalah Fathi Al Shyrot yang baru saja mengawali bisnisnya dengan bekerja sama dengan rekan-rekannya yang mayoritas merupakan game master dantrainer.

“Teman-teman saya banyak yang menjadi fasilitator outbound, mereka banyak bercerita bagaimana bisnis ini berjalan, dan ternyata bisa sangat prospektif jika dikembangkan dan di bawa ke daerah berkembang,” katanya.

Fathi menilai, kota atau daerah berkembang merupakan sasaran empuk untuk mengembangkan bisnis ini, karena belum banyak outbound provideryang menyasar pangsa pasar tersebut.

Selain itu, biaya administrasi, sewa tempat dan perlengkapan lainnya di daerah berkembang cenderung lebih rendah dibandingkan di kota-kota besar.

Sehingga, dalam waktu dekat dia akan membuka kantor di daerah Cirebon, Jawa Barat, dengan harapan dapat menarik klien dari daerah sekitarnya seperti Kuningan, Indramayu dan Majalengka.

Untuk memulai bisnis ini, Fathi menggelontorkan dana tak lebih dari Rp100 juta yang digunakan untuk sewa gedung, perizinan ke pemerintah daerah, merekrut tenaga kerja, penyediaan perlengkapan serta biaya operasional untuk beberapa bulan.

Adapun, paket outbound termurah yang ditawarkan sebesar Rp275.000 hingga Rp1,5 juta perorang tergantung fasilitas yang diinginkan dengan lokasi penyelenggaraan di bilangan Jakarta, sedangkan untuk di daerah harganya lebih rendah dari paket tersebut.

“Margin keuntungannya bisa mencapai 25%,” katanya.

Sebagai salah satu strategi untuk menarik klien, Fathi tak hanya membuat paket outbound dengan goal setting untuk pengayaan sumber daya manusia, tetapi juga membuat paket family gathering yang mengedepankan kebersamaan dan senang-senang.

Sementara itu, tantangan yang dihadapinya dalam mengembangkan bisnis ini di daerah lebih pada promosi dan pengenalan konsep outboundterhadap masyarakat yang selama ini belum mengenal atau menganggap kurang penting terhadap kegiatan outbound.

“Padahal outbound sangat penting untuk meningkatkan softskill pegawai atau anak didik di sekolah,” katanya.

Meski demikian, Fathi tetap optimistis bisnis yang dijalaninya akan tetap berkembang seiring dengan terbukanya dan meningkatnya pemahaman masyarakat terhadap peningkatan kualitas SDM. (Bisnis.com)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper