Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Mayanda Jaya Modifikasi Keripik Pisang Lampung

Salah satu keripik pisang yang saat ini sudah banyak dikenal adalah keripik pisang cokelat asal Lampung. Popularitas tersebut membuat Diah Mayanda mencoba peruntungan pada produk serupa dengan inovasi baru.
Mayanda Jaya Modifikasi Keripik Pisang Lampung./JIBI
Mayanda Jaya Modifikasi Keripik Pisang Lampung./JIBI

Bisnis.com, JAKARTA - Salah satu keripik pisang yang saat ini sudah banyak dikenal adalah keripik pisang cokelat asal Lampung. Popularitas tersebut membuat Diah Mayanda mencoba peruntungan pada produk serupa dengan inovasi baru.

Sejak 2013, Diah kemudian memproduksi keripik pisang lampung dengan gaya baru. Dia membuat keripik pisang dengan tekstur bergelombang, berbeda dengan keripik lain yang biasanya diiris rata dan tipis.

Diah pun mengemas produknya dengan lebih modern, berbeda dengan keripik pisang cokelat lampung yang biasa dijajakan di toko oleh-oleh. Dia juga menawarkan keripik pisang dengan rasa yang variatif, seperti rasa cokelat, melon, susu dan keju, di mana setiap bungkusnya dijual dengan harga Rp20.000.

“Saya juga sengaja hanya memasarkannya secara online dan fokus ke luar Lampung, karena kalau mengambil pasar di sini persaingan dengan produsen keripik pisang coklat sangat ketat,” katanya.

Produk dengan merek Keripik Pisang Mayanda tersebut dijual melalui website mayandajayafood.com, serta akun Instagram @mayandajayafood. Selain itu produk tersebut juga bisa didapatkan dari reseller dan agen yang telah tersebar di berbagai daerah di Indonesia hingga Malaysia dan Singapura.

Dalam sepekan, Diah bisa mendapatkan pesanan hingga 150 kg keripik, atau sekitar 1.000 bungkus keripik dengan kemasan 150 gram. Jumlah tersebut bisa meningkat hingga 3 kali lipat pada saat liburan sekolah dan libur Lebaran.

“Peningkatan pesanan banyak terjadi pada akhir tahun, karena konsumen ingin menjadikannya sebagai oleh-oleh saat liburan,” katanya.

Dalam waktu dekat, Diah juga segera meluncurkan produk dengan kemasan baru dengan isi dan harga yang lebih kecil. Fungsinya untuk menyasar kalangan masyarakat yang lebih luas.

“Selama ini kami memang menyasar kelas premium, tapi saat mencoba masuk ke kalangan menengah ke bawah dengan harga yang lebih murah ternyata juga cukup menguntungan,” katanya.

Dia berharap, bisnis kuliner yang mengangkat produk makanan tradisional ini bisa semakin populer, seiring dengan tren masyarakat yang mulai kembali melestarikan produk-produk lokal dengan cita rasa yang beragam.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper