Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Apron Gaya asal Yogyakarta Ala Duurzam

Semakin populernya penggunaan celemek atau apron di berbagai kalangan profesi, membuat bisnis pembuatan apron ini semakin berpeluang besar. Tak heran banyak pemain baru yang mulai mencoba peruntungan di bisnis produksi celemek.
Apron Yogyakarta/duurzam
Apron Yogyakarta/duurzam

Bisnis.com, JAKARTA - Semakin populernya penggunaan celemek atau apron di berbagai kalangan profesi, membuat bisnis pembuatan apron ini semakin berpeluang besar. Tak heran banyak pemain baru yang mulai mencoba peruntungan di bisnis produksi celemek.

Salah satu pemain yang ikut terjun dalam bisnis pembuatan apron ini adalah Bowo Harso Nugroho. Pria asal Yogyakarta tersebut mulai membuat apron dengan merek Duurzaam sejak dua bulan lalu.

Meskipun terhitung sangat baru menjalankan bisnis ini, Bowo sudah menerima banyak pesanan pembuatan apron dari berbagai kota di Indonesia.
Awalnya, pemesan apron buatannya berasal dari lingkungan terdekatnya, yang mengenalnya dan melihat produknya melalui gambar profil yang dia pasang di aplikasi pesan singkat.

Setelah melakukan pemasaran secara online, melalui forum jual beli online dan berbagai media sosial, seperti akun Instagram @duurzaam_original, pesanan pun terus meningkat.

Sementara itu, proses produksi yang dilakukan dimulai dari pemotongan bahan baku kain sesuai dengan pola apron yang diinginkan, pemasangan ring O untuk tali, dan pembuatan strap. Setelah itu pembubuhan logo secara bordir maupun grafir. “Dalam sehari, bisa memproduksi dua hingga tiga buah apron, tergantung dari pesanan yang datang,” katanya.

Saat ini, dalam sebulan dia bisa memproduksi hingga 30 buah apron. Masing-masing apron tersebut dijual dengan harga Rp170.000 hingga Rp190.000.
Selama ini, Duurzaam memproduksi tiga jenis apron, yang masing-masing dibedakan dari jenis bahan yang digunakan yakni denim, marsoto hitam dan marsoto cokelat, sedangkan sisanya merupakan desain apron customized yang dipesan pelanggan.

“Untuk lama produksi desain customized membutuhkan waktu sekitar tiga hari hingga satu minggu, tergantung tingkat kesulitan dan banyaknya pesanan,” katanya.
Adapun, konsumen yang selama ini menjadi target utama pemasaran Duurzaam adalah barista dan pegawai barbershop, serta beberapa koki yang menggunakan apron untuk memasak.

Dalam waktu dekat, Bowo berencana untuk berinovasi dalam penggunaan bahan baku, seperti menggunakan bahan kulit untuk strap atau tali apron.
Dengan melihat perkembangan permintaan yang cukup tinggi dalam beberapa bulan ini, Bowo merasa optimistis bisni yang dijalankannya memiliki prospek yang cerah.
Hal itu didukung dengan belum banyaknya produsen apron terutama yang menyediakan jasa pembuatan dengan desain customized. Selain itu, apron juga digunakan untuk berbagai macam profesi seperti pemangkas rambut, koki, tukang kayu, montir hingga penjual vapor.

Di sisi lain, semakin menjamurnya kedai kopi di hampir semua daerah di Indonesia, juga membuat kebutuhan terhadap pasokan apron juga ikut terdongkrak. “Apron akan menjadi kebutuhan sekunder seperti baju, sehingga permintaannya juga akan terus meningkat,” paparnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper