Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ajak Si Kecil Memasak, Dapur Anak Raih Omzet Rp37,5 Juta

Anak-anak biasanya punya rasa ingin tahu yang tinggi, termasuk tentang proses masak memasak di dapur. Rasa ingin tahu tersebut dapat menjadi sumber cuan yang menarik bagi pelaku usaha.
Fuji Astuty, Pendiri dan Head Chef Instructor Dapur Anak/dapuranak.com
Fuji Astuty, Pendiri dan Head Chef Instructor Dapur Anak/dapuranak.com

Bisnis.com, JAKARTA – Anak-anak biasanya punya rasa ingin tahu yang tinggi, termasuk tentang proses masak memasak di dapur. Rasa ingin tahu tersebut dapat menjadi sumber cuan alias penghasilan yang menarik bagi pelaku usaha.

Dapur Anak, usaha yang didirikan Awaludin dan Fuji Astuty pada 2008 sudah lama menggeluti bisnis memasak yang mengajak anak-anak ke dapur. Mereka memfasilitasi rasa ingin tahu anak lewat kursus belajar memasak dengan konsep cooking is fun.

Lewat berbagai program belajar untuk anak usia lima hingga 14 tahun, Dapur Anak mampu membukukan omzet puluhan juta tiap bulan.

“Omzetnya sekitar Rp37,5 juta dengan persentase laba 35%,” kata  Awaludin kepada Bisnis.

Jumlah itu didapat dari perhitungan rata-rata peserta kursus 25 orang per bulan dengan biaya paket kelas reguler Rp1,2 juta – Rp1,5 juta per empat kali pertemuan untuk durasi dua jam.

Di luar itu, masih ada juga pendapatan dari paket nonreguler seperti kelas privat, program one day class yang biasanya dilakukan pada saat musim liburan sekolah, field trip, cooking tour, atau cooking event seperti pada ulang tahun.  

Awaludin menuturkan, prospek bisnis yang berkaitan dengan bidang kuliner masih terus moncer. Meski penyedia kursus memasak untuk anak-anak semakin banyak, pasar yang tergarap masih sedikit.

“Bisnisnya bisa dibilang masih menjanjikan dan permintaan cukup tinggi, terutama pada masa liburan pertengahan tahun dan akhir tahun, bisa dua kali lipat,” ujarnya.

Sejauh ini, segmen konsumen yang disasar Dapur Anak berasal dari kalangan menengah ke atas yang berasal dari sekitar Jakarta.

Mereka datang ke Dapur Anak karena melihat promosi di internet dan media sosial seperti Instagram, Facebook dan Twitter dengan akun @DapurAnak.

Para orang tua mulai menyadari pentingnya mengajarkan kegiatan memasak sejak dini kepada anak-anaknya.

Lewat kursus memasak, anak akan belajar pentingnya kebersamaan, kreativitas, kemandirian, serta mengenal nilai gizi.

Awaludin juga menjelaskan kegiatan di kursus tak hanya bermanfaat untuk menumbuhkan kecintaan pada dunia memasak, tetapi juga untuk pengembangan di bidang lain seperti matematika, motorik kasar dan halus.

Cooking class bisa menjadi referensi untuk mengembangkan skill life. Kami juga memadukan kursus dengan pengetahuan entrepreneurship kuliner sehingga ada anak usia SMP yang bahkan sudah bisa menerima orderan,” katanya.

Dia melihat banyak anak laki-laki juga mulai senang beraktivitas di dapur, terutama mereka yang memang orangtuanya senang memasak di rumah. Hal ini terlihat dari persentase peserta kursusnya, yakni 60% perempuan dan 40% laki-laki.

Diakuinya tak semua anak hobi memasak. Ada juga yang memang dibawa oleh orang tua dengan segudang harapan agar anak menyenangi bidang tersebut.

Untuk kondisi tersebut dia biasanya mengajak diskusi dan trial terlebih dulu, baik orang tua maupun anak agar program yang diberikan bisa lebih tepat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Ropesta Sitorus
Editor : Saeno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper