Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Merdunya Bisnis Studio Musik dan Rekaman Rumahan

Perkembangan industri hiburan khususnya di dunia musik dalam negeri, membuat peluang usaha yang berhubungan dengan bidang tersebut ikut tumbuh.
Studio musik/michaelsimpsonjr.com
Studio musik/michaelsimpsonjr.com

Bisnis.com, JAKARTA -- Perkembangan industri hiburan khususnya di dunia musik dalam negeri membuat peluang usaha yang berhubungan dengan bidang tersebut ikut tumbuh.

Bagi orang yang telah lama bergerak di dunia musik, memiliki perlengkapan dan perlatan musik yang lengkap di rumahnya, atau telah memiliki studio pribadi sepertinya sudah menjadi hal wajib.

Ketimbang hanya digunakan sesekali saat akan membuat karya pribadi, studio tersebut bisa menghasilkan pendapatan yang lumayan dengan menyewakannya dan menawarkan jasa rekaman. Studio rekaman tersebut bisa menyasar para pemusik pemula yang ingin menghasilkan karya dengan bujet seminimal mungkin, tetapi dengan kualitas yang maksimal.

Seperti yang dilakukan Herquanto Bimanesh yang mulai menyewakan studio musiknya dengan Egzalte Studio sejak 2011. Awalnya, studio tersebut hanya digunakan untuk keperluan merekam karya-karya pribadinya.

Setelah melakukan perbincangan dengan rekan-rekan musisi, serta pengalaman pribadinya selama ini, dia pun terpikir untuk menyewakan studio dengan harga yang relatif murah, karena selama ini sangat sulit mendapatkan studio rekaman dengan kualitas baik dan harga terjangkau di kawasan Jabodetabek.

Saat membangun studio rekaman ini, Bima harus merogoh kocek sekitar Rp150 juta yang digunakan untuk melengkapi ruangan dengan peredam suara senilai Rp90 juta, satu set komputer senilai Rp8 juta, alat rekam senilai Rp15 juta, mikrofon seharga Rp15 juta, dan sisanya digunakan untuk peralatan musik dan kabel.

Bima menawarkan beberapa jasa audio yang bisa dilakukan di studionya, antara lain tracking yang biasanya dilakukan oleh band untuk merekam karyanya. Tarif untuk jasa ini dipatok sebesar Rp300.000 per shift, atau Rp2.000 per setengah shift.

Ada juga jasa mixing atau proses pasca produksi untuk mencampur segala jenis bunyi-bunyian agar terdengar sebagai satu-kesatuan yang harmoni. Untuk jasa ini, Egzalte mamatok tarif sebesar Rp250.000 per lagu.

Selain itu, ada juga jasa mastering atau proses pasca produksi untuk polesan terakhir untuk mengatur keseimbangan antara frekuensi dan volume sehingga karya layak tayang. Klien harus mengeluarkan biaya sebesar Rp150.000 per lagu untuk jasa ini.

Tarif

Egzalte juga menerima jasa music aranging, yaitu produksi musik mulai dari pemilihan jenis suara, aransemen bagian lagu dan musik, hingga proses rekaman instrumen sesuai keinginan klien.

“Untuk music aranging klien tinggal datang dan bernyanyi untuk direkam suaranya, biasanya yang menggunakan jasa ini adalah para penyanyi solo. Tarif jasa ini dimulai dari harga Rp400.000,” katanya.

Di samping jasa-jasa tersebut, Bima juga bisa menerima permintaan pembuatan jingle untuk mempresentasikan sebuah produk, serta pembuatan scoring atau aransemen musik latar untuk drama, operet atau film. Masing-masing jasa tersebut ditarif  dengan harga mulai dari Rp500.000.

Untuk bisa melakukan rekaman di studionya, Egzalte Studio selalu menawarkan workshop untuk membahas konsep dan keinginan klien. Selain untuk mendapatkan gambaran kasar, juga bisa untuk menghitung efisiensi waktu pengerjaan proyek.

Jika tidak, klien bisa membawa audio referensi proyek sebelumnya atau referensi artis yang sesuai dengan proyek yang diinginkan. Setelah konsepnya dapat diterima, maka proses pengerjaan satu proyek paling cepat membutuhkan waktu sekitar dua jam.

Dalam sebulan, Egzalte studio bisa menerima proyek sebanyak 12 shift tracking serta mixing atau mastering 20 lagu, atau mendapatkan satu proyek dalam satu bulan yang memerlukan waktu sebanyak 20 shift.

Bima mengaku selama ini konsumen yang disasar adalah musisi pemula atau intermediate dari kalangan pelajar dan mahasiswa, sehingga harga yang ditawarkan juga relatif terjangkau untuk kantong konsumennya.

“Promosi dilakukan melalui penyebaran flyer dan melalui media online, tetapi promosi yang paling efektif masih dari mulut ke mulut,” katanya.

Saingan

Pria yang berdomisili di Depok tersebut mengaku persaingan di bisnis studio musik saat ini sangat ketat, karena siapa pun bisa dengan mudah mendapatkan peralatan rekaman yang terjangkau.

Meski demikian, dia optimistis bisa tetap bertahan selama bisa memberikan pelayanan yang terbaik dengan harga yang terjangkau, serta tanpa perlu memberikan biaya tambahan bagi klien.

Walau pun mudah mendapat alat rekam tapi tidak semua orang bisa memaksimalkan penggunaannya. Alat rekam senilai ratusan juta rupiah bisa terdengar murah jika penggunaannya tidak dimaksimalkan. Sebaliknya, alat murah bisa terdengar mahal jika bisa dioperasikan dengan baik.

“Di sini studio rekaman berperan, selain menyewakan tempat juga harus bisa menyewakan kemampuan merekam yg baik, sehingga bisa mendapatkan kepercayaan klien,” katanya.

Dalam waktu dekat, dia akan mengembangkan bisnisnya dengan menambah kelas kursus untuk instrumen musik, vokal, teori musik dan audio production.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Nancy Junita
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper