Bisnis.com, JAKARTA – Kursus memasak khusus untuk anak-anak mungkin baru booming di kota-kota besar seperti Jakarta. Tetapi permintaan di daerah ternyata sangat tinggi membuat beberapa pebisnis tertarik mengadopsi konsep kursus yang ada di Ibukota.
Tingginya permitaan untuk kursus memasak khusus anak-anak membuat Joyce D. Thedjasurya berniat mengembangkan bisnis kursus memasak khusus anak-anak miliknya hingga ke luar Jakarta.
Saat ini, pusat kursus memasak dengan merek Koki Kecilku sudah berdiri di dua tempat, yakni di Taman Anggrek dan Gading Serpong. Joyce bercita-cita mulai tahun depan lembaga kursusnya bisa punya cabang di daerah dengan sistem kemitraan atau waralaba.
“Sekarang fokus Koki Kecilku masih di wilayah Jakarta, tapi sudah banyak orang dari luar kota yang minat dan meminta kami buka franchise, misalnya Bandung, Bogor, Medan, Kalimantan dan Manado. Respons publik untuk kursus memasak khusus anak memang sangat tinggi,” kata Joyce kepada Bisnis.com.
Ketika membangun Koki Kecilku, dia memperkirakan kalangan orang tua di Indonesia sudah mulai punya minat untuk membawa anak-anaknya ke kursus memasak. Namun perempuan 33 tahun ini tak menduga respons khalayak terhadap bisnis yang dia rintis pada awal 2012 lalu itu bertumbuh sangat pesat.
Hal itu dia duga antara lain karena efek beberapa program acara dan lomba masak memasak di media televisi. Apalagi beberapa murid kursus Koki Kecilku mampu lolos menjadi finalis Junior Masterchef Indonesia, program lomba memasak khusus anak-anak di televisi.
“Pertumbuhan bisnisnya sangat cepat karena demand-nya juga besar. Banyak orang tua yang mengatakan mereka memang mencari-cari info tentang tempat kursus memasak di internet karena anak-anak mereka senang memasak tapi mereka tidak mau dapurnya jadi berantakan,” katanya.
Ide awal Joyce mendirikan Koki Kecilku memang karena terdorong perubahan pola pikir para orang tua dewasa ini. Banyak orang yang mulai peduli dengan aspek pendidikan pada anak sejak usia dini, termasuk untuk mengenalkan anak-anak mereka pada dapur.
Rata-rata langkah yang diambil orang tua memasukkan anaknya di berbagai kursus untuk mendukung nilai akademiknya di sekolah, mulai dari kursus bahasa, matematika, pengetahuan alam, atau pengetahuan sosial. Namun, hal tersebut diduga membuat anak-anak justru rentan merasa tertekan.
Joyce yang punya latar belakang di bidang pendidikan anak-anak pun berpikir mencari alternatif cara belajar yang seru tetapi mampu mendukung tumbuh kembang anak. Salah satu kegiatan yang diyakininya punya banyak manfaat adalah memasak.
Kursus memasak tidak bertujuan membuat anak menjadi koki, tetapi proses edukasi lewat media masak memasak. Ketertarikan anak untuk memasak sebenarnya besar tapi banyak orang tua di rumah bingung bagaimana memfasilitasinya.
“Yang ada malah sebagian melarang anak ke dapur. Makanya di sini kami memfasilitasinya dengan menyiapkan semua peralatan yang aman bagi anak-anak dan membuat kurikulum belajar yang fun,” tuturnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
