Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PELUANG BISNIS: Garap Frozen Food Bakso Tahu

Variasi makanan beku yang hadir di tengah masyarakat saat ini makin beragam, tak sekadar nugget atau sosis, tetapi juga tahu bakso
Bakso tahu berbahan baku ayam/disnak.jabarprov.go.id
Bakso tahu berbahan baku ayam/disnak.jabarprov.go.id

Bisnis.com, JAKARTA- Variasi makanan beku yang hadir di tengah masyarakat saat ini makin beragam, tak sekadar nugget atau sosis, tetapi juga tahu bakso.

Salah satu pelaku usaha yang menangkap peluang bisnis dengan membuat frozen food adalah Evie Kusnindya. Dia membuat tahu bakso dan chicken roll dengan merek Vidi.

Evie memulai bisnisnya karena kegemarannya mengotak-atik resep, serta keinginannya untuk menghidangkan makanan sehat bagi keluarga tercinta.

Karena sering membuat makanan beku untuk acara keluarga, saudara-saudaranya lantas mendorongnya untuk mencoba menjual produknya tersebut. Hal itu juga didorong oleh suaminya hingga dia yakin untuk menjadikan frozen food ini sebagai bisnis sampingannya.

Akhirnya, dengan modal kurang dari Rp500.000 untuk membeli bahan baku dan bumbu, ibu dua anak tersebut pun memulai bisnis makan bekunya. Evie pun memproduksi tiga jenis frozen food, yakni tahu bakso ayam, tahu bakso udang dan chicken roll.

“Saya melihat belum banyak orang yang memproduksi tahu bakso dengan bahan ayam dan udang, karena selama ini yang banyak beredar itu tahu bakso sapi,” katanya.

Untuk itu, dia melihat masih ada peluang pasar yang masih terbuka untuk produk buatannya tersebut. Apalagi, produk usaha rumahan juga sekarang sedang naik daun karena dinilai lebih terjamin kebersihan dan kandungan gizinya.

Saat pertama kali meluncurkan produknya, respons yang diterima dari konsumennya lumayan baik. Kebanyakan pembeli menilai frozen food yang dibanderol Rp10.000 per kemasan tersebut terlalu murah dibandingkan dengan tahu bakso yang selama ini beredar.

“Marginnya memang masih kecil, dan itu sebagai salah satu strategi saya untuk membuka pasar. Yang penting konsumen kenal dulu dengan merek dan produk ini, supaya ke depannya lebih mudah pengembangannya,” katanya.

Saat ini, Evie membatasi jumlah produksi makanan bekunya hingga 20 pak per hari dengan jangkauan daerah Solo dan sekitarnya. Selain karena masih terbatasnya kapasitas produksi, Evie juga ingin memastikan kualitas produknya tetap terjaga.

Selain itu, dia juga gencar mempromosikan produknya melalui akun media sosial pribadinya, aplikasi Blackberry Mesennger hingga promosi langsung kepada teman dan jaringan kenalannya.

“Banyak orang yang suka karena proses penyajiannya sangat praktis, tinggal digoreng atau direbus, serta bisa tahan hingga satu pekan meskipun tanpa bahan pengawet,” katanya.

Ke depannya, Evie berkeinginan untuk terus meningkatkan kapasitas produksinya, hingga memperbaiki kemasan produk supaya bisa menjangkau konsumen lebih luas.

Dia optimistis bisnis yang dijalankannya tersebut masih memiliki peluang yang cukup besar, di tengah masyarakat yang semakin sibuk dan menginginkan segala hal yang praktis tetapi tetap sehat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper