Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Menjaring Laba dari Bisnis Kelambu Antiserangga

Nyamuk dan serangga bisa menjadi musuh yang banyak dibenci manusia. Selain karena bisa menggigit dan menyebabkan kegatalan, nyamuk berpotensi menyebarkan penyakit, seperti malaria dan demam berdarah.
Bentuk atap bulat, dengan rangka atap dari kayu, pakai pintu, pakai renda. /kelambubandung
Bentuk atap bulat, dengan rangka atap dari kayu, pakai pintu, pakai renda. /kelambubandung

Bisnis.com, JAKARTA - Nyamuk dan serangga bisa menjadi musuh yang banyak dibenci manusia. Selain karena bisa menggigit dan menyebabkan kegatalan, nyamuk berpotensi menyebarkan penyakit, seperti malaria dan demam berdarah.

Berbagai cara dilakukan untuk membasmi nyamuk, mulai dengan menggunakan lotion antinyamuk, membakar obat nyamuk, hingga pengasapan. Namun, cara-cara tersebut dinilai berdampak negatif karena menggunakan bahan-bahan kimia yang bisa berbahaya jika terhirup oleh manusia.

Untuk itu, banyak masyarakat yang mulai kembali ke cara tradisional, terutama untuk melindungi bayi dan anak-anak, yakni dengan menggunakan kelambu antinyamuk di sekeliling tempat tidur, sehingga nyamuk tidak bisa masuk dan mengganggu saat tidur.

Kelambu merupakan sebuah tirai tipis, tembus pandang, dengan jaring-jaring yang dapat menahan berbagai serangga untuk masuk. Jaring-jaringnya dibuat sedemikian rupa sehingga walaupun serangga tidak dapat masuk, tetapi masih memungkinkan dilalui udara.

Melihat kebutuhan dan permintaan kelambu yang semakin meningkat, membuat beberapa pelaku usaha mulai mencari celah dalam bisnis ini. Banyak yang mengambil kesempatan dan keuntungan dengan memproduksi kelambu, atau sekadar menjadi distributor dan reseller berbagai macam kelambu.

Salah satu pelaku usaha yang tak menyia-nyiakan peluang bisnis tersebut adalah pasangan suami istri Pendi Feisel dan Ela Nurlaela, yang memproduksi kelambu sejak Februari 2005.

Saat itu, pasangan suami-istri asal Bandung tersebut baru dikarunai seorang anak. Karena tidak mau anaknya digigit nyamuk dan merasa kasihan kalau menggunakan obat nyamuk, akhirnya mereka mencari kelambu sebagai pelindung dari serangga.

Berdasarkan dari kasus dan kebutuhan yang dialami sendiri tersebut, mereka pun akhirnya tertarik untuk mencoba berbisnis kelambu. Awalnya mereka hanya memasarkan kelambu buatan orang lain secara online.

“Saat itu kami tidak mengeluarkan modal sama sekali, hanya mengambil dari orang lain dan dipasarkan secara online,” papar Pendi.

Melihat permintaan yang cukup besar terhadap produk-produk kelambu, Pendi dan Ela pun mulai mencoba untuk memproduksi sendiri kelambu. Mereka membeli bahan jaring kelambu dari pabrik dan meminta tukang jahit langganan untuk menjahit kelambu.

Saat ini, Pendi bisa memproduksi sekitar 100 kelambu dalam sebulan yang dibantu oleh lima orang tenaga kerja. Ada tiga jenis kelambu yang dibuat, yakni kelambu tanpa obat nyamuk, kelambu dengan obat nyamuk celup biasa, dan kelambu dengan obat nyamuk permanen.

Sementara itu, kelambu-kelambu tersebut diproduksi dengan desain dan ukuran yang berbeda. Setidaknya ada enam macam seri kelambu yang diproduksi, yakni super king tile seharga Rp186.000,bella king family seharga Rp166.000, rocky king kupu-kupu yang dibanderol Rp146.000, bella king elanetyang dijual dengan harga Rp146.000, classic family seharga Rp144.000, dan super classic family seharga Rp360.000.

“Selama ini omzet dari penjualan kelambu dalam sebulan berada pada kisaran Rp10 juta – Rp30 juta dengan margin keuntungan sekitar 20%,” paparnya.

Selama ini, Pendi tetap konsisten memasarkan produknya secara online. Jika dulu hanya dipasarkan melalui aplikasi chatting, sekarang Pendi sudah membangun website e-commerce dengan alamat kelambubandung.com.

Setelah menjalani bisnis ini selama satu dekade, Pendi menilai persaingan dalam industri kelambu semakin ketat. Pabrik-pabrik besar sudah mulai melirik kelambu sebagai pasar yang potensial, dan mengeluarkan produk massal. Selain itu produk-produk dari China pun sudah membanjiri pasar dengan harga yang sangat murah.

“Sekarang saingannya dengan produsen-produsen besar, supaya bisa tetap bertahan di bisnis ini harus bisa mempertahankan kualitas dan terus berinovasi dari segi produk dan desainnya,” katanya.

Meski demikian, Pendi tetap optimistis bisnisnya masih tetap bisa bersaing, karena potensi dan prospek produk kelambu di masa depan masih sangat cerah, seiring semakin meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap kesehatan dan penggunaan bahan-bahan kimia.

“Kelambu menjadi satu-satunya solusi untuk terhindar dari nyamuk tanpa menggunakan bahan kimia, produk ini masih terus berkembang dan saya yakin akan semakin booming dalam beberapa tahun ke depan,” katanya. []

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Fatkhul Maskur
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper