Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Prospek Cerah Bisnis Penyediaan Bahan Baku Es Krim

Semakin meluasnya bisnis es krim mendorong semakin tingginya permintaan bahan baku dan mesin pembuat es krim, sehingga membuat usaha penyediaan bahan baku juga semakin cerah.
Es krim/wisegeek.com
Es krim/wisegeek.com

Bisnis.com, JAKARTA -- Semakin meluasnya bisnis es krim mendorong semakin tingginya permintaan bahan baku dan mesin pembuat es krim, sehingga membuat usaha penyediaan bahan baku juga semakin cerah. 

Salah satu dari sederet pelaku usaha yang mengambil peluang sebagai distributor bahan baku es krim ini adalah Tary Hidayat yang berdomisili di jalan Kasuari Raya, Perumnas I Bekasi Barat, Jawa Barat. Dia berjualan secara online lewat situs www.mesinresto.com bersama rekannya sejak Januari 2010.

Awalnya Tary berbisnis es krim biasa. Dia kerap mengedukasi pasar dengan menulis tip bagaimana cara pengolahan dan memilih mesin es krim yang baik. Namun karena banyak orang mulai sering bertanya penjual mesin, dia akhirnya membuka outlet untuk berjualan mesin es krim.

“Dulu kami mainnya di mesin, lama-lama berkembang karena banyak yang minta yang lain seperti cone untuk es krim, sampai sekarang jadinya menyediakan bahan-bahan baku untuk hard ice cream, soft ice cream dangelato sehingga bisa menjadi one stop shopping,” ujarnya.

Model bisnis Tary yakni penjualan bahan baku es krim dan mesin secara online. Dia hanya memajang beberapa produk di toko dan sisanya ditampilkan di katalog. Pemesanan dalam dilakukan lewat email atau sms ke nomornya yang dia cantumkan di situs website.

Selama ini pelanggannya berasal dari berbagai kalangan, baik pelaku usaha pemula ataupun yang sudah lama berkecimpung di bisnis pembuatan es krim. Bagi para pemula, dia kerap menyediakan waktu untuk konsultasi sebelum mereka memutuskan membeli produknya.

Bisnis es krim, kata Tary, adalah usaha yang fleksibel, boleh dilakukan secara professional dengan modal besar, boleh juga dengan modal cekak.

Kalau langsung memilih pengolahan gelato maupun soft ice cream (sejenis dengan yang ada di restoran fast food), maka perlu investasi membeli mesin. Mesin yang dijual Tary harganya minimal Rp50 juta untuk mesin buatan China dan di atas Rp50 juta untuk mesin es krim buatan Amerika atau Korea.

Bagi pengusaha pemula dengan modal berbatas, dia menyarankan cukup memakai blender atau mixer yang ada di rumah. Usaha es krim yang dia sarankan adalah dalam bentuk hard ice cream (seperti es krim berbentuk literan yang banyak dijual di supermarket).

Selama ini produk yang paling banyak dicari konsumen adalah bahan baku berupa powder pembuatan es krim serta pasta khusus gelato dengan berbagai pilihan rasa.

Harganya bervariasi, misalnya powder soft ice cream dibanderol Rp67.000-Rp85.000 per kilogram (untuk 40-50 cone). Sementara powder hard ice cream dibanderol Rp73.000 – Rp 82.000 per kilogram (untuk 6-7 liter es krim.

Adapun, pasta gelato dijual dengan harga Rp95.000 – Rp120.000 per kilogram (untuk produk jadi 5-6 liter).

Selain itu, Tary juga menyediakan keperluan pendukung lainnya seperti cone, waffle dengan berbagai bentuk, hingga aneka topping cair.

Dia bekerjasama dengan produsen dari berbagai daerah hingga negara.  Misalnya, powder dan pasta gelatonya diimpor dari Italia.

“Gelatonya memang industry lokal di sana dan bahan-bahannya masih impor sehingga sertifikasi halalnya belum ada,” jelasnya.

Dia tidak menerapkan minimum order, pelanggan bisa membeli dalam jumlah kecil hingga dalam satuan ton. Untuk pembelian besar minimal 12 kilogram untuk rasa yang sama dia memberikan diskon.

Tary berujar bisnis es krim dan gelato kini semakin ramai. Pasar tak lagi hanya dikuasi merek besar tetapi juga oleh pemain baru dengan merek masing-masing.

Hal ini terbukti dari banyaknya pelanggannya yang  berasal dari daerah pelosok. Dari segi volume dan omzet, dia juga merasakan peningkatan penjualan dibandingkan beberapa tahun lalu.

Pada 2013, rata-rata omzetnya hanya sekitar Rp150 juta, namun sekarang bisa sampai Rp500 juta – Rp600 juta per bulan.

“Paling banyak pesanan yang masuk untuk bahan baku, bisa sampai 5 ton sebulan dan umumnya yang order dari UKM kecil-kecil yang banyak tumbuh di daerah seperti di Kalimantan, Sumatera, Papua, Sulawesi. Kadang saya sendiri pun bahkan belum pernah mengetahui kota-kota mereka,” tuturnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Ropesta Sitorus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper