Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Produsen Alat Permainan Edukatif Migunani Perluas Pasar Lewat Promosi Online

Bisnis.com, JAKARTA -- Permintaan akan alat permainan edukatif sangat banyak dari daerah di luar Pulau Jawa. Untuk menjangkau konsumen, perlu dilakukan pemasaran yang tepat, seperti dengan mengandalkan promosi lewat interne
Ilustrasi permainan Migunani
Ilustrasi permainan Migunani

Bisnis.com, JAKARTA -- Permintaan akan alat permainan edukatif sangat banyak dari daerah di luar Pulau Jawa. Untuk menjangkau konsumen, perlu dilakukan pemasaran yang tepat, seperti dengan mengandalkan promosi lewat internet.

Biaya promosi dari internet jauh lebih murah dan tidak perlu mengeluarkan biaya besar namun bisa menjangkau pasar yang luas.  Hal ini seperti dialami oleh pemilik CV Abata Mutiara Persada, Ruslan Tri Setiawan.

Dari workshopnya yang berlokasi di Bantul,  Jawa Tengah, APE yang diproduksinya sudah mengalir ke berbagai daerah di luar Jawa sejak tahun 2010.

“Semua daerah sudah pernah, mulai dari Sabang sampai Papua. Kalau yang paling sering repeat order dari daerah Makassar, Riau, Jambi, Lampung, Papua, dan Jogja sendiri,” kata Ruslan.

Pria kelahiran Bantul, 20 Maret 1978 ini berujar pemesan produknya selama ini kebanyakan kalangan perusahaan pemenang tender  atau perusahaan yang  mengurusi pengadaan APE di PAUD.

Karena itu dia tidak lagi perlu menjemput bola dengan menghadiri seminar-seminar guru TK. Mereka mengenal Ruslan dan produknya lewat internet. Dia memang menggalakkan promosi online lewat situs website www.mainan.migunani.com dan juga lewat akun Facebook dengan namanya sendiri.

Facebook dipilihnya karena menurutnya semua keluarga dipasti memiliki minimal satu anggota yang punya akun Facebook. Karena itu lewat akunnya dia kerap mempromosikan usaha dan memajang foto-foto produknya.  

Dia juga merancang situsnya menjadi e-commerce yang memudahkan pelanggan untuk bertransaksi. Di pojok kiri bawah, ada kolom dengan beberapa kelompok barang yang memudahkan pencarian unit APE.

“Kami melayani pembelian ritel dan grosiran. Jadi satu unit APE pun kami bisa langsung kirim jika ada stoknya,” kata dia.

Ruslan terbilang berbeda dengan produsen lain yang biasanya hanya mengambil satu segmen pasar saja. Ayah tiga perempuan ini sadar daya beli tiap yayasan atau lembaga PAUD berbeda-beda.

Karena itu dia bisa merancang sistem produksi yang bisa disesuaikan dengan budget pembeli. Untuk Yayasan swasta yang biasanya memesan produk dengan kualitas tinggi, dia menyediakan bahan baku  yang disebutnya KW I.

Sementara untuk sekolah dengan daya beli yang lebih rendah, dia menyediakan produk KW II. Spesifikasi bahan baku tersebut hingga jenis kayunya juga bisa disesuaikan dengan permintaan.

 “Harga produknya bervariasi, misalnya untuk puzzle  kualitas bagus harganya mulai dari Rp40.000 – Rp120.000, sementara yang kualitas lebih rendah, harganya separuhnya,” terang Ruslan.

Migunani.com menyediakan sedikitnya  200-an unit APE dari bahan kayu seperti puzzle, balok-balok hingga alat musik.

Selain itu APE indoor, ada juga sekitar 50-an  item mainan outdoor seperti ayunan yang dibawahi divisi besi. Terakhir, ada divisi ketiga yakni fiberglass yang memproduksi produk-produk seperti waterboom atau playground.

Ruslan membeli  bahan bakunya dari supplier yang ada di daerah sekitarnya. Dia memilih untuk membeli bahan baku dibandingkan dengan menggunakan bahan baku limbah dengan alasan menjaga ritme produksi.

“Jika pakai bahan limbah memang murah tetapi jumlahnya kan sedikit,  jadi kuantitasnya tidak cukup untuk memenuhi permintaan produksi, makanya lebih baik dibeli walaupun konsekuensinya terkadang harga naik turun,” ujarnya.

Kendala harga bahan baku, terutama besi, yang fluktuatif sesuai nilai tukar dollar menjadi tantangan tersendiri selama menjalani usaha ini. Namun sejauh ini produksinya belum pernah sampai terhenti.

Kapasitas produksi Ruslan, yang dibantu 10 orang karyawan, setiap bulannya yakni sekitar 2 pick up APE dengan nomimal Rp100 juta.

“Omzet penjualan fluktuatif, antara Rp50 juta – Rp100 juta. Selama rentang 2013-2014 rata-ratanya Rp100 juta dengan margin laba standar sekitar 20%,” tuturnya.

Selain sebagai produsen, Ruslan juga terkadang berperan sebagai penyalur. Jika ada pesanan dalam jumlah besar di atas kemampuan produksinya, biasanya dia menjalin kerja sama dengan sekitar 15 pengrajin yang ada di Bantul, Jawa Tengah dan Yogyakarta.

Dia lebih menganggap para pengrajin tersebut sebagai mitra daripada saingan. “Kami saling membantulah, karena kan ada pengrajin yang bisa memproduksi tetapi tidak bisa memasarkan, nah kami yang menjadi penyalurnya,” kata dia.

Di luar itu, dia mengakui persaingan dalam bisnis penyediaan APE sebenarnya cukup ketat. Banyak pemain baru yang bermunculan, meski pasar belum jenuh. Untuk menghadapinya, Ruslan cukup mengandalkan kiat menjaga kualitas. Menurutnya hal itu poin yang paling penting di samping harga.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper