Bisnis.com, JAKARTA – Jika pulang kampung atau berkunjung ke kota Medan, Sumatra Utara, mungkin oleh-oleh yang sering dicari salah satunya adalah ikan teri.
Saat ini oleh-oleh ikan teri tidak hanya dalam bentuk mentah, tetapi ada juga yang sudah matang.
Salah satu teri olahan yang sedang naik daun di Medan yakni Teri Bajak, yang diproduksi dua orang perempuan Windi Septia Dewi dan Vanessa Harapan.
Ikan teri itu diolah dengan cara digoreng lalu disambal, dengan dua pilihan sambal, cabai rawit dan cabai merah kemudian dibungkus dalam kemasan zip lock plastik.
Teri Bajak mengangkat makanan tradisional ke dalam kemasan modern yang praktis, mudah dibawa dan disimpan kembali serta tahan hingga satu bulan.
Dengan memosisikan produknya sebagai oleh-oleh Medan, prospek bisnisnya semakin cerah seiring pesatnya perkembangan industri pariwisata.
Vanessa berujar, Teri Bajak bisa didapatkan secara online dan offline, yakni lewat beberapa toko oleh-oleh dan travel di Medan serta di salah satu gerai di lantai 3 Bandara Kualanamu.
Mereka juga sedang mempersiapkan peluncuran gerainya sendiri di kawasan Merdeka Walk Medan.
Sementara itu, untuk pemesanan online bisa dilakukan layanan pesan singkat dan aplikasi chatting seperti BBM dan Line dengan nama teribajak.
Untuk mempromosikan produknya, dia memanfaatkan media sosial, antara lain akun Twitter dan Instagram @teribajakmedan.
Pemesanan yang diterima sebelum jam 8 malam, biasanya langsung dikirim pada esok harinya lewat jasa ekspedisi.
Adapun, untuk area Medan bisa diladeni dalam hari yang sama dengan ongkos kirim sekitar Rp6.000–Rp10.000.
Olahan ikan teri yang disajikan yakni ikan teri Medan full, teri medan sambal kacang, teri belah full, teri belah kacang.
Harganya dibanderol rata yakni Rp40.000 per kemasan 150 gram.
Selain itu, Teri Bajak Medan juga menyediakan kue bawang ikan teri dengan harga Rp20.000 per 200 gram serta ikan teri mentah Rp35.000 per 200 gram.
“Tidak ada minimal pembelian, pesan satu bungkus juga kami layani,” kata dia.
Vanessa mengatakan produknya memakai bahan-bahan yang halal.
Peminatnya juga tidak terbatas pada orang Medan atau yang pernah tinggal di wilayah itu saja.
Sebanyak 30% pelanggan Teri Bajak berasal dari Medan, sisanya dari luar kota seperti Surabaya, Jakarta, Tasikmalaya, Sabang, Kalimantan, hingga dari Papua.
“Slogan kami ‘Teri Bajak siap membajak lidah Anda’ karena kami berharap Teri Bajak bisa dikenal hingga ke seluruh kota di Indonesia bahkan dieskpor. Jadi walaupun bisnisnya ikan teri tetapi bisnisnya bisa kelas kakap,” tutur mantan pegawai di bidang media dan perhotelan itu.
Siap Bersaing
Selama dua tahun lebih berwirausaha, Vanessa sudah memasang target untuk bisa menjadi pemain nasional. Dia juga menyadari tantangan ke depan jelang MEA akan semakin ketat.
Terbukti saat ini saja, sudah banyak bermunculan bisnis yang sama dengan menjadikan ikan teri sebagai oleh-oleh. Namun, dia mengaku siap bersaing dengan memperkuat branding.
Dia juga selalu mengutamakan kualitas produk Teri Bajak, selalu berinovasi, dan memasang harga yang kompetitif.
Selebihnya dia tak terlalu ngoyo karena menurutnya tiap orang sudah punya rejekinya masing-masing.
“Kiat kami yakni tetap menjaga kualitas dengan tidak pakai MSG atau pengawet. Soal rasa kami yakin tetap tampil beda karena kami pakai resep turun temurun dari orang tua. Kami juga menyiapkan inovasi produk baru dan memakai jalur-jalur marketing yang berbeda,” terangnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
