Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PENGEMBANGAN UMKM: Sistem Pembukuan Tak Perlu Rumit

Tak semua pelaku usaha alpa memikirkan pembukuan di masa-masa awal usaha mereka. Umumnya, pelaku usaha yang memiliki visi ekspor atau punya target untuk menaikkan kelas bisnisnya ke usaha besar, biasanya, langsung menerapkan pembukuan sejak awal merintis usaha.
Ilustrasi usaha mikro menengah dan kecil./JIBI
Ilustrasi usaha mikro menengah dan kecil./JIBI

Bisnis.com, JAKARTA -- Tak semua pelaku usaha alpa memikirkan pembukuan di masa-masa awal usaha mereka. Umumnya pelaku usaha yang memiliki visi ekspor atau punya target untuk menaikkan kelas bisnisnya ke usaha besar, biasanya langsung menerapkan pembukuan sejak awal merintis usaha.

Leonardus Meta Noven, misalnya, pemilik brand Flying Dog ini langsung mencatat semua laporan pembukuan ketika mendirikan usaha tas kanvas tersebut bersama rekannya pada Desember 2014.

Noven, sapaannya, menceritakan tujuan mencatat agar tidak lupa detail tiap transaksi. Pencatatan yang tidak lengkap dan tidak rapi justru sering membuat pelaku usaha bingung, misalnya modalnya dipakai untuk membeli apa saja, berapa total pengeluaran dan berapa produk yang terjual pada minggu tersebut.

“Jika tidak ada catatan, tidak bisa diukur berapa pengeluaran, pendapatan dan keuntungan kami. Kalau situasinya seperti itu, rasanya sia-sia membangun usaha,” tuturnya.

Fungsi terpenting dari pencatatan rutin bagi pelaku UMKM yakni untuk memudahkan mengontrol situasi keuangan perusahaan, termasuk bagaimana penurunan dan kenaikan kinerjanya.

Pembukuan untuk UMKM tidaklah serumit perusahaan besar. Menurut Noven, sistem yang digunakan cukup dengan sistem akuntansi sederhana.

Komponen yang wajib ada dalam pembukuannya antara lain laporan arus kas setiap bulan. Arus kas mencakup saldo kas awal bulan, aset yang dimiliki, pendapatan (penjualan, piutang, dan lainnya) dan pengeluaran (pembelian, upah, transportasi, promosi, biaya penjualan dan lainnya).

Dari laporan arus kas itu, dia kemudian membuat neraca untuk membandingkan jumlah aktiva dan passiva. Sehingga bisa terlihat jumlah kerugian atau keuntungan yang didapat.

Noven mengaku hingga kini dia masih mengandalkan pencatatan transaksi jurnal sistem Excel yang biasa dan belum menggunakan program akuntasi rumit untuk membuat pembukuan.

“Saya hanya membuat sesederhana mungkin. Kalau untuk usaha kecil menengah yang masih awal berjalan, laporan arus kas dan neraca ini yang paling perlu,” tuturnya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Ropesta Sitorus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper