Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Angkat Citra Labu Kuning Menjadi Oleh-oleh Khas Bogor

Peningkatan pemanfaatan buah waluh ini membuat peminat waluh menjadi lebih luas dan beragam. Selain itu, nilai ekonominya pun menjadi kian tinggi karena kini produk olahan dari labu ternyata bisa menjadi oleh-oleh khas yang diminati wisatawan.
Setelah ujicobanya berkali-kali gagal, Julian Noor menemukan formula kue yang pas dan enak. Produknya kini digemari dan menjadi salah satu oleh-oleh yang ditenteng wisatawan dari kota Bogor, Jawa Barat.
Setelah ujicobanya berkali-kali gagal, Julian Noor menemukan formula kue yang pas dan enak. Produknya kini digemari dan menjadi salah satu oleh-oleh yang ditenteng wisatawan dari kota Bogor, Jawa Barat.

Bisnis.com, JAKARTA -- Peningkatan pemanfaatan buah waluh ini membuat peminat waluh menjadi lebih luas dan beragam. Selain itu, nilai ekonominya pun menjadi kian tinggi karena kini produk olahan dari labu ternyata bisa menjadi oleh-oleh khas yang diminati wisatawan.

Pelaku usaha yang sudah membuktikan hal tersebut yakni Julian Noor. Pemilik merek Miss Pumpkin ini masih terbilang pemain baru yang merintis usaha kue labu kuning sejak pertengahan 2013.

Julian, yang berlatar belakang sebagai eksekutif di bidang asuransi, terinspirasi mengolah labu kuning karena melihat pelaku usaha lain yang mampu mengemas talas untuk bahan kue.

Dari situ, pria 53 tahun ini mulai mencari bahan alternatif yang bisa dikembangkan. Pilihannya jatuh pada labu karena tanaman tersebut mudah ditemukan dan tidak kenal musim.

“Labu sebenarnya tersedia cukup banyak di Indonesia tetapi hanya dikenal saat puasa, padahal manfaatnya sangat baik untuk kesehatan. Konsumsi labu di Indonesia paling rendah dibandingkan dengan negara Asean,” tuturnya. 

Untuk mengolah labu menjadi cake, dia mengukus buah terlebih terlebih dulu sampai lembut kemudian dijadikan bahan adonan. Selanjutnya kue tersebut dibakar dalam oven.

Karena belum banyak yang terjun dalam pengolahan labu, Julian cukup kesulitan untuk memulai usahanya. Dia sempat melakukan riset dan uji coba berkali-kali selama beberapa bulan untuk mencari formula yang paling pas.

Tantangannya saat itu karena dia menggunakan bolu segar sehingga sulit mencari takaran adonan yang tepat. Pasalnya labu kuning kerap berubah sesuai dengan musim, jika musim hujan kadar airnya akan lebih tinggi dibandingkan ketika musim kemarau.

“Kalau pakai bahan tepung kan lebih mudah menentukan takaran adonannya. Tapi ketika itu belum ada supplier yang menyediakan tepung labu, sementara jika kami harus membuat tepung sendiri juga tidak ekonomis,” katanya.

Beberapa kali percobaannya gagal. Bolu yang dihasilkan tidak terlalu enak. Namun belakangan, dia menemukan resep yang pas yang membuat banyak orang jadi menyukai kue dari bahan labu kuning. Produknya kini menjadi salah satu oleh-oleh khas dari Bogor, Jawa Barat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Ropesta Sitorus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper