Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Peluang Usaha Jasa Pembelian dan Pemesanan Barang dari Luar Negeri

Pengalaman bergelut dengan bidang bisnis toko komputer, warung intenet (warnet) serta didorong kegemarannya mengutak-atik produk teknologi, membuat Hendra Wibowo Gultom tak sengaja terjun dalam bisnis jasa pembelian barang impor.
Online/poetsandquants.com
Online/poetsandquants.com

Bisnis.com, JAKARTA – Pengalaman bergelut dengan bidang bisnis toko komputer, warung intenet (warnet) serta didorong kegemarannya mengutak-atik produk teknologi, membuat Hendra Wibowo Gultom tak sengaja terjun dalam bisnis jasa pembelian barang impor.

Sejak lulus kuliah pada 2010 silam, Hendra beberapa kali belanja online membeli produk komputer dari luar negeri untuk kebutuhan toko spare part komputer dan warnet yang dikelolanya bersama saudaranya.

Pria yang berdomisili di Binjai, Sumatera Utara, ini semakin rajin mengunjungi situs toko virtual Aliexpress, anak usaha Alibaba dari China untuk membeli berbagai produk yang sulit ditemukan di Indonesia.

Ternyata, banyak rekannya yang juga ikut menitip beli produk. Hendra pun menyadari hal tersebut sebagai peluang bisnis baru yang terus berlanjut hingga sekarang ini, di mana rata-rata jumlah pesanan yang masuk mencapai 10-15 order per sebulan.  

Menurutnya, kebanyakan rekannya sebenarnya tahu cara beli barang dari luar negeri. Akan tetapi mereka lebih memilih menggunakan jasa pihak ketiga karena berbagai alasan, misalnya, takut bertransaksi atau tidak punya akun paypal dan kartu kredit.

“Lama-lama banyak juga yang memesan kepada saya. Produknya aneka macam, mostly produk teknologi seperti komputer dan sparepart-nya, laptop, telepon genggam yang sulit di dapatkan di Indonesia, hingga produk seperti pakaian dildo,” tuturnya sambil tertawa.

Klien pria 27 tahun ini pun semakin meluas. Berbekal promosi dari mulut ke mulut, semakin banyak pelaku usaha yang menggunakan jasanya. Apalagi ketika itu budaya belanja booming belum seramai saat ini.

Dia menawarkan konsep belanja door to door service, yakni dia akan membeli barang ke marketplace seperti eBay dan Aliexpress dengan menggunakan kartu kredit atau akun paypal sendiri.

Kemudian setelah pesanan datang, yang umumnya memakan waktu 3 minggu – 1 bulan, barangnya akan dikirimkan ke alamat pemesan.

Untuk jasa tersebut, Hendra mamatok tarif jasa yang disesuaikan dengan nilai barang. Misalnya, jika harga produk yang dibelinya di bawah US$20, biaya yang dikenakan Rp50.000 sementara untuk produk dengan harga US$50 – US$500 dikenakan tarif Rp200.000.

Selain membayar biaya jasa, pengguna jasa Hendra juga dikenai tarif bea masuk dan pajak serta biaya pengiriman. Semua pembayaran dilakukan di muka.

“Beberapa produk memang ada yang free shipping dari sononya sehingga saya tidak mengenakan biaya pengiriman. Akan tetapi kalau ada biayanya biasanya saya komunikasikan dulu, setelah konsumen deal, baru transaksinya dilanjutkan.”

Bina Jaringan dengan Pengusaha Warnet

Kebanyakan segmen pasar yang dibidiknya adalah kalangan pelaku usaha warnet dan toko komputer. Menurutnya tingkat kepastian transaksinya dan repeat order jauh lebih sering daripada klien perorangan.

Adapun, produk IT dari Singapura dan China paling banyak dipesan karena harganya yang miring dibandingkan berbelanja di kota besar dalam negeri seperti di Batam.

Hendra memilih mengantarkan sendiri barang-barang pesanan konsumen jika areanya di sekitar kota Binjai dan Medan. Hal ini sebagai strateginya untuk membina relasi yang lebih baik dengan para konsumen.

Selain bertemu langsung dia juga memperluas pasar dengan cara gabung di grup-grup khusus pelaku usaha warnet dan toko komputer di Facebook.

Sampai saat ini, Hendra memang lebih memanfaatkan akun Facebook dengan namanya pribadi untuk menjual jasanya. Namun melihat prospek yang menjanjikan dari bisnis tersebut, dia berencana membangun website khusus untuk menjual jasanya.

“Sekarang rata-rata laba bersih saya Rp4 juta – Rp6 juta, tetapi itu sebenarnya belum optimal karena saya mengerjakannya sebagai bisnis sambilan. Kalau lebih serius dengan membuat website khusus mungkin pendapatannya bisa sampai Rp20 juta,” kata dia.

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper