AHMAD IRFAN: Menjinakkan NPL Lewat Program Penyehatan Kredit

Fajar Sidik & Abdalah Gifar
Rabu, 4 November 2015 | 17:55 WIB
Direktur Utama Bank BJB Ahmad Irfan. /Bisnis.com
Direktur Utama Bank BJB Ahmad Irfan. /Bisnis.com
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Kredit bermasalah adalah momok yang selalu menghantui di industri keuangan, terutama di sektor perbankan sebagai penopang terbesar produk domestik bruto nasional, yakni sekitar 42% pada 2014.

Bagi Ahmad Irfan, Direktur Utama Bank BJB justru menganggap kredit bermasalah atau non-performing loan (NPL) ini bukan hal yang harus ditakuti, tetapi harus dicermati dengan cerdas agar angkanya bisa dijaga dalam posisi yang aman.

Baginya pengendalian terhadap NPL menjadi bukti otentik berhasil atau gagalnya seorang bankir dalam mengelola dan menjalankan bisnisnya. Dengan kejeliannya, Ahmad Irfan berhasil membawa bank  BJB ‘menjinakkan’ masalah NPL tersebut.

Untuk mengendalikan NPL salah satunya dengan menerapkan orientasi ekspansi pada pertumbuhan yang berkualitas, dan menanamkan fondasi bisnis yang kuat. Hal tersebut diyakini dapat menjaga sustainability bisnis perseroan ke depan.

Salah satu strategi pengendalian NPL yang dijalankannya adalah dengan cara langsung turun tangan dalam menganalisis dan memecahkan masalahnya di lapangan.

“Saya turun gunung. Sampai ke direktur utama asuransi pun saya turun, supaya cleaning-nya dari sini, sehingga ada pembayaran klaim. Itu [NPL] turun otomatis, terus dilakukan pelelangan bekerja sama dengan badan lelang swasta,” ujarnya.

Di samping itu, pihaknya membuat program penyehatan kredit (credit recovery program) dengan membentuk unit penyelamatan dan penyelesaian kredit (P2K) sebagai pemberi early warning signal untuk cepat tanggap mengatasi permasalahan dalam kredit.

“Ketika bank lain mengalami kenaikan NPL, kami justru turun dari sekitar 4,2% ke 3,6% gross, di atas rata-rata nasional. Bank-bank besar justru mengalami kenaikan sampai ke level 4%-an,”  ungkapnya.

Hal terpenting yang diterapkannya adalah dengan melakukan pengawasan secara intensif terhadap tingkat kesehatan dari portofolio kredit Bank BJB.

Ahmad Irfan mengaku pada hari Jumat setiap pekannya, dirinya selalu meminta laporan dari P2K. “Hampir setiap bulan selalu ada penyelesaian kredit bermasalah. Kami dorong seluruh cabang untuk menyelesaikannya. Hasilnya, kualitas aset kredit Bank BJB cukup bagus.”

Diakuinya, bukan perkara mudah memimpin bank, yang diusung menjadi regional champion itu, untuk bisa melewati perlambatan ekonomi, pelemahan nilai tukar rupiah, penurunan daya beli, ataupun tantangan lainnya pada 2015.

Bahkan, Ahmad Irfan bersama manajemen yang dipimpinnya memiliki target menjulang pada 2016, hingga diistilahkannya ‘terbang’ pada tahun depan. Bank BJB diumpakannya seperti pesawat yang akan terbang.

“Jadi andaikan kami mau terbang di 2016, kami perlu keseimbangan, lepas landas itu perlu keseimbangan. Yang kami tuju ke depan itu adalah aset yang berkualitas, bukan sekadar kuantitasnya,” tegasnya.

AHMAD IRFAN: Menjinakkan NPL Lewat Program Penyehatan Kredit

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Editor : Fatkhul Maskur
Sumber : Bisnis Indonesia, Rabu (4/11/2015)
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper