Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pangsa Pasar Besar, Berkat Jaya Manunggal Terus Tekuni Usaha Modifikasi Jok

Usaha modifikasi jok mobil kini semakin prospektif seperti dirasakan Raynaldo Handoko, pemilik BJM (Berkat Jaya Manunggal) di Jalan KH. Wahid Hasyim nomor 162, Semarang.
usaha modifikasi jok/ilustrasi
usaha modifikasi jok/ilustrasi

Bisnis.com, JAKARTA -- Usaha modifikasi jok mobil kini semakin prospektif seperti dirasakan Raynaldo Handoko, pemilik BJM (Berkat Jaya Manunggal) di Jalan KH. Wahid Hasyim nomor 162, Semarang.

Han, begitu dia biasa disapa, memulai usahanya pada 2004 dengan bidang bisnis modifikasi motor. Namun lama kelamaan banyak konsumen yang datang ke bengkelnya juga meminta jasa modifikasi sarung jok.

Melihat permintaan yang cukup besar, dia mulai menyediakan jasa tersebut lewat bekerja sama dengan pihak ketiga. Dia menggunakan jasa perajin jok di Jakarta maupun di Surabaya.

“Karena melihat permintaan makin tinggi dan saya sadar bisnis ini kian menjanjikan, mulai tahun lalu saya akhirnya membuka usaha modifikasi jok sendiri di bawah naungan BJM,” tuturnya.

Dengan memposisikan usahanya sebagai interior car leather specialist, Han menyediakan berbagai macam jasa modifikasi interior meliputi jok mobil, karpet, plafon, doortrim, setir dan dashboard.

Bahan jok yang dia gunakan mulai dari bahan sintetis hingga kulit asli dari berbagai merek yang dapat disesuaikan dengan budget konsumen.

Untuk kulit sintetis, misalnya, dia menyediakan merek Mbtech dan Murano yang sudah dikenal  memiliki kualitas baik.  Sementara untuk kulit asli, dia menggunakan produk keluaran Autoleader.

Adapun bentuk modifikasi joknya terbagi atas tiga, yakni model sarung dengan menggunakan tali, semi dengan memakai resleting serta jok paten. Bagian terakhir ini dibuat dengan cara mengupas semua bahan cover jok pabrikan dan menggantinya dengan kulit yang dijahit secara permanen.

“Sebenarnya saya menyediakan jasa modifikasi jok untuk mobil dan motor tetapi saat ini permintaannya yang paling tinggi untuk pengguna mobil,” jelas pria 32 tahun itu.

Tak hanya dari seputar kota Semarang, BJM juga meladeni permintaan dari luar kota. Produk jok mobilnya sudah merambah hingga ke Banjarmasin, Pontianak bahkan Papua.

Proses pemesanan luar kota tidak sulit. Mengingat pengalamannya sudah cukup lama menggeluti bidang usaha ini, Han sudah paham kebutuhannya kliennya.

Mayoritas ide desain biasanya datang dari klien. Namun Han akan menyediakan waktu diskusi jika diperlukan dan memberikan masukan kepada konsumennya. Faktor-faktor yang diperhatikan mulai dari desain, warna, jenis bahan yang disesuaikan dengan bentuk mobil.

Dia mencontohkan, untuk mobil keluarga tipe besar seperti Fortuner, biasanya dia menyarankan bahan yang tidak cepat kotor, bahannya halus dan lentur serta berwana elegan seperti hitam, krem, coklat atau abu-abu.

Perlakuan yang kurang lebih sama juga diterapkan untuk mobil-mobil kelas atas seperti Mercy, BMW, Jaguar.  Sementara itu, untuk tipe mobil lain seperti Honda Jazz, Toyota Yaris, rata-rata desainnya lebih sporty dengan penggunaan warna-warna yang berani.

Kemudian, setelah diskusi dan konsumen deal dengan harganya, dia meminta DP50% sebelum memulai produksi. Masa produksi memakan waktu 3-4 hari, disesuaikan dengan kerumitan desain.

Dari tiga bentuk modifikasi yang dia sediakan, permintaan paling tinggi adalah bentuk modifikasi paten dan semi paten yang harus dipasang langsung di bengkel kerja.

“Kalau dari luar kota kebanyakan memesan jok dengan model sarung sebab pemasangannya lebih mudah. Kalau mereka memesan dengan sistem semi paten, biasanya kami akan memberikan instruksi pemasangan,” jelasnya.

Tarif untuk modifikasi jok di bengkel BJM bervariasi, tergantung jenis bahan , kerumitan, serta jumlah bahan jok yang diperlukan. Rata-rata biayanya dipatok mulai dari Rp1,150 juta hingga Rp15 juta tiap set.

“Proyek paling mahal yang pernah kami kerjakan yakni modifikasi jok dan interior bis pribadi yang menghabiskan sampai Rp35 juta,” katanya.

Dalam sebulan, jumlah pesanan yang diterimanya bervariasi. Sekitar 15 orang karyawannya mampu mengerjakan rata-rata 5 mobil setiap hari. Dengan demikian, setiap bulan, bengkel BJM mampu memodifikasi lebih dari 100 mobil.

Kendati mengakui permintaan cukup besar, menurut Han, pelaku usaha di bidang modifikasi jok tidak bisa semena-mena mengambil keuntungan yang terlalu besar. Margin laba yang bisa diambilnya berkisar 10%-20%.

“Pasarnya memang besar dan luas, tetapi persaingannya juga cukup tinggi karena itu keuntungannya tidak bisa gede lagi,” tuturnya.

Agar mampu bersaing, kiat yang dijalankan Han yakni menjaga kualitas dan desain.  Menurutnya bisnis modifikasi jok mobil juga berkaitan dengan seni.

Kemampuan untuk membuat desain yang unik, memiliki nilai seni dan sekaligus tetap tampil rapi menjadi keunggulan yang ditawarkannya kepada klien.

Dengan menjaga poin tersebut, dia yakin akan tetap mampu bersaing. Bahkan dia sedang merancang untuk mengembangkan cabang usaha dengan sistem kemitraan ke kota Solo dan Yogyakarta yang dianggapnya masih prospektif.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Ropesta Sitorus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper