Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Boyanese Bags Bidik Pasar Generasi Muda

Lain lagi dengan bisnis tas tenun lain yang umumnya menyasar kalangan pekerja mapan, Nur Khusnin memilih membidik kelompok anak muda. Khusnin memulai bisnis tas tenun sejak November 2014 dengan nama Boyanese Bag.

Bisnis.com, JAKARTA-Berbeda dengan bisnis tas tenun lain yang umumnya menyasar kalangan pekerja mapan, Nur Khusnin memilih membidik kelompok anak muda. Khusnin memulai bisnis tas tenun sejak November 2014 dengan nama Boyanese Bag.

Khusnin memang sengaja membidik kalangan anak muda. Pasalnya, dia menilai persaingan pasar tas tenun yang menyasar kelompok ibu-ibu, makin ketat. Sedangkan, tas tenun bagi anak muda masih minim pemain.

Berbeda dengan produk lain, Khusnin memang menawarkan desain yang ringkas. Pasar yang dituju yakni kelompok anak muda yang gemar berwisata.

Kesukaan Khusnin pada kain tenun lah yang membuat mantan jurnalis ini menggeluti bisnis tas tenun. Awal mula perjumpaannya dengan kain tenun pun dimulai ketika Khusnin berkunjung ke Lombok.

Saat berkunjung ke Desa Sade, Lombok, Khusnin lalu terpikir untuk memperkenalkan kain tenun. Selain karena motif yang unik, Khusnin juga menilai kain ini memiliki nilai spesial. “Apalagi kain tenun punya karakteristik ekslusif. Satu orang penenun itu, tak akan menghasilkan dua kain tenun dengan motif yang sama persis,” tutur Khusnin kepada Bisnis.com.

Hingga kini, Khusnin mendesain sendiri produk tas yang dijualnya. Inspirasinya, lanjut dia, datang dari perkembangan model-model tas yang ada saat ini. Namun, meski mendesain sendiri, tapi Khusnin tak menerima pesanan desain khusus.

Kain tenun yang digunakan Khusnin pun beragam. Menurutnya, yang paling sering dipakai untuk produk tas Boyanese yakni tenun asal Jepara. Pasalnya, harga kain asal Jepara disebutkan paling terjangkau. Apalagi, konsumen bidikan Khusnin memang kalangan anak muda. “Jadi mesti sesuaikan dengan kantong anak muda.”

Meski begitu, tas tenun asal NTT disebutkan masih menjadi produk yang terlaris. Ada pula tas dengan kain tenun dari Lombok, Toraja, dan Nusa Penida. Untuk desain, tas samping bagi wanita menjadi model yang paling laku di pasaran.

Adapun, selain menjajakan secara ritel, Khusnin pun mulai menjadi pemasok tas tenun sebagai souvenir acara instansi.

Harga produk tas tenun Khusnin di patok paling rendah senilai Rp90.000. Sementara, harga tas paling mahal yakni Rp200.000. Nilai tambah lain yang ditawarkan Khusnin yakni bebas biaya pengiriman ke seluruh Indonesia.

Dengan strategi harga dan promosi tersebut, per bulannya, Khusnin bisa mencatatkan omset senilai Rp10 juta dari bisnis tas tenun ini.

Pasar produk Boyanese tercatat telah menjangkau seluruh Indonesia. Produk tas tenun kasual ini juga laris hingga ke Malaysia, Hongkong, dan Amerika.

Nantinya, Khusnin bercita-cita membuka toko offline di kota-kota besar seperti Jakarta dan Bandung. Pengembangan ini sekaligus dilakukan untuk memperkenalkan budaya tenun bagi kalangan anak muda yang belum awam dengan produk khas Indonesia tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper