Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ini 2 Resep Agar Perusahaan Tetap Bertahan di Tengah Perkembangan Teknologi

Sulitnya perusahaan dalam beradaptasi sesuai dengan perkembangan teknologi sering berujung pada kinerja yang negatif. Alhasil, banyak perusahaan di Tanah Air yang perlahan gulung tikar.
Pengemudi taksi Express menunggu penumpang di pool taksi Bandara Soekarno-Hatta, di Tangerang, Banten, Selasa (20/3/2018)./JIBI-Felix Jody Kinarwan
Pengemudi taksi Express menunggu penumpang di pool taksi Bandara Soekarno-Hatta, di Tangerang, Banten, Selasa (20/3/2018)./JIBI-Felix Jody Kinarwan

Bisnis.com, JAKARTA -- Sulitnya perusahaan dalam beradaptasi sesuai dengan perkembangan teknologi sering berujung pada kinerja yang negatif. Alhasil, banyak perusahaan di Tanah Air yang perlahan gulung tikar.

Misalnya di sektor ritel dan perbankan. Beberapa bank nasional telah menutup kantor cabang dan meniadakan fungsi teller dan bisnis remittance.

Praktisi SDM dari Kubik Leadership, Jamil Azzaini, menilai kunci agar dapat bertahan dan mendapatkan keuntungan besar adalah dengan membaca situasi dengan cepat dan melakukan perubahan dengan cepat pula.

"Hanya ada dua kemungkinan yang terjadi di era eksponensial ini. Pertama, untuk perusahaan yang sudah memiliki ekosistem dan teknologi besar, akan merajai industrinya. Winner takes all. Semua akan disapu bersih. Baru kejadian di April 2018, Uber diambil Grab," katanya dalam keterangan resmi yang diterima Bisnis, Sabtu (5/5/2018).

Faktor kedua, menurut Jamil, adalah terpaksa harus bekerja sama dengan saingan yang telah menggerogoti bisnis di sektor tertentu. Dia mencontohkan kemitraan yang dilakukan oleh penyedia jasa taksi konvensional Bluebird dengan Go-Jek.

"Seorang exponential leaders akan menikmati pertumbuhan bisnis eksponensial, keuntungan pun bisa hingga beribu kali lipat dengan jumlah nominal yang tidak pernah terbayangkan sebelumnya," lanjut Jamil.

Sektor transportasi memang menjadi yang paling terdampak. Ketua Organisasi Angkutan Darat (Organda) DKI Jakarta Shafruhan Sinungan menyatakan jumlah perusahaan taksi turun drastis.

Dari 35 perusahaan di Jakarta, kini hanya tinggal 4 yang masih aktif mengoperasikan armadanya karena sisanya kalah bersaing dengan transportasi online. Pelanggan lah yang paling beruntung karena dimudahkan dalam memesan transportasi dengan harga yang lebih murah dan kenyamanan pun bertambah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Tegar Arief
Editor : Annisa Margrit
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper