Myra Eskes: Infrastruktur Kesehatan RI Paling Menantang

Oktaviano Donald Baptista/Fitri Sartina Dewi
Kamis, 6 September 2018 | 13:56 WIB
Myra Eskes, President & CEO GE Healthcare Southeast./Bisnis-Felix Jody Kinarwan
Myra Eskes, President & CEO GE Healthcare Southeast./Bisnis-Felix Jody Kinarwan
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA — GE Healthcare, salah satu anak usaha dari General Electric—perusahaan yang didirikan Thomas Alva Edison pada 1890—memiliki visi untuk terus menghadirkan teknologi kesehatan terbaru bagi masyarakat Indonesia melalui sejumlah kerja sama strategis. Bisnis mewawancarai Myra Eskes, President & CEO GE Healthcare Southeast Asia, terkait dengan aktivitas perusahaan di industri kesehatan nasional. Berikut kutipannya:

Bagaimana perkembangan teknologi kesehatan dan adaptasinya di Indonesia, serta negara-negara di Asia Tenggara?

Indonesia kalau kami lihat merupakan negara dengan populasi yang sangat besar, dengan program jaminan kesehatan (Jaminan Kesehatan Nasional/JKN) yang cukup agresif dan terus didorong pemerintah. Ini merupakan program besar dan saya kira sangat penting untuk negara ini. Saya melihat dampaknya akan sangat besar bagi masyarakat Indonesia, dalam arti yang paling positif.

Saya melihat pertumbuhan yang juga cepat di sektor kesehatan di Indonesia. Ada dorongan yang kuat untuk menyediakan layanan terkini di Indonesia. Mayapada Helthcare menjadi salah satu contohnya, yang menyediakan layanan clinical exellence kepada seluruh pasien di tengah hadirnya tantangan untuk memberikan layanan optimal dengan jumlah pasien yang terus meningkat. Jadi, negara ini berkembang sangat cepat dari sisi layanan kesehatan.

Jadi, Indonesia dan Asia Tenggara merupakan kawasan yang paling cepat pertumbuhannya. Dengan demikian, kebutuhan untuk fasilitas dan layanan kesehatan sangat cepat meningkat. Oleh karena itu, teknologi juga dibutuhkan untuk memberikan daya dukung terhadap volume kebutuhan yang besar di kawasan ini.

Populasi penduduk di Asia Tenggara mencapai 650 juta orang. 250 juta di antaranya ada di Indonesia. Saya kira, cepat atau lambat global akan masuk. Selain itu, dengan adanya BPJS Kesehatan yang menjalankan JKN, sebenarnya standar layanan kesehatan meningkat. Penting sekali ke depan untuk terus meningkatkan akses dan keterjangkauan layanan kesehatan di Indonesia. GE Healthcare dengan pengalaman globalnya akan mendukung itu.

Apakah ada perbedaan tantangan pengembangan layanan kesehatan antara Indonesia dengan negara Asia Tenggara lainnya?

Saya kira tidak ada tantangan khusus. Indonesia merupakan negara dengan pertumbuhan ekonomi yang cepat, pertumbuhan layanan kesehatan yang tinggi dan program jaminan kesehatan yang besar. Tidak ada perbedaan khusus. Saya kira yang membuat Indonesia berbeda adalah jumlah populasinya dan target waktu pemenuhannya , yakni pada 2019.

Populasi yang besar ditambah dengan wilayah geografis sangat luas. Kalau tidak salah ada ada 80.000 pulau di Indonesia. Jadi untuk mencapai itu semua butuh infrastruktur kesehatan yang besar. Itu yang saya pikir menjadi tantangan bagi Indonesia. Lebih besar dari negara lain di Asia Tenggara. Tetapi, tidak ada tantangan yang tidak bisa ditangani.

Bagaimana Anda melihat potensi industri kesehatan Indonesia?

Melihat kondisi di Indonesia, dibutuhkan pengembangan skill melalui pelatihan untuk mendukung sistem layanan kesehatan. Kami dorong itu melalui partner kami.

Saya kira hal penting lainnya yang penting adalah akses layanan kesehatan di perdesaan. Itu harus diselesaikan terlebih dahulu. Permintaan layanan kesehatan akan sangat besar. Juga tentang bagaimana mendapatkan alat kesehatan yang tepat di lokasi yang benar. Jadi, pertama adalah bagaimana menyediakan layanan kesehatan yang mudah bagi masyarakat dan kedua menyediakan layanan di rumah sakit dengan perlengkapan yang lebih canggih.

Itulah yang GE Healthcare dorong, memberikan layanan yang lengkap, dengan teknologi yang bisa masuk hingga ke area perdesaan dan mudah digunakan oleh masyarakat.

Dengan populasi terbanyak di Asia Tenggara dan peningkatan kelas menengah yang cepat, serta bonus demografi, tentunya Indonesia sangat potensial.

Siapa saja partner GE Healthcare di Indonesia? Bagaimana target pengembangan kerja sama ke depan?

Di Indonesia, kami sudah bekerja sama dengan Mayapada Healthcare. Kami juga sudah bekerja sama dengan berbagai provider kesehatan lainnya. Jadi, kami sudah memiliki costumer based yang besar.

Kerja sama kami pun berbeda-beda. Setiap partner memiliki tujuan dan target yang berbeda. Jadi, ada beberapa jenis atau tipe kerja sama kami degan partner kami. Intinya, kami membantu mereka untuk mencapai dan memenuhi target mereka dengan memberikan dukungan dan solusi teknologi.

Sejak kapan GE Healthcare bekerja sama dengan Mayapada Healthcare? Bagaimana wujud kerja sama itu?

Kami sudah bekerja sama dengan Mayapada sejak 2008, awalnya untuk mendukung Mayapada Hospital di Tangerang. Kolaborasi ini menjadi awal dari ekspansi dukungan kami, untuk enam rumah sakit lainnya yang tengah direncanakan Mayapada Healthcare. Kami memberikan dukungan, termasuk untuk desain rumah sakit. Kami membantu sejak awal sekali, dari perencanaan pengembangan rumah sakit, penerapan teknologi, untuk alur kerja, dan secara khusus untuk mendukung pelayanan pasien BPJS Kesehatan. Jadi, bagaimana menangani pasien dalam jumlah besar dengan tetap memberikan kualitas layanan kesehatan terbaik.

Untuk pelatihan dan pendidikan, GE Healthcare juga memberikan dukungan. Tidak hanya untuk perawat, tetapi juga seluruh tenaga profesional di rumah sakit, misalnya radiologist, dokter dan lainnya. Kami berikan pelatihan dan edukasi secara berkelanjutan, baik inhouse maupun mengirim mereka ke workshop.

Kemudian juga dari sisi manajemen, tentang leadership kami dukung. Jadi, tidak melulu soal hard skill, tetapi juga soft skill. Jadi, pelatihan dan pendidikan yang kami terapkan berkelanjutan untuk jangka panjang.

Bagaimana kemitraan terbaru yang diterapkan GE Healthcare dengan Mayapada Healthcare?

Dalam kemitraan strategis senilai US$16,2 juta ini, GE Healthcare memberikan konsultasi strategis mengenai perencanaan rumah sakit, alur kerja dan pengembangan kapasitas tenaga kesehatan. Merupakan satu kehormatan bagi saya untuk menandatangani kerja sama dalam mendukung pertumbuhan layanan kesehatan di Indonesia ini.

Seiring dengan perkembangan ekonomi, masih dibutuhkan infrastruktur guna mendukung kebutuhan layanan di Indonesia. Merupakan suatu kebahagiaan bagi kami bisa melihat komitmen Mayapada Healthcare untuk membangun enam rumah sakit sampai dengan 2020. Tentunya ini akan memberikan dukungan bagi peningkatan kebutuhan akan fasilitas pelayanan kesehatan yang berkualitas. Tentunya ini akan berdampak bagi kehidupan masyarakat.

Setiap tahunnya GE Healthcare berinvestasi lebih dari US $1 juta untuk pengembangan riset. Dengan demikian, kami bisa menawarkan kepada Mayapada Healthcare solusi kesehatan terbaik kelas dunia. Dan melalui kerja sama ini, kami dapat memberikan kepada Mayapada Healthcare pengalaman global dan solusi layanan kesehatan.

Dukungan ini kami pastikan diberikan pada tingkat layanan yang berkualitas dan konsisten di semua rumah sakit dan unit layanan Mayapada Healthcare.

GE Healthcare sangat ingin sekali mendukung Indonesia di bidang teknologi, solusi layanan kesehatan dan operasional terbaik dan efisien, pelatihan tidak hanya bagi tenaga medis, tetapi kepada seluruh sumber daya di rumah sakit secara berkelanjutan.

Dalam hal efisiensi layanan kesehatan, negara mana yang bisa jadi benchmark bagi Indonesia?

Singapura tentu saja menjadi rujukan di Asia Tenggara di bidang kesehatan. Bahkan banyak negara melihatnya sebagai model. Singapura dikenal sebagai negara dengan layanan kesehatan berstandar tinggi. Ada banyak hal menarik baik dari sisi rumah sakit, dokter, dan infrastruktur kesehatan yang bisa ditiru.

Menurut Anda, apa saja yang yang perlu dilakukan untuk meningkatkan layanan kesehatan di Indonesia?

Saya kira jika melihat bagaimana Pemerintah Indonesia berupaya menyediakan lebih banyak akses kesehatan sudah merupakan fokus yang tepat. Itu semua sedang berproses.

Ada juga gerakan nyata untuk meningkatkan layanan. Seperti yang dilakukan Mayapada Healthcare dengan berencana menyediakan layanan terbaik, pembangunan 6 rumah sakit baru, dan layanan yang terbuka untuk pasien BPJS Kesehatan.

Bagaimana bentuk dukungan GE Healthcare dalam pemenuhan kebutuhan tenaga medis?

Berbicara tentang pelatihan dan pendidikan, pertama-tama kami melatih costumer kami agar mereka dapat menggunakan aplikasi dan teknologi dengan baik dan agar layanan ke pasien bisa optimal. Lebih jauh lagi, kami memberikan arahan soal perencanaan alur kerja, seperti yang kami lakukan dengan Mayapada Healthcare. Ini untuk memastikan pemanfaatan sumber daya bisa berjalan dengan tepat.

Lalu ada juga leadership development dengan metodologi khusus bagi tenaga profesional di rumah sakit agar mampu memberikan pengalaman yang menarik bagi pasien. Ini tiga area besar yang kami dukung dalam hal pelatihan.

Bagaimana visi atau mimpi besar GE Healthcare di Indonesia dalam beberapa tahun ke depan?

Kami sebagai sebuah grup global memiliki sebuah visi besar untuk terus mengembangkan layanan dan teknologi kesehatan. Kami bekerja sama dengan banyak partner di sleuruh dunia untuk memberikan layanan yang semakin baik kepada setiap pasien.

Visi kami untuk Indonesia dan juga di negara Asia Tenggara lain adalah untuk membawa teknologi terkini yang dikembangkan secara global. Jadi, kami sebagai penyedia teknologi kesehatan global akan memberikan layanan itu melalui partner lokal kami kepada masyarakat.

BIODATA
Nama: Myra Eskes
Pendidikan: Master of Science in Macro Economics, the Rijksuniversiteit Groningen, Belanda.
Karir:
Agustus 1995 – Agustus 1997 Financial Management Program, GE Plastic
Agustus 1997 – Agustus 1999 Six Sigma Master Black Belt, GE Plastic
Agustus 1999 – Maret 2000 Manager Manufacturing Finance, GE Healthcare
Maret 2000 – Januari 2001 Production Manager MRI Equipment Manuacturing, GE Healthcare
Januari 2001 – Februari 2002 Director Global Facilities & Real Estate, GE Healthcare
Februari 2002 – Januari 2004 GM, Six Sigma, Global Order Fulfillment, GE Healthcare
Januari 2004 – Agustus 2005 GM, Diagnostic Imaging Equipment Manufacturing, GE Healthcare
Agustus 2005 – Desember 2008 VP Business Operations, Universal Pictures International Entertainment
Januari 2009 – Januari 2012 GM, Commercial Ops, Eastern & Africa Growth Markets, GE Healthcare
Januari 2012 – Desember 2013 GM, Service Sales & Marketing, Eastern & Africa Growth Markets, GE Healthcare
Januari 2014 – Maret 2016 GM, Life Sciences, Eastern & Africa Growth Markets, GE Healthcare
April 2016 – sekarang President & CEO - GE Healthcare Southeast Asia
April 2018 – sekarang President & CEO GE Healthcare Southeast Asia, Korea, Australia & New Zealand

*) Artikel dimuat di koran cetak Bisnis Indonesia edisi Kamis (6/9/2018)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper