Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pemimpin, status, dan power

Pemimpin identik dengan memiliki status dan kekuatan (power). Status dan kekuatan memang merupakan komponen dari kepemimpinan. Status diartikan sebagai posisi seseorang dalam suatu kelompok sosial.

Pemimpin identik dengan memiliki status dan kekuatan (power). Status dan kekuatan memang merupakan komponen dari kepemimpinan. Status diartikan sebagai posisi seseorang dalam suatu kelompok sosial.

Posisi yang yang dimiliki seseorang dapat diperoleh melalui keturunan, seperti halnya status putra mahkota yang merupakan anak seorang raja yang kelak akan langsung menggantikan posisi ayahnya sebagai raja pada masa mendatang.

Status juga dapat diperoleh seseorang melalu kerja keras, pendidikan dan usaha yang sengaja dilakukannya. Misalnya seorang meraih status sosial yang tinggi karena pendidikannya.

Gelar akademik yang diraih seseorang melalui pendidikan, akan meningkatkan statusnya yang awalnya mungkin tidak terlalu dipandang oleh kelompok atau lingkungannya. Atau seorang pengusaha yang berhasil dalam bisnisnya sehingga dia memiliki kekayaan yang berlimpah, akan juga mengangkat statusnya menjadi orang yang sangat dihormati.

Dengan status-status yang diperoleh tersebut, akan sangat memungkinkan bagi seseorang untuk menjadi pemimpin kelompok sosialnya atau pemimpin di lingkungan yang lebih luas lagi, seperti pemimpin rakyat atau wakil rakyat.

Hal ini menunjukkan bahwa status dan power yang dimiliki seseorang akan memengaruhi kelompok sosial dan rakyat yang dipimpinnya. Sebagai seorang pemimpin yang sudah pasti memiliki status dan power, akan dengan mudah melakukan berbagai hal dengan memanfaatkan keduanya.

Seorang pemimpin diharapkan menggunakan status dan power secara bijak dan penuh empati. Selain itu juga, pemimpin menjalankan tugas dan tanggung jawabnya dengan penuh keadilan.

Sebagai pemimpin sudah seharusnya menjadi sosok yang diharapkan dapat mewujudkan harapan agar kesejahteraan dan keamanan dari kelompok atau rakyat yang dipimpinnya dapat tercapai.

Walau pada kenyataan yang terjadi, agak sulit untuk memenuhi harapan yang diinginkan. Banyak faktor yang menjadikan seorang pemimpin tidak menggunakan status dan powernya dengan tepat. Hingga akhirnya dia terceblos atau terjerumus ke dalam hal-hal yang tidak etis dan tidak manusiawi.

Hal tersebut menunjukkan bahwa status dan juga kekuatan yang dimiliki oleh seorang pemimpin tidak dapat menjamin bahwa dia memiliki kemampuan dalam memimpin.

Apa yang terjadi pada sosok pemimpin yang tidak mampu memanfaatkan status dan kekuatannya untuk kepentingan orang-orang yang dipimpinnya atau anak buahnya. Pasti akan timbul kekecewaan hingga kemarahan pada mereka.

Apa yang terjadi pada mereka yang kecewa dan marah? Tentunya muncul rasa tidak percaya pada pemimpinnya sehingga mereka yang dipimpin akan mempertanyakan dan meragukan kepemimpinannya.

Meskipun pada awalnya mereka dibutakan oleh janji manis saat sebelum menjadi pemimpin, hingga akhirnya orang yang dipimpin tersentak dengan bentuk kepemimpinan pemimpin yang dipilihnya.

Oleh karena itu, agar dapat terjadi suatu situasi yang dinamis antara status dan kekuatan maka perlu adanya suatu pemahaman terhadap apa itu pemimpin. Kepemimpinan seseorang akan terlihat nyata ketika dia dihadapkan pada situasi tertentu, karena pada saat itulah status dan juga kekuatannya dibutuhkan untuk memegang kendali. Karena seorang pemimpin kelak akan diminta pertanggungjawabannya ketika dia sudah tidak lagi menjalankan amanah dan tugasnya.

Menggunakan kuasa

Dari tingkah pola baik pemimpin dan juga orang yang dipimpin menunjukkan bahwa terkadang status dan power yang dimiliki tidak tepat dalam penggunaannya. Status pemimpin digunakan hanya pada saat untuk memamerkan diri kalau dia lebih dari yang lain.

Status yang dimilikinya sekadar status untuk prestise saja dan bukan untuk mencapai prestasi. Sehingga pemimpin tidak benar-benar mengaplikasikan status tersebut untuk kepentingan orang banyak.

Begitupun dengan power atau kekuatan yang dimiliki seorang pemimpin cenderung hanya digunakan justru untuk menindas orang-orang kecil dan atau orang-orang yang tidak bersalah.

Hal ini menunjukkan bahwa kekuatan itu sebenarnya sangatlah kecil dan tidak berarti. Padahal pemimpin memiliki power yang dapat mengubah sesuatu yang tidak mungkin menjadi mungkin, namun dalam koridor yang benar dan bermoral.

Karp & Helgo (2008), professor dan senior lecture pada Oslo School of Management, Norway menyebutkan bahwa seorang pemimpin tidak hanya untuk mewujudkan atau membentuk diri pemimpin secara personal, tetapi juga yang lebih penting adalah bagaimana mengintegrasikan fenomena sosial dirinya dengan orang-orang yang dipimpinnya.

Mereka juga menyebutkan bahwa kemampuan kepemimpinan yang juga penting adalah dalam meningkatkan kepercayaan, kredibilitas, dan respek sebagai pemimpin. Untuk memiliki kemampuan tersebut maka pemimpin perlu memiliki kemampuan dalam memenej dirinya dan juga orang yang dipimpinnya.

Kepercayaan dibangun dan ditunjukkan seorang pemimpin melalui perilaku dan sikapnya kepada orang-orang yang dipimpinnya. Hal itu akan terlihat saat dia, pemimpin, benar-benar menggunakan dan memanfaatkan status dan power-nya untuk menjalankan amanah yang diembankan kepadanya.

Bila sikap pemimpin tidak menunjukkan apa yang diharapkan oleh rakyatnya maka kepercayaan itu secara perlahan akan kandas dan akhirnya hilang. Andai hal itu terjadi maka, status dan kekuatannya sebagai pemimpin akan diragukan dan dipertanyakan hingga dapat menghancurkan diri dan kariernya.

Status dan kekuatan yang dimiliki pemimpin menjadi suatu hal yang ditunggu-tunggu oleh rakyatnya. Ketika suatu institusi atau perusahaan hingga suatu Negara dalam keadaan genting maka peran pemimpin menjadi hal yang dinanti oleh semua orang.

Selain untuk memecahkan keadaan yang tidak nyaman dan tidak aman, pemimpin juga dituntut untuk mampu memberikan penjelasan kepada orang yang dipimpinnya. Sehingga keadaan menjadi tenang dan tidak justru menimbulkan kepanikan dan juga ketidaksukaan terhadap pemimpinnya yang tidak mampu berbuat apa-apa.

Terkadang ketegasan dan tindakan yang nyata yang ditunggu oleh orang yang dipimpin. Dengan melakukan tindakan yang nyata, tegas dan tepat dalam kebaikan menjadikannya pemimpin yang tetap dicintai dan dipercaya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : News Editor

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper