Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

R. PRIYONO: Investor Resah

JAKARTA: Badan Pelaksana Ke­­­giat­an Hulu Minyak dan Gas Bumi (BP Migas) telah bubar.Namun, pe­­­merintah telah mengeluarkan Perpres No. 95/2012. Salah satu korban dari keputusan Mahkamah Konstusi adalah R. Priyono, Kepala

JAKARTA: Badan Pelaksana Ke­­­giat­an Hulu Minyak dan Gas Bumi (BP Migas) telah bubar.Namun, pe­­­merintah telah mengeluarkan Perpres No. 95/2012. Salah satu korban dari keputusan Mahkamah Konstusi adalah R. Priyono, Kepala BP Migas yang langsung pensiun.Namun, banyak persoalan yag tersisa dari bubarnya lembaga itu.

Ber­­­kait­­an dengan itu, Bisnis mewawancarai mantan Kepala BP Migas R. Pri­­­­­­yono menyangkut persoalan itu. Di kan­­­­tor­nya di Gedung Wisma Mu­­­lia Rabu (14/11) petang. Berikut petikannya.BP Migas dibentuk pada 16 Juli 2002 berdasarkan PP No. 42/ 2002 tentang Badan Pelaksana Ke­­­giatan Usaha Hulu Mi­­­nyak dan Gas Bumi. Anda menjabat Kepala BP Migas sejak kapan?Kepala BP Migas yang pertama itu Rachmat Sudibyo, kemudian Kardaya War­­­nika, dan saya menjabat ketiga. BP Migas itu tidak ada periodisasi.Namun, dibatasi dengan umur maksimal 60 tahun. Saya menjabat Kepala BP Migas sejak 2008, dan tahun ini [2012] masuk tahun kelima.Bagaimana suka duka menjabat sebagai Kepala BP Migas secara pri­­­badi?Banyak. Sebagai Kepala BP Migas, banyak pengalaman yang menarik bagi saya pribadi.Saya berlatar belakang birokrat, kemudian masuk ke badan ini yang harus bisa menjembatani antara birokrat dan pengusaha.Jadi saya harus bisa memfasilitasi kepentingan pengusaha yang maunya serba cepat. Padahal kita harus ada pengawasan yang tidak bo­­­leh cepat-cepat.Artinya, bekerja tetap prudent tetapi operasi tidak boleh terganggu. Begitu juga badan independen berhadapan dengan pemerintah dan DPR.Satu sisi kami harus melindungi kepentingan pemerintah. Sisi lainnya kontraktor migas tidak dirugikan.Bagaimana tanggapan Anda terhadap putusan MK ini?Saya tidak melihat satu justifikasi yang kuat untuk membubarkan BP Migas. Ka­­­­ta­­nya BP Migas tidak efisien, tetapi me­­­nurut data berbeda.Begitu juga soal per­­­tanyaan lebih berpihak ke asing, kami [BP Migas] justru mendorong penguatan kandungan lokal.Begitu pula tudingan tidak berpihak ke Pertamina.Rea­­litasnya, Pertamina sudah me­­­miliki tiga blok di era BP Migas, yakni BOB, ONWJ, dan West Madura Off­­­shore. Jadi apa sebenarnya justifikasinya?Lalu bagaimana tanggapan para investor migas?Saya dengar-dengar saja kalau mereka sangat resah karena produk UU saja bisa dengan mudah diubah, apalagi ketentuan perundangan di bawahnya.Ini tentu menimbulkan ketidakpastian hukum.Bagaimana nasib karyawan eks-BP Migas saat ini? Ada berapa banyak?BP Migas pekerja tetapnya ada 600 orang, selebihnya tenaga penunjang jadi sekitar 1.200 orang.Kita mempekerjakan 1.200 tenaga kerja dan mengelola 303 kontrak migas.Sebelum BP Migas ada, ada sekitar 109 KKKS. Kabar bahwa BP Migas dilikuidasi atau dibu­barkan me­­­ngejutkan me­­reka [karyawan BP Migas].Namun, saya sudah ketemu dengan semua karyawan dan saya katakan kalian sebagai professional, itu enggak ada matinya.Mereka bukan amatiran. Mereka adalah pekerja-pekerja yang sudah cukup la­­­­ma berhadapan dengan kontraktor migas.Jadi jangan kha­­watir, profesionalisme itu akan jadi modal bagi semua orang.Meski BP Migas sudah dilikuidasi, jangan khawatir mereka pasti akan tetap diperlukan.Dan saya meminta kepada menteri—pada jam 1.30 WIB [Rabu dini hari], pesan hanya satu: Tolong dijaga nasib anak buah saya. Be­­­gitu juga hak-haknya sesuai ketentuan UU Tenaga Kerja.Kabarnya Presiden akan membentuk unit khusus yang mengelola in­­­dustri migas. Pendapat Anda? Apa­­­kah nanti Anda lagi yang akan me­­­mim­pinnya?Tidak., kemungkinan besar bukan saya. Kabarnya pengalihan eks-BP Migas ini kemudian di bawah kendali menteri langsung.Unit kerja ini entah dirangkap oleh menteri atau pimpinan unit ini langsung berada di bawah menteri.Sebenarnya intinya supaya industri ini bisa dijaga oleh unit kerja ini, apapun namanya.Yang penting industri migasnya tetap bisa dijaga supaya ada kepercayaan dari investor dikendalikan oleh unit kerja yang professional dan bersahabat.Sebenarnya saya lebih senang bila badan ini independen karena masalah operasional kan harus cepat diputuskan.Soal adanya permintaan agar dikembalikan ke Pertamina, menurut saya, kita lihat dulu Pertamina sekarang efisien tidak? Kemudian mereka terbuka tidak?Setelah ini Anda mau kemana?Saya jadi pengamat energi dan migas saja deh.  (ra)


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper