Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

KEN COHEN: Industri Energi Sangat Fundamental bagi RI

BISNIS.COM, JAKARTA--Bersamaan dengan kunjungan Wakil Presiden Asia US Chamber of Commerce Tami Overby ke Indonesia pekan lalu, sejumlah pimpinan perusahaan kelas dunia asal Amerika Serikat turut serta mempromosikan program investasinya di Tanah Air.Salah

BISNIS.COM, JAKARTA--Bersamaan dengan kunjungan Wakil Presiden Asia US Chamber of Commerce Tami Overby ke Indonesia pekan lalu, sejumlah pimpinan perusahaan kelas dunia asal Amerika Serikat turut serta mempromosikan program investasinya di Tanah Air.

Salah satunya Ken Cohen, Wakil Presiden Hubungan Publik dan Pemerintah ExxonMobil.

Sebagai petinggi dari salah satu perusahaan minyak dan gas terbesar di dunia, Cohen memiliki misi khusus untuk memberikan kontribusi sosial bagi Indonesia, khususnya di Blok Cepu.

Bisnis.com berkesempatan mewawancarai Cohen di sela-sela kunjungannya ke Jakarta untuk membahas tentang program corporate social responsibility (CSR) ExxonMobil di Blok Cepu. Berikut petikannya

Apa misi Anda dalam kunjungan ke Indonesia kali ini?

Saya datang untuk mengunjungi tim [ExxonMobil] yang berada di Indonesia.

Saya juga datang untuk memantau proyek bisnis dan proyek komunitas kami yang tengah dijalankan di Indonesia.

Misalnya saja pada Selasa (25/6), saya baru mengunjungi proyek besar kami di Blok Cepu untuk memantau kegiatan di sana, tidak hanya dari segi bisnis tetapi juga dari segi komunitas.

Lantas proyek komunitas apakah yang tengah direncanakan ExxonMobil untuk Indonesia?

Pertanyaan ini membuka seluruh diskusi tentang mengapa sebuah perusahaan sekelas ExxonMobil harus mengambil bagian dalam masyarakat [Indonesia].

Kami memulai dari pemahaman bahwa sektor energi memiliki peran yang sangat fundamental bagi aktivitas umat manusia, dan sangat menopang pembangunan
ekonomi.

Jadi, jika perusahaan energi seperti ExxonMobil atau yang lainnya melakukan pekerjaan dengan baik, kami harus memberikan sesuatu yang dibutuhkan dunia.

Di Indonesia. ExxonMobil telah berpartisipasi dalam perekonomian negara ini selama lebih dari 100 tahun.

Sebagian dari proyek pembangunan energi kami—yang membutuhkan proses yang teramat kompleks—membutuhkan adanya orang-orang terbaik yang menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi.

Oleh karena itu, kami banyak bekerja sama dengan perusahaan Indonesia dan merekrut 90% pegawai asal Indonesia.

Apakah ExxonMobil memiliki rencana dalam waktu dekat untuk melakukan ekspansi bisnis lebih jauh di Indonesia?

Tentu saja, kami sangat ingin memperluas area bisnis kami.

Pada kenyataannya, kami memang sedang dalam proses untuk itu. Saat ini kami terus mengevaluasi portofolio ExxonMobil, kami terus mencari basis proyek baru, dan terus menggali potensi area baru di Indonesia untuk eksplorasi [minyak dan gas].

Kami juga tengah mendekati beberapa calon pembeli potensial. Jadi pada dasarnya ExxonMobil secara konstan mencari peluang eksplorasi baru, terutama di bidang gas.

Kami juga bekerja sama dengan pemerintah dan perusahaan minyak lainnya untuk membangun kemitraan baru.

Sekali lagi, itulah menariknya bisnis energi.

Proyek kami begitu besar, sehingga akan sangat sulit bagi perusahaan untuk melakukan proyeknya sendirian mulai dari tahap awal hingga akhir.

Dibutuhkan tim yang sangat besar untuk itu. Misalnya saja, kami telah menginvestasikan lebih dari US$19 miliar di Indonesia selama beberapa dekade terakhir untuk menyokong proyek energi kami.

Kami juga merupakan perusahaan yang sangat besar dan pembayar pajak yang sangat besar bagi Indonesia.

Oleh karena itu, kami membutuhkan kebijakan dan pemerintahan yang baik agar proyek-proyek kami dapat berkelanjutan.

Bagaimana Anda memandang Indonesia sebagai mitra bisnis saat ini, khususnya di tengah volatilitas kebijakan politik dan ekonomi?

Inilah keistimewaan proyek energi. Kami melakukan proyek dengan skala yang sangat besar, yang—berdasarkan pengalaman saya—membutuhkan waktu sekitar
7 tahun dari waktu di mana para insinyur kami mencetuskan ide proyek, merencanakan, meninjau ulang, menyusun peraturan, sebelum pada akhirnya
memulai proyek itu sendiri.

Ketika kami merancang proyek yang panjang itu, kami tidak memikirkan masalah politik [di Indonesia]. Kami terus fokus pada kesuksesan proyek kami, karena proyek kami akan berjalan hingga 70 tahun ke depan atau bahkan lebih jika sukses.  (ra)


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper