Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ciputra Way: Integritas Adalah Fondasi

Bisnis.com, JAKARTA - Pendiri Ciputra Group, Ciputra, dikenal sebagai seorang pengusaha sukses di bidang properti. Karir bisnisnya dimulai di Jaya Group, kemudian mendirikan Metropolitan Group, dan terakhir membangun usaha keluarga Ciputra Group.

Bisnis.com, JAKARTA - Pendiri Ciputra Group, Ciputra, dikenal sebagai seorang pengusaha sukses di bidang properti. Karir bisnisnya dimulai di Jaya Group, kemudian mendirikan Metropolitan Group, dan terakhir membangun usaha keluarga Ciputra Group.

Di usia 82 tahun, pria yang lahir di Parigi, Sulawesi Tengah dengan nama Tjie Tjin Hoan, dikenal sebagai seorang yang sangat dihormati baik di dalam negeri maupun luar negeri. Melalui Ciputra Group, Ciputra terus memperluas bisnisnya hampir di seluruh kawasan Indonesia.

Ciputra mengumpamakan pengelolaan sebuah negara ibarat sebuah perusahaan. Sejak mendirikan Ciputra Group lebih dari 30 tahun lalu, Ciputra menyatakan pemimpin yang sukses adalah pemimpin yang berintegritas.

Untuk mengetahui pandangan Ciputra dari berbagai aspek, berikut petikan wawancaranya.

 Menurut Anda, apa arti sebuah kepemimpinan?

Indonesia membutuhkan sebuah pemerintahan yang baik, baik dalam anggota dewan atau pemerintah. Untuk Pemilu 2014, semua harus baik. Jika kita bisa menemukan pemimpin yang cukup baik, saya kira dalam waktu 10 tahun, seharusnya Indonesia sudah maju. Sekarang ini, pembuat-undang-undang, pengawas, atau pelaksana undang-undang sudah tidal lagi dipercaya oleh masyarakat. Lihat saja.

Seperti sebuah perusahaan properti. Jumlah secara keseluruhan perusahaan properti di Indonesia berjumlah lebih dari 3.000. Yang masuk dalam bursa saham ada sekitar 44 perusahaan. Dari perusahaan-perusahaan tersebut, ada sebagian yang unggul.

Kenapa dia unggul? Karena dia mempunyai direksi dan komisaris yang hebat. Jika Indonesia bisa menemukan komisaris dan direksi yang hebat, harusnya dalam 5 tahun sudah terlihat perubahannya, dan dalam 10 tahun sudah ada hal konkret.

Misalnya, Perdana Menteri Singapura. Sebelum Lee Kuan Yew terpilih sebagai Perdana Menteri (1959-1990), Singapura tidak seperti sekarang ini. Saat Lee Kuan Yew masuk, lihat bagaimana pertumbuhan Singapura.

Pendapatan per kapita mereka sudah 10 kali lipat dari Indonesia. Padahal, Singapura itu tidak punya apa-apa. Tanah tandus, penduduk sedikit, bahkan air pun harus impor. Semuanya bergantung leadership.

Masalah yang terus menjerat saat ini adalah urusan korupsi, baik dalam urusan pemerintah atau perusahaan. Bagaimana cara mengatasinya?

Bisa mencontoh apa yang diterapkan di Hong Kong, yakni whistleblower. Saat masyarakat Hong Kong berusaha memperoleh Kemerdekaan dari British, kondisi pemerintahan dipenuhi korupsi. Kemudian, mereka menerapkan whistleblower, korupsi tersebut hilang.

Di perusahaan kami, kenapa tidak ada korupsi? Karena ada whistleblower. Siapa yang memberitahukan kejadian korupsi, akan mendapatkan penghargaan. Penghargaan bisa berupa uang, atau mendapatkan kenaikan pangkat. Pegawai menjadi saling mengawasi. Peningkatan pendapatan dengan bisa meminimalisasi korupsi bisa digunakan untuk menaikkan gaji karyawan.

Seperti apa kriteria pemimpin yang baik?

Ada tiga kriteria orang sukses. Integritas, profesionalisme, dan entrepreneurship. Segala sesuatu dimulai dari integritas. Ibarat membangun rumah, integritas adalah fondasinya. Kalau fondasi tidak beres, mau dibangun apa pun, tidak akan beres. Integritas itu adalah kejujuran. Dalam pergaulan, lebih memilih orang bodoh atau orang curang?

Bagaimana kondisi pertumbuhan sektor properti saat ini?

Pertumbuhan properti itu tergantung faktor eksternal dan internal. Properti kalau kita olah dengan baik, sebetulnya bisa menjadi penggerak pertumbuhan. Tapi kalau policy yang diterapkan salah, itu akan menjadi bumerang.

Kondisi saat ini, menurut saya, dikelola dengan baik. Bunga KPR [kredit pemilikan rumah] sekitar 7%, bunga kredit 11%. Masih bisalah. Tapi jangan sampai bunga itu mengalami kenaikan terlalu tinggi, atau aturan yang memberatkan seperti aturan down payment [uang muka].

Bagaimana pertumbuhan properti ke depan?

Kebutuhan rumah di Indonesia itu sangat besar, sekian puluh juta. Jadi luar biasa. Kebutuhan rumah itu sebagai buffer. Sebagai perisai untuk properti agar tidak jatuh. Kalau ekonomi kita kolaps, bunga bank naik sangat tinggi, tentu akan susah.  

Selama kenaikan bunga masih di bawah 10%, tidak krisis. Tentu penjualan akan terpengaruh dan berkurang. Tapi yang terpenting kita tidak dalam kondisi krisis.

Kebijakan apa, yang menurut Anda, perlu diperhatikan oleh pemerintah?

Tergantung undang-undang pertanahan. Di luar negeri itu, perlakuan kepada penduduk lokal atau luar negeri sama saja. Tidak ada perbedaan. Begitu ada perbedaan, meski sedikit, orang akan bersikap beda. Di Indonesia, masih ada perbedaan [kepemilikan properti asing]. Kondisi itu mempengaruhi sekali. Dalam hak-hak manusia, nilai keadilan menjadi nomor satu.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Fatia Qanitat
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper