Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Angkat Kebudayaan Lewat Sepotong Cokelat

Bisnis di segmen makanan memiliki prospek yang cerah. Tak terkecuali produk cokelat. Banyak penyuka cokelat yang rela merogoh kocek dalam-dalam agar bisa menikmati sensasi rasa manis dan lumer di mulut dari cokelat.
Cokelat pun tak hanya bisa dinikmati oleh konsumen lokal, tetapi bisa dimanfaatkan sebagai oleh-oleh khas daerah./travelblog.ticktab.com
Cokelat pun tak hanya bisa dinikmati oleh konsumen lokal, tetapi bisa dimanfaatkan sebagai oleh-oleh khas daerah./travelblog.ticktab.com

Bisnis.com, JAKARTA - Bisnis di segmen makanan memiliki prospek yang cerah. Tak terkecuali produk cokelat. Banyak penyuka cokelat yang rela merogoh kocek dalam-dalam agar bisa menikmati sensasi rasa manis dan lumer di mulut dari cokelat.

Sayangnya, pasar cokelat, terutama kalangan menengah ke atas, masih didominasi oleh produk cokelat branded. Kendati banyak merk-merk cokelat terkenal membanjiri pasar, peluang bagi pemain lokal yang ingin terjun ke bisnis ini tetap terbuka lebar.

Ketua Asosiasi Industri Kakao Indonesia (AIKI) Pieter Jasman mengatakan jumlah pelaku usaha cokelat lokal terus meningkat. "Mereka tak hanya memproduksi cokelat berkualitas, tetapi juga mengangkat hal yang unik dan khas," katanya.

Lebih lanjut, menurut Pieter petani kakao dan pengusaha cokelat bisa mengambil pelajaran dari komoditas kopi. Strategi pelaku usaha di bisnis kopi dalam mengangkat nama daerah ternyata membuat citra kopi di pasar lokal maupun  internasional meningkat. Alhasil, produk kopi tidak dilekatkan pada Indonesia, tetapi daerah penghasilnya, a.l. Aceh, Toraja, Lampung, Papua, Sidikalang, dan masih banyak lagi.

Pieter menambahkan keunikan dan kekhasan yang dimaksud adalah nilai-nilai budaya dan kedaerahan untuk produk cokelat  buatan mereka.  Dua hal ini bisa menjadikan cokelat lokal terlihat unik dan memiliki nilai tambah ketimbang cokelat bermerk. Kekhasan tersebut diperoleh dari nama, rasa, dan kemasan.

Pelaku usaha cokelat lokal bisa memilih nama yang mencerminkan atau merepresentasikan daerah asal. Lebih lanjut, pebisnis cokelat juga dapat mengombinasikan rasa asli produk olahan biji kokoa ini dengan bahan-bahan lain khas daerah tersebut. Tak heran, saat ini ada produksen cokelat lokal yang mencampurkan buah-buahan, cabai, bahkan jamu ke dalam resep rahasia mereka.

Strategi lain yang bisa dilakukan oleh para pelaku usaha cokelat lokal adalah membungkus produk dengan kemasan representatif. “Bungkus yang modern akan membuat produk terlihat menarik. Ini membuat tidak ada perbedaan antara cokelat lokal dan cokelat bermerk besar.”

Tak hanya terlihat unik, nilai kedaerahan dan budaya ini juga bisa memperluas konsumen. Menurut Pieter, pelaku usaha tak hanya bisa menggaet pembeli lokal, tetapi membidik turis atau wisatawan. Cokelat pun tak hanya bisa dinikmati oleh konsumen lokal, tetapi bisa dimanfaatkan sebagai oleh-oleh khas daerah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper