Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PELUANG USAHA: Bisnis Susu Kedelai Khusus Ibu Hamil

Kacang kedelai memiliki nilai ekonomis tinggi. Komoditas pertanian ini lazim diolah menjadi produk tahu atau tempe. Selain dua makanan tersebut, kacang kedelai juga bisa dimanfaatkan menjadi minuman sehat berupa susu bubuk atau susu cair instan.
Ilustrasi/Bisnis.com
Ilustrasi/Bisnis.com

Bisnis.com, JAKARTA - Kacang kedelai memiliki nilai ekonomis tinggi. Komoditas pertanian ini lazim diolah menjadi produk tahu atau tempe. Selain dua makanan tersebut, kacang kedelai juga bisa dimanfaatkan menjadi minuman sehat berupa susu bubuk atau susu cair instan.

Susu kedelai mengandung gizi dan protein yang baik untuk kesehatan. Jika Anda bosan atau bahkan alergi susu sapi (lactose intolerant), susu kedelai bisa menjadi minuman alternatif untuk dikonsumsi. Keunggulan lain dari susu kedelai adalah harga jualnya lebih murah dari susu sapi instan.  

Fenomena ini membuat peluang bisnis susu kedelai makin terbuka lebar. Meski pemainnya tak seramai susu sapi instan, jumlah pelaku usaha di bisnis susu kedelai cukup banyak. Oleh karena itu, para produsen susu kedelai berlomba-lomba menawarkan variasi produk untuk menarik perhatian konsumen.

Munajat adalah salah satu pelaku usaha yang meramaikan pasar susu kedelai instan. Pria berusia 32 tahun ini merintis bisnis susu kedelai yang diberi nama Mama Soya sejak 2010. Bisnis ini dijalankan di bawah bendera Soya Herba Nusantara.  

Dari awal, dia mencoba membidik segmen wanita dan ibu hamil sebagai konsumen utama. Menurut dia, saat ini produsen yang memperebutkan kue keuntungan di bisnis susu kedelai cukup banyak. Dia merasa harus punya ciri khas atau keunggulan agar bisa bersaing dengan merk lain. “Kami tambahkan ekstrak ramuan herbal ke dalam bubuk susu kedelai,” ujar pria asal Yogyakarta ini.

Dia mengaku produk Mama Soya tidak langsung diterima oleh masyarakat. Karenabranding yang kurang kuat dan minimnya informasi tentang susu kedelai khusus wanita dan ibu hamil, Munajat kesulitan memasarkan barang dagangannya.

Namun, dia tak patah arang. Setelah mengalami penolakan, lulusan Teknik Kimia Universitas Gajah Mada ini coba meningkatkan kualitas produk dan strategi pemasaran. Dia menambahkan ekstrak daun katuk ke dalam produk baru tersebut. Alhasil, produk Mama Soya cocok dikonsumsi bagi ibu menyusui dan bermanfaat memperlancar asi.

Cara ini ternyata berhasil menarik perhatian pasar. Khasiat produk Mama Soya ternyata teruji. “Banyak ibu-ibu yang mengirim testimoni ke kami. Katanya setelah minum susu kedelai ASI jadi lebih lancar,” kata Munajat.

Kendati produk Mama Soya mendapat sambutan positif, Munajat tak berhenti bereksplorasi. Dia membuat varian lain susu kedelai, yaitu Soya Mil untuk ibu hamil, Kids Soya untuk anak-anak, Instan Soya untuk keluarga, dan Etta Max untuk membentuk otot pria.

Semua produk Soya Herba Nusantara hadir dalam jenis susu bubuk instan. Tiap-tiap kemasan berisi 200 gram bubuk susu kedelai. Susu kedelai instan tersebut dibanderol dengan harga Rp27.000 per kemasan. Margin keuntungan yang didapat dari bisnis ini mencapai 10%—20%.

Munajat telah mengaplikasikan teknologi modern untuk memproduksi susu kedelai instan. Selain mesin pengekstraksi kacang kedelai dan mesin pencampur (mixer), Soya Herba Nusantara juga menggunakan mesin Vacum Spray Drier. “Dengan mesin ini, susu bubuk jadi mudah larut dan tanpa ampas,” katanya.

Selain menggunakan mesin-mesin modern, semua susu bubuk dikemas dengan mesin otomatis. Hal ini dilakukan untuk menjaga higienitas karena produk susu kedelai ini diperuntukkan bagi ibu hamil, ibu menyusui, dan anak-anak.

Berkat penggunaan teknologi canggih ini, Munajat bisa meningkatkan kapasitas produksi. Jika dulu dia hanya bisa menghasilkan 200 kemasan, sekarang produksi susu kedelai menembus 10.000 kemasan setiap bulan.

Bisnis susu kedelai instan memiliki prospek nan cerah. Namun, bisnis ini juga memiliki kendala. Salah satu halangan terbesar adalah harga bahan baku kacang kedelai yang tak stabil. Munajat mengaku tahun lalu dia terpaksa menaikkan harga susu hingga dua kali akibat meroketnya harga kedelai mentah.

Dia bercerita, saat itu harga kedelai melonjak dari Rp6.000 per kilogram menjadi Rp12.000 per kilogram. Alhasil, Harga susu kedelai instan pun ikut naik dari Rp24.000 per boks menjadi Rp27.000 per boks.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper