Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Peluang Usaha: Selimut Handmade Lullaby Sasar Konsumen Kelas Atas

Tiga serangkai Shinta, Netty, dan Lily merupakan contoh pemain yang sukses menggeluti sprei, bantal, dan selimut bertema dunia anak-anak. Di bawah bendera Lullaby, mereka sudah memproduksi perlengkapan tidur khusus bayi dan anak-anak sejak 2006.nn

Bisnis.com, JAKARTA -- Semakin moncernya peluang di bidang mebel pengisi kamar anak ternyata mempengaruhi usaha produk turunannya. Salah satunya adalah usaha sprei, bantal, dan selimut untuk bertema dunia anak-anak.

Tiga serangkai Shinta, Netty, dan Lily merupakan contoh pemain yang sukses menggeluti sprei, bantal, dan selimut bertema dunia anak-anak. Di bawah bendera Lullaby, mereka sudah memproduksi perlengkapan tidur khusus bayi dan anak-anak sejak 2006.

Shinta mengatakan dia memulai usaha Lullaby karena hobi menjahit dan mendesain. Dari awal, dia memang fokus membuat produk sprei dan selimut untuk anak. Kendati sudah banyak produk selimut dan sprei di pasaran, Shinta dan teman-temannya mencoba memberikan nuansa yang beda.

“Banyak orang tua baru yang sangat memerhatikan kualitas dan tampilan produk bagi buah hati mereka. Makanya kami tawarkan konsep produk handmade yang berkualitas tinggi,” tutur Shinta kala ditemui di pameran Inacraft 2014 di Jakarta ini.

Untuk proses produksi, Shinta dan dua rekannya menggunakan teknik bordir penuh dan bordir aplikasi. Agar makin menarik, mereka juga menyematkan tema-tema khusus untuk setiap produk. Beberapa tema yang disukai konsumen,di antaranya mobil, pesawat, ballerina, kupu-kupu, dan binatang. Tema-tema tersebut hadir lewat warna pastel yang manis dan menentramkan.

Shinta dan dua rekannya tak lupa menggunakan bahan yang aman dan nyaman bagi kulit bayi dan anak. “Kami gunakan bahan katun halus agar tidak panas dan menyerap keringat. Faktor kenyamanan adalah elemen terpenting dalam bisnis produk untuk anak-anak,” tutur Shinta.

Seiring waktu, Lullaby mulai menambah variasi produknya. Beberapa barang baru yang mereka produksi, misalnya handuk, gendongan bayi, boneka, wadah (pouch), dan bantal. Barang-barang tersebut dibanderol mulai dari Rp90.000 untuk pouch dan Rp2 juta untuk satu set sprei dan selimut (bed set).

Dia mengaku ada kendala yang dia hadapi kala menjalani bisnis Lullaby. Salah satunya adalah jumlah tenaga ahli. Shinta membutuhkan waktu produksi lebih lama karena mempertahankan teknik bordir manual. Bukan itu saja, dia juga memerlukan perajin yang ahli dan bisa bekerja sesuai standar produk Lullaby.

Kendati demikian, Shinta dan teman-temannya sangat optimistis dengan bisnis yang mereka jalani saat ini. “Jumlah konsumen harus terus naik. Meski harganya lebih mahal ketimbang yang ada di pasar, konsumen puas karena produk handmade memiliki keunikan serta berkualitas tinggi.”

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Saeno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper