Bisnis.com, JAKARTA - Semakin luasnya penggunaan CCTV membuat masyarakat dari berbagai belahan nusantara banyak yang membutuhkan. Namun, tidak semua daerah mendapatkan akses langsung kepada pemasok CCTV.
Untuk itu, bisnis jual beli peralatan hingga jasa pemasangan CCTV mulai berkembang secara online. Pemain yang sudah merasakan keuntungan dari bisnis ini adalah Heriyanto. Pemiliki myonlinecctv.com tersebut sudah memulai usaha pemasangan CCTV sejak lima tahun silam.
Pria yang disapa Heri itu mengaku sebenarnya tidak perlu keahlian khusus untuk memasang perangkat CCTV, asalkan sudah paham terkait pemasangan dan pengaturan barang-barang elektronik. Apalagi, biasanya dalam satu paket CCTV sudah dilengkapi dengan aksesori dan perlengkapan yang dibutuhkan.
“Saya beruntung karena sebelumnya sudah bekerja sabagai orang lapangan di perusahaan penyedia jasa internet, sehingga cara kerjanya tidak terlalu beda,” katanya.
Heri mengawali bisnisnya tersebut melalui media online. Dia menjual jasanya melalui website dan berbagai forum jual beli online. Dari sanalah, satu persatu klien mengenali usahanya dan mulai memercayainya untuk memasang CCTV.
Kala itu, belum banyak orang yang bergerak di bisnis ini, sehingga Heri sering kebanjiran order dan membuat bisnisnya berkembang pesat. Hampir setiap hari dia selalu melayani minimal pemasangan CCTV di satu tempat.
Namun, saat ini Heri mengakui persaingan dalam bisnis ini semakin ketat dengan kemunculan para pemain baru. Tapi Heri juga tidak gentar menghadapi persaingan tersebut. Heri optimistis pasar dari bisnis ini akan terus membesar, seiring dengan kemajuan teknologi.
“Menurut saya, pengguna CCTV karakteristiknya hampir sama seperti pengguna barang elektronik lainnya. Semakin canggih dan semakin murah produknya membuat semakin banyak masyarakat yang menggunakannya,” katanya.
Selain memberikan pelayanan pemasangan CCTV, myonlinecctv.com juga menawarkan jasa perawatan CCTV dan CCTV forensik. Perawatan CCTV biasanya dipesan oleh kliennya dari kalangan korporasi atau perkantoran yang menggunakan banyak CCTV, sehingga membutuhkan tim khusus untuk menyisir dan mengecek apakah semua CCTV masih berfungsi.
Sementara itu, CCTV forensik digunakan untuk menganalisis jika ada kejadian penting yang terekam kamera dan akan dijadikan sebagai barang bukti di pengadilan. “Kami memiliki rekanan yang sudah bersertifikat untuk menganalisis apakah rekaman CCTV itu asli atau tidak, dan bagaimana urutan kejadian dari awal hingga akhir,” paparnya.
Selama menjalankan bisnis ini, Heri mengaku kendala utamanya disebabkan oleh harga perangkat CCTV yang tidak stabil. Karena produk impor, maka harganya mengikuti tren nilai tukar dolar Amerika yang cenderung terus meningkat.
Untuk itu, dia pun memutar otak agar tarif jasa yang ditawarkannya tidak terlalu tinggi sehingga tidak kalah saing dengan kompetitor, sekaligus tidak terlalu rendah supaya tidak merugi.
“Meskipun harganya jadi sedikit lebih mahal, tapi kami imbangi dengan palayanan yang baik. Kami juga memberikan garansi dalam waktu 6 bulan hingga setahun,” katanya.
Heri juga melihat prospek pada bisnis yang dijalankannya tersebut masih sangat bagus. Didukung dengan perkembangan properti yang terus meningkat beserta pertumbuhan jumlah kelas menengah di Indonesia.
“Pelaku usaha juga harus pintar melihat pasar, jangan hanya berkutat di Jawa, karena di daerah lain di Indonesia masih banyak yang membutuhkan jasa ini.”
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
