Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Meraup Untung dari Bisnis Nampan Bergaya Rustic

Zaman dahuku namoan awalnya berfungsi untuk menyerahkan segala sesuatu untuk menghormati raja, baik itu makanan, minuman ataupun persembahan lain

Bisnis.com, JAKARTA - Tamu adalah raja. Istilah atau pepatah tersebut memang mengakar di pribadi bangsa Indonesia. Sehingga tak jarang tuan rumah selalu berusaha memberikan yang terbaik bagi tamunya, termasuk saat menyajikan suguhan dengan menggunakan nampan terbaik.

Pada zaman dahulu, nampan awalnya berfungsi untuk menyerahkan segala sesuatu untuk menghormati raja, baik itu makanan dan minuman maupun segala persembahan berupa barang, pusaka dan surat.

Sekarang, nampan menjadi salah satu perlengkapan dapur yang wajib dimiliki setiap rumah. Selain berfungsi sebagai alas untuk menyajikan makanan atau minuman kepada tamu, nampan juga bisa jadi pelengkap interior ruangan.

Fransisca Stella kemudian melihat tren tersebut bisa menjadi peluang bisnis yang cukup menguntungkan. Apalagi pada 2013, belum banyak variasi nampan atau baki yang dijual di Indonesia.

“Saya suka melihat-lihat produk kerajinan tangan di website luar negeri, mereka punya produk kayu seperti nampan yang lucu-lucu. Rasanya ingin beli, tapi karena shippingnya lumayan mahal, lalu saya pikir kenapa tidak coba untuk bikin sendiri,” kenangnya.

Kemudian, pada Oktober 2013, dia pun memutuskan untuk menyeriusi bisnis pembuatan produk-produk kayu bertema rustic dengan nama Ekru Craft, dan nampan menjadi salah satu produk unggulannya.

Saat itu, perempuan yang disapa Sisca ini hanya membutuhkan modal awal sekitar Rp200.000 yang digunakan untuk beli bahan kayu jati belanda, gergaji dan cat pelapis. Dia sengaja memilih kayu jati belanda karena memiliki tekstur dan serat kayu alami yang natural dan kuat.

“Awalnya saya buat hanya beberapa buah nampan, kemudian foto produknya saya unggah ke website dan akun media sosial,” katanya.

Sekarang, Ekru Craft telah memiliki dua workshop yang berada di Tangerang dan Parung, Bogor yang dibantu dengan dua tenaga kerja tetap, sedangkan pada momentum tertentu dia memanfaatkan tukang kayu borongan untuk memenuhi permintaan.

Ekru memproduksi tiga jenis nampan standar yang dibedakan berdasarkan dimensinya. Pertama, nampan dengan ukuran 35 cm x 25 cm x 5 cm. Kedua, nampan dengan ukuran 35 cm x 25 cm x 10 cm, dan terakhir nampan berdimensi 35 cm x 25 cm x 1,5 cm.

Ketiga nampan tersebut dibanderol dengan kisaran harga mulai dari Rp65.000 hingga Rp90.000. Harga tersebut dibedakan dari dimensi dan desain nampan yang diinginkan konsumen.

Selain itu, Ekru juga menerima pembuatan nampan customized dengan minimal pembelian 12 buah. Konsumen bisa bebas menentukan ukuran dan desain, termasuk warna cat yang bisa disesuaikan dengan kebutuhan.

“Tapi, kami juga lihat dulu desain seperti apa yang konsumen inginkan, kalau terlalu jauh dari konsep produk kami, biasanya tidak kami terima, karena takut hasilnya tidak maksimal,” imbuhnya.

Adapun, jumlah permintaan nampan yang datang kepada Ekru Craft setiap bulannya bisa mencapai 50 hingga 100 set. Kebanyakan konsumennya adalah pengelola restoran atau café, yang membutuhkan nampan untuk display dan menyajikan makanan ke konsumen.

“Biasanya permintaan meningkat saat mendekati hari raya, seperti Lebaran, Paskah dan Natal,” katanya.

Untuk menjaring konsumen tersebut, selama ini Sisca memanfaatkan media online, seperti akun Instagram @ekrucraft dan website ekrucraft.wix.com/ekru. Selain itu, dia juga sempat beberapa kali mengikuti bazar, sehingga konsumen bisa melihat produknya secara langsung.

Selama menjalani bisnis ini, perempuan berusia 29 tahun ini mengakui menemukan beberapa kendala, pertama dari pasokan bahan baku kayu jati yang kualitasnya tidak selalu sama, serta dari kualitas tenaga kerja.

Dia mengaku, karena menggunakan kayu bekas, seringkali bentuk hasil potongannya pun berbeda-beda, hal itu membuat dia harus kreatif supaya tetap bisa mengubah kayu tersebut menjadi produk dengan desain baru.

Sementara itu, di sisi tenaga kerja seringkali dia mendapatkan hasil yang tidak memuaskan atau tidak sesuai dengan yang dia harapkan. Terutama saat dia menggunakan tukang borongan.

“Harus dilakukan pengawasan yang lebih ketat, supaya produk yang dihasilkan sesuai dengan standar dan berkualitas,” katanya.

Ke depannya, dia berencana untuk bisa secara konsisten mengeluarkan inovasi atau produk baru dalam jangka waktu tertentu. Tak hanya untuk produk nampan, tetapi juga untuk produk kayu dan rotan yang selama ini dia produksi.

Sisca yakin, bisnis yang telah digelutinya ini memiliki prospek yang cukup besar di masa depan. Hal tersebut didukung oleh tren dan kebiasaan masyarakat saat ini yang kembali ke alam, di mana mereka lebih menyukai produk-produk yang alami, seperti yang terbuat dari kayu.

“Selain itu, kalau dilihat pemain yang memproduksi produk-produk kayu kecil bukan furniture seperti ini belum terlalu banyak, sehingga peluangnya masih besar, asal terus ditekuni,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper