Bisnis.com, JAKARTA - Kelambu antiserangga banyak dicari orang untuk melindungi diri dari gigitan nyamuk. Selain lebih aman dibandingkan menggunakan obat nyamuk, kelambu lebih hemat dan tahan lama.
Melihat peluang bisnis besar seiring dengan meningkatnya permintaan kelambu, beberapa orang tertarik untuk mengambil kesempatan berbisnis, seperti dilakukan oleh Estina Nuranita.
Perempuan yang berdomisili di Bandung tersebut aktif memasarkan produknya secara online, tidak tanggung-tanggung dia menggunakan tiga website yang berbeda untuk mempromosikan kelambu buatannya dan beberapa kelambu impor.
Ketiga website itu adalah kelambu.net, kelambunyamuk.web.id, dan rajakelambu.com. Pada semua website-nya tersebut, Esti melengkapi dengan sistem e-commerce, sehingga calon konsumen bisa melihat katalog produk sekaligus memesannya secara online.
Dengan menggunakan tiga website tersebut, Estina menilai bisa menjadi strategi utama untuk memperluas pasar utama yang disasar, yakni masyarakat yang gemar berbelanja online.
Estina memproduksi kelambu jenis gantung bekerja sama dengan para pengrajin yang sudah lama memproduksi kelambu. Dalam proses pembuatannya, dia sengaja menggunakan bahan produk tekstil buatan lokal meskipun harganya lebih mahal dibandingkan dengan produk China.
“Sekarang banyak sekali bahan untuk membuat kelambu yang impor dari China, tapi kualitasnya tidak lebih baik dari produk dalam negeri,” katanya.
Selain memproduksi kelambu gantung, Esti pun memasarkan beberapa kelambu impor yang belum bisa dia produksi. Mayoritas produk impor tersebut merupakan kelambu yang memiliki rangka dan bisa dilipat, sehingga penggunaannya lebih mudah dan fleksibel.
Adapun, kelambu yang dijual Esti berkisar dari harga Rp85.000 untuk kelambu yang biasa digunakan untuk keranjang bayi, hingga bedcanopy impor yang dijual dengan harga Rp357.000.
Melihat animo masyarakat yang cukup tinggi terhadap produk impor jenis bedcanopy, Esti pun tertarik untuk mencoba mengembangkan dan memproduksi kelambu jenis tersebut.
Namun, rencananya tersebut saat ini masih terkendala kurangnya waktu, selain karena masih mengerjakan seluruh urusan administrasi sendiri, dia pun harus sering pergi ke luar kota untuk menemani sang suami yang bertugas sebagai dokter.
“Peluang di bisnis ini masih sangat besar, dengan catatan harus bisa berinovasi dan mengembangkan kelambu yang bisa menyaingi produk impor,” imbuhnya.