Bisnis.com, JAKARTA – Waralaba atau franchise bisa dijadikan pilihan untuk merintis usaha, terutama bagi calon wirausaha yang masih bingung menentukan ide bisnisnya.
Saat ini, pebisnis pemula kerap menemukan ide usaha dari hobi yang digemarinya. Dengan begitu, dia bisa bekerja sesuai dengan passion.
Namun, usaha membangun bisnis sesuai dengan hobi tidak semudah membalikkan telapak tangan.
Malah, tingkat rasa takut bisnis akan bangkrut bisa semakin tinggi. Pasalnya, bisnis sesuai hobi bisa jadi memiliki pasar yang sudah jenuh atau malah potensi pasarnya kecil.
Nah, pebisnis pemula yang dipenuhi rasa takut itu bisa menjajal skema waralaba terlebih dulu sebagai strategi belajar sambil dapat untung.
Bisnis waralaba dipilih karena sudah memiliki model bisnis yang jelas sampai manajemen yang lebih terstruktur.
Baca Juga
Namun, bisnis waralaba tidak sepenuhnya indah karena pihak pemegang merek akan menetapkan beberapa aturan kepada calon mitranya.
Selain itu, kebijakan royalti atau bagi hasil bakal membuat cuan yang didapatkan tidak sebesar jika memiliki usaha sendiri.
Tak hanya itu, pebisnis waralaba juga tidak bisa menekan biaya operasional bahan baku. Pasalnya, pihak pemegang merek sudah menentukan pemasok bahan baku dan mitra waralaba hanya terima bersih saja.
Bisnis.com pun merangkum beberapa tips berbisnis waralaba dengan berbagai kondisi calon pebisnis pemula.
Pertama, kondisi calon pebisnis hanya memiliki niat tanpa punya modal uang banyak maupun lahan. Pada kondisi ini, calon pebisnis bisa memilih waralaba murah dan tidak memakan banyak tempat.
Saat ini, banyak waralaba kecil yang murah, tetapi ada potensi pendapatan cukup besar seperti, cemilan cilor atau mencoba bisnis ayam geprek.
Dengan begitu, pebisnis pemula cukup menyewa tempat, sedangkan masalah pasokan bahan baku sudah diatur oleh pihak waralaba.
Walaupun, hal itu bakal berimbas kepada keuntungan yang lebih kecil karena beban sewa, tetapi tujuannya adalah mempelajari sistem dan model bisnis.
Kedua, kondisi calon pebisnis sudah memiliki usaha seperti, kedai kopi atau makanan, tetapi perkembangan bisnisnya cenderung stagnan.
Pada kondisi itu, pebisnis bisa memantau bidang waralaba kecil, tetapi sedang tren di kalangan masyarakat maupun sosial media. Apalagi, kalau pemilik kedai masih memiliki ruang kosong yang bisa dimanfaatkan.
Strategi itu bakal membantu brand bisnis kedai kopi atau makanan semakin meluas. Lalu, potensi pendapatan tambahan muncul dari penjualan produk waralaba tersebut.
Ketiga, kondisi calon pebisnis punya uang banyak dan lahan kosong yang tidak terpakai.
Kalau yang tipe seperti ini lebih mudah, calon pebisnis pemula cukup menggelontorkan dananya memilih waralaba besar potensial. Lalu, jika dia sudah memiliki lahan tinggal langsung digunakan saja.
Cuan pun secara otomatis akan bergerak sendiri. Tugas pebisnis pemula itu tinggal mengontrol biaya operasional dari segi karyawan, air, dan listrik agar tidak jebol.
Jadi, apakah sudah ada inspirasi untuk merintis bisnis apa saat ini?