Bisnis.com, JAKARTA - PT Indosat Mega Media (Indosat M2) menggelar kegiatan donor darah sebagai perwujudan kepedulian sosial dari perusahaan. Hasil donor darah itu akan disumbangkan kepada stok darah di PMI.
"Ini wujud solidaritas kami kepada sesama dengan menyumbangkan hasil kegiatan donor darah ini ke PMI," kata Syachrial Syarif Corporate Secretary IM2, dalam keterangan tertulis.
Menurutnya, kegiatan simpatik donor darah ini telah menjadi salah satu agenda rutin yang dilakukan Indosat M2. Tahun ini, kegiatan donor darah telah dilaksanakan sebanyak dua kali.
Kegiatan donor darah itu dilakukan di kantor pusat Indosat M2 ruang iForesee Gedung Graffiti pada 3 Juli 2018. Peserta yang terdaftar dan berminat mengikuti donor darah berjumlah 61 karyawan, namun setelah melalui proses pemeriksaan tekanan darah dan hemoglobin (HB) hanya 54 orang peserta yang lolos untuk melakukan donor.
Dalam kegiatan kali ini menghasilkan 16 kantong golongan darah A, 14 kantong golongan darah B, 2 kantong golongan darah AB, dan 22 kantong golongan darah O.
“Donor darah sangat bagus bagi tubuh. Selain menyehatkan, donor darah juga membantu saudara kita yang membutuhkan,” ujar Dokter Lis selaku penanggung jawab dari PMI, di Jakarta.
Dalam kegiatan donor darah ini, jumlah peserta yang mendaftar lebih sedikit dari yang sebelumnya. Meski demikian, peserta yang ditolak karena tidak memenuhi persyaratan menurun dibanding kegiatan sebelumnya. Sebagian besar peserta ditolak karena alasan tingkat hemoglobin (HB) yang tinggi dan tekanan darah yang kurang normal.
Kadar HB yang tinggi biasanya disebabkan karena kurangnya istirahat, terlalu banyak memakan makanan yang mengandung santan, dan kurang mengkonsumsi air putih mineral. Sedangkan penyebab tekanan darah yang tidak normal biasanya karena faktor kegemukan, faktor kebiasaan sehari-hari (alkohol, rokok atau jam tidur larut malam), faktor lingkungan sekitar (stress atau kurang beraktivitas), dan faktor makanan
Seperti diketahui, stok kantong darah yang tersedia di Indonesia saat ini masih belum mencukupi kebutuhan dari seluruh masyarakat yang membutuhkan. Sesuai dengan standar World Health Organization (WHO), jumlah kebutuhan minimal darah di Indonesia sebesar 2% dari jumlah penduduk.
Hal ini setara dengan 5,2 juta kantong darah per tahun. Sementara, berdasarkan laporan tahunan Unit Transfusi Darah (UTD) pada 2016 hanya tersedia 4,2 juta kantong darah dari 3,3 juta donasi.
Menurut data Kemenkes, dari jumlah darah yang tersedia, 92 % di antaranya berasal dari donasi suka rela.