Bisnis.com, JAKARTA - Mayoritas ibu rumah tangga mengaku kesulitan dalam mengelola keuangan keluarga selama pandemi virus corona (Covid-19). Fakta ini terungkap dari survei yang dilakukan OVO dalam rangka peringatan Hari Ibu yang jatuh pada 22 Desember.
Berdasarkan hasil survei tersebut, 7 dari 10 ibu mengaku kesulitan dalam mengelola keuangan keluarga, dan hanya 1 dari 10 ibu yang benar-benar melakukan pencatatan keuangan selama masa pandemi.
Mereka baru menyadari bahwa penyiapan dana darurat menjadi hal penting. Akan tetapi, setengah dari para ibu responden mengaku tidak memiliki dana darurat.
Sementara itu, setengah dari kaum ibu yang memiliki dana darurat mengaku terbantu dengan adanya dana tersebut karena dapat digunakan untuk menutupi pengeluaran harian selama pandemi.
Selain dana darurat, dana untuk asuransi dan investasi juga sepatutnya menjadi hal yang disiapkan dalam menghadapi masa pandemi. Akan tetapi, hanya 3 dari 10 ibu yang mengalokasikan dana untuk asuransi, dan hanya 8 persen ibu yang menganggap investasi sebagai prioritas dalam pengelolaan keuangan keluarga.
Head of Corporate Communications OVO Harumi Supit mengaku tergerak untuk mengajak masyarakat agar lebih menghargai peran ibu setelah mengetahui hasil survei itu.
Baca Juga
“Kami di OVO menyadari bahwa bukan hal yang mudah bagi keluarga mana pun, khususnya para ibu yang berperan dalam mengurus banyak hal di rumah tangga, dalam mengelola keuangan keluarga selama masa pandemi ini," ujarnya dalam siaran pers, Sabtu (26/12/2020).
Konsultan Perencana Keuangan Prita Ghozie membenarkan hasil survei OVO. Berdasarkan pengalamannya sebagai konsultan perencana keuangan, di tengah situasi pandemi, banyak kliennya yang mengeluhkan kesulitan pengelolaan keuangan.
Namun sebetulnya, sebagai pengelola keuangan rumah tangga, para ibu tidak perlu panik dalam mengelola keuangan, yang terpenting dan harus dilakukan adalah menyusun rencana menabung dan rencana belanja.
Berikutnya adalah disiplin dalam menjalankan rencana tersebut, karena dalam rumah tangga, seorang ibu itu bisa diibaratkan sebagai nakhoda yang harus mengelola arus keuangan keluarga dengan melakukan pengelolaan keuangan termasuk sudah memiliki proteksi yang jelas bagi keluarga.
Semangat Berbisnis
Prita menambahkan saat ini semangat berbisnis semakin kuat menular di antara kalangan ibu-ibu. “Banyak juga klien kami yang bertanya bagaimana membagi pos-pos pengeluaran, setelah mendapatkan penghasilan tambahan.
Menurutnya, ada yang merasa karena itu penghasilan tambahan, jadi bisa dipakai untuk hal-hal yang nonprioritas. Oleh karena itu, ia menyarankan agar mulai menginvestasikan penghasilan tambahan mereka untuk tujuan masa depan ke pilihan aset investasi jangka panjang seperti instrumen pasar modal.
Seorang model Jennifer Bachdim mengaku termasuk yang merasa bahwa pengelolaan keuangan keluarga menjadi hal yang serius diperhatikan di dalam kehidupan rumah tangga.
Ibu yang sedang mengandung anak ketiga ini juga menyampaikan bahwa karena terbiasa dengan skala prioritas akhirnya dia dan suami selalu bisa menyeimbangkan antara kebutuhan dengan keinginan.
“Jadi kalau ada pemasukan dari pekerjaan yang kami lakukan, kami langsung amankan untuk pos-pos dana yang memang menjadi kebutuhan harian, bulanan dan tahunan. Yang keluar dan yang masuk pun kami catat baik-baik. Apalagi di tengah situasi pandemi seperti sekarang," tuturnya.
Dia juga menambahkan bahwa investasi dan asuransi, juga merupakan salah satu pos yang paling penting untuk dialokasikan saat ini. Menurut Jennifer, yang juga penting di tengah pandemi adalah disiplin dalam penggunaan dana, dan memastikan transaksi yang dilakukan selalu minim kontak dan cashless.