Bisnis.com, JAKARTA - Setiap perusahaan teknologi punya strategi tersendiri untuk mempertahankan pasarnya di Indonesia.
Hadirnya pemain baru yang menghadirkan produk-produk inovatif dengan harga bersaing membuat persaingan makin ketat. Hal tersebut tentunya menjadi tantangan tersendiri bagi pemain lama yang sudah puluhan tahun berkecimpung di Indonesia.
Terlebih konsumen di Tanah Air sebagian besar cenderung sensitif terhadap harga produk yang ditawarkan. Selisih harga yang terpaut sedikit saja dengan kualitas atau spesifikasi yang mirip-mirip dapat dengan mudah membuat mereka pindah ke lain hati.
Pandemi Covid-19 yang membuat daya beli masyarakat kian menurun membuat hal tersebut makin tak terelakkan. Oleh karena itu, tak heran apabila Indonesia lebih banyak dibanjiri oleh produk teknologi informasi dengan harga terjangkau yang sebagian besar berasal dari China.
Alih-alih sepenuhnya mengikuti arus, Hewlett-Packard Inc. (HP) punya strategi tersendiri untuk tetap bertahan di tengah kerasnya persaingan. Salah satu strategi yang digunakan adalah pembinaan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang aktivitasnya tak bisa lagi dilepaskan dari perangkat teknologi informasi.
Menurut President Director HP Inc Indonesia. Fiona Lee, pihaknya dalam beberapa tahun terakhir telah menginisiasi sejumlah program untuk meningkatkan kapasitas UMKM di Tanah Air, diantaranya adalah HP Mentorship Project. Program ini bertujuan untuk memberikan kesempatan bagi para kreator di industri kreatif mendalami bidang yang mereka tekuni.
Baca Juga
Mereka berkesempatan untuk belajar langsung dari ahli di industri kreatif mulai dari seninman, sutradara film, produser musik hingga fotografer kenamaan Indonesia. Sejauh ini, HP Mentorship Project berhasil melahirkan lebih dari 4.000 portofolio kreatif dari para pesertanya.
“HP kini mengundang para kreator muda yang memiliki passion di bidang digital art untuk berpartisipasi dan mendapatkan kesempatan dimentori oleh seniman visual terkemuka Indonesia, Izzy (VNGC) dan Isha Hening,” ujar Viona dalam sebuah wawancara khusus beberapa waktu lalu.
Tidak hanya itu, selama pandemi perusahaan teknologi asal Amerika Serikat itu juga menyediakan kesempatan belajar desain UI/UX (user interface/user experience) guna mendukung bagi UMKM, pekerja kreatif, hingga lulusan baru agar bisa beradaptasi di masa kenormalan baru lewat program HP Binar Support. Progam tersebut bekerjasama dengan perusahaan rintisan Binar Academy.
HP Binar Support hadir melengkapi materi-materi pelatihan keterampilan teknologi informasi beserta implementasinya dalam pengembangan bisnis dan HP for Business yang memberikan pengetahuan akan tips dan praktik bisnis serta kisah-kisah inspiratif dari pengusaha sukses.
Tidak hanya pelaku usaha dan pekerja, Fiona menyebut pihaknya juga menginisiasi sejumlah program untuk meningkatkan kemampuan anak-anak usia sekolah memanfaatkan teknologi informasi.
“Program tersebut diantaranya adalah HP Tech Hubs menyediakan [perangkat] teknologi dan pelatihan kewirausahaan untuk pelajar berusia 13 tahun ke atas guna meningkatkan keterampilan mereka,”
Sejauh ini terdapat enam Tech Hubs yang sudah dibangun di Jawa dan Bali. Selain di Indonesia, program ini juga diimplementasikan di negara Asia Tenggara lainnya seperti Malaysia, Vietnam, dan Thailand.
Di sisi lain, Fiona menyadari bahwa strategi pembinaan UMKM, pekerja kreatif, hingga pelajar yang dilakukan pihaknya perlu diimbangi oleh produk-produk yang sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik masyarakat Indonesia.
Walaupun tak menjelaskan secara spesifik produk apa yang akan dihadirkan oleh HP di tahun ini, Fiona menegaskan bahwa produk-produk tersebut dipilih berdasarkan hasil riset internal yang membutuhkan
“Kami tentunya sudah melakukan riset dan akan menyesuaikan dengan kebutuhan masyarakat dan berinovasi menyesuaikan perubahan yang ada termasuk implementasi 5G oleh Pemerintah Indonesia dan menyelesaikan permasalahan rantai pasok yang jadi pekerjaan rumah selama pandemi,” tegasnya.
Terakhir, Fiona menyebut Indonesia merupakan negara yang jadi pasar utama HP di kawasan Asia. Jumlah penduduk yang tercatat lebih dari 270 juta dengan pertumbuhan kelas menengah yang begitu pesat tak serta merta membuat Indonesia sangat potensial bagi produk-produk teknologi informasi.