Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kiat Klinik Kecantikan Bertahan Kala Pandemi

Seperti yang dialami oleh dr.Cynthia Jayanto, pemilik Cyn Clinic yang mengaku sempat mengalami penurunan pendapatan hingga 50 persen pada Maret 2020, pada masa awal pandemi Covid-19.
dr.Cynthia Jayanto, pemilik Cyn Clinic
dr.Cynthia Jayanto, pemilik Cyn Clinic

Bisnis.com, JAKARTA -- Pandemi Covid-19 sempat menekan bisnis di industri kecantikan karena adanya kekhawatiran pasien untuk melakukan treatment.

Namun, dengan berbagai adaptasi dan strategi yang dilakukan kini sejumlah klinik kecantikan mampu bangkit kembali.

Seperti yang dialami oleh dr.Cynthia Jayanto, pemilik Cyn Clinic yang mengaku sempat mengalami penurunan pendapatan hingga 50 persen pada Maret 2020, pada masa awal pandemi Covid-19.

Namun, sebagai pelaku usaha, wanita kelahiran 18 Februari 1985 ini segera melakukan pivot bisnis agar bisa tetap survive, salah satunya dengan menjual produk dan vitamin melalui platform e-commerce.

“Semua orang takut datang ke klinik. Beruntungnya, produk yang saya jual laku di pasaran, sehingga tak perlu mengurangi pegawai. Cukup mengurangi jam kerja saja untuk menyesuaikan pendapatan klinik yang berkurang,” tuturnya.

Selain itu, kliniknya juga menyediakan layanan tes rapid antibodi dan antigen datang ke rumah (home care). Menurut dr Cynthia, upaya itu amat membantu kliniknya bisa bertahan, khususnya di bulan November-Desember 2020, karena pemerintah mengeluarkan kebijakan wajib tes rapid bagi seseorang yang mau bepergian jauh atau liburan keluar kota.

"Kemudian, saya juga melakukan edukasi di instagram pentingnya vaksin influenza dan pneumonia pada orang tua selagi belum ada vaksin Covid-19 dan rutin minum vitamin C, dari upaya itu Tuhan bukakan jalan. Di mana saya dapat proyek di pabrik untuk suntik vitamin C dua bulan sekali ke 127 karyawan pabrik. Intinya, banyak cara yang dilakukan agar bisa bertahan," terangnya.

Adapun, saat pelanggan mulai berani datang ke klinik di masa new normal, kliniknya menerapkan protokol kesehatan yang ketat. Mulai mencuci tangan saat masuk klinik, pemakaian hand sanitizer, memakai masker, physical distancing hingga pelayanannya. Karyawan di klinik juga rutin melakukan rapid antigen.

Hal itu dilakukan, agar pelanggan merasa lebih aman dan nyaman melakukan perawatan di Cyn Clinic. Hasilnya, jumlah pelanggan terus bertambah setiap bulannya. “Hingga sekarang ini, meski pendapatan tidak seperti awal, saya bersyukur klinik ini masih bisa bertahan, tanpa harus mengurangi pegawai,” ujarnya.

Sejak pertama kali berdiri pada 2012, Cync Clinic terus berkembang dan menjadi salah satu klinik kecantikan yang cukup dikenal di Bekasi, bahkan pada 2019 telah menambah satu cabang baru.

Klinik Cyn Clinic bisa berkembang berkat passion Cynthia yang ingin memberikan yang terbaik kepada pasien. Cynthia mengatakan bahwa dirinya memang ingin membuka klinik sendiri karena bisa mendapatkan kepuasaan dan kebahagiaan jika berhasil mengubah kulit yang tadinya jelek jadi bagus atau lebih muda.

Rupanya mindset tersebut berpengaruh besar dalam mengembangkan kliniknya sehingga banyak pasien baru datang akibat rekomendasi dari pasien lama saya, baik melalui mulut ataupun dari media sosial.

“Banyak pasien bilang kalau durasi konsul di sini bisa panjang. Mereka suka berpikir ‘di sini mah enak bisa bisa berjam-jam; dokternya beda, dokternya tahu kebutuhan saya’. Padahal itu mengalir begitu saja agar saya tahu kebutuhan pasien apa, yang akhirnya membuat diagnosa saya tepat. Dengan diagnosa tepat, maka kualitas terjadi,” ungkap dr.Cynthia yang juga aktif memberikan berbagai edukasi di Instagram @cynthia_dr.

Selain itu, ketika mendapatkan keuntungan yang lebih, Cynthia terus menambah fasilitas, dan secara perlahan terus menambah alat sehingga pasien mulai merasa nyaman. “Karena saya mulai klinik ini dari nol,” tambahnya

Menurutnya, klinik kecantikannya juga sudah memiliki SOP (standard operating procedure), dan hal tersebut memiliki pengaruh yang sangat signifikan untuk menjaga pasien lama tetap loyal atau menghadirkan pasien baru.

“Bahkan hal kecil seperti saat konsumen datang, terlepas treatment apa yang dia ambil, kami sediakan snack dan minuman. Kenapa saya lakukan itu, yang mungkin mengikis profit? Karena saya melihat ke depan. Karena, saya mencari pelanggan, bukan cari pasien yang suka pindah-pindah. Inilah yang saya tanamkan di sini. Dan menjadi game changer,” urai wanita yang memiliki followers Instagram 100 k ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Dewi Andriani
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper