Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

SANG TAIPAN: Jorge Paulo Lemann, Raja Bisnis Konsumer dari Brasil

Jorge Paulo Lemann merupakan orang terkaya ke-76 dunia dengan kekayaan senilai US$22,9 miliar. Bagaimana kisahnya meraih kesuksesan?
Taipan asal Brasil Jorge Paulo Lemann yang merajai bisnis konsumer di Negeri Samba / www.infomoney.com.br
Taipan asal Brasil Jorge Paulo Lemann yang merajai bisnis konsumer di Negeri Samba / www.infomoney.com.br

Bisnis.com, JAKARTA - Jorge Paulo Lemann boleh saja tidak makan burger. Namun, selera bisnis mengantarkannya membeli Burger King pada 2010. Orang terkaya di Brasil ini lebih dulu dikenal sebagai pendiri bank, sebelum kemudian usahanya menggurita di sektor konsumer.

Menurut Bloomberg Billionaires Index, Kamis (18/3/2021), pria 81 tahun itu merupakan orang terkaya ke-76 dunia dengan kekayaan senilai US$22,9 miliar. Lemann mengendalikan Anheuser-Busch InBev, produsen bir terbesar di dunia, bersama dua mitranya, Marcel Telles dan Carlos Sicupira.

Trio itu memiliki saham di Kraft Heinz dan Restaurant Brands International, perusahaan di balik Burger King. Mereka juga mengendalikan peritel Lojas Americanas dan developer Sao Carlos di Brasil.

Meski menjadi sosok di balik makanan siap saji Burger King, Lemann sebenarnya merupakan penganut pola makan sehat dan seorang mantan pemain tenis yang berkompetisi di Wimbledon pada 1960-an.

Dia dilahirkan dari orang tua imigran Swiss di Brasil. Masa kecilnya tidak terlalu mewah. Namun, Lemann kemudian tumbuh dengan menguasai 65 persen dari total pasar bir Brasil.

Lemann memulai karirnya pada 1971 dengan mendirikan bank Brazil, Banco Garantia bersama Telles dan Sicupira. Selang 27 tahun setelah dimulainya Banco Garantia, Lemann menjualnya ke Credit Suisse First Boston seharga US$675 juta.

Di industri bir, namanya juga melambung. Tidak hanya di Amerika Serikat tetapi juga di seluruh dunia. Dia mengambil alih AnheuserBusch yang memproduksi merek seperti Budweiser dan Budlight. Pada 2003, Lemann memperoleh keuntungan sebesar 35 persen dari pembuatan bir.

Penjualan kotor diperkirakan mencapai US$ 2,7 miliar yang menghasilkan peningkatan ketenaran Lemann tidak hanya di Brasil tetapi juga di negara-negara lain termasuk Argentina, Uruguay, Bolivia, dan Paraguay.

Jorge Paulo Lemann menjadi berita utama besar pada 2013. 3G Capital, perusahaan investasi yang juga digawangi trio itu, di New York dan Rio de Janeiro menjalin kemitraan dengan Warren Buffett untuk membeli Heinz.

Lemann yang berdarah Swiss mengaku tak mengadopsi usia pensiun di negara itu yakni 60 tahun. Di usianya yang masuk kepala delapan, dia tetap produktif dan mengamati dunia bisnis global. Dia mengatakan tidak kekurangan energi karena masih banyak hal yang harus dilakukan.

"Saya suka melakukan semuanya dengan, dan ketika saya pikir tidak melakukan sesuatu dengan baik, saya mencoba untuk meningkatkannya," kata Lemann.


Gagap Era Digital

Jika diberi kesempatan untuk memulai bisnis dari awal, Lemann mengatakan dia akan merintis perusahaan teknologi.

"Sayangnya saya sudah tidak muda lagi dan saya sudah memiliki beberapa bisnis untuk dijalankan," ujarnya.

Pada 2018, Lemann mengatakan dia merasa seperti dinosaurus yang ketakutan yang mencoba mengikuti perubahan digital. Sejak itu, dia dipaksa untuk mengubah gaya manajemen yang telah dipegangnya sejak lama, yang lebih didasarkan pada pemotongan biaya daripada membangun merek.

Sejak itu, Lemann menjadi investor teknologi, membeli saham di tiga unicorn yang didirikan oleh orang Brasil StoneCo, Brex dan Movile.

Setelah sukses menjadi dalang di balik beberapa merger produk konsumen terbesar sepanjang masa, Lemann mengatakan Brasil memiliki pasar yang sangat besar untuk produk baru. Laju startup teknologi baru di negara tersebut akan semakin cepat terlepas dari bagaimana perekonomian berjalan.

Pada awal bulan ini, Lemann memutuskan untuk meninggalkan dewan direksi Kraft Heinz Co., perusahaan yang dia bantu dirikan bersama Warren Buffett yang sejak saat itu kehilangan setengah valuasinya.

"Tidak mungkin lagi membangun sesuatu di bisnis makanan seperti yang kami lakukan di bisnis bir. Kami sudah mencoba, tidak berhasil dan kami akan memperbaikinya," kata Lemann.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper