Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Memikat Wirausaha Muda Bangun Bisnis Sektor Pertanian dan Perikanan

Dalu Nyzlul Kirom, CEO Ternakesia terpanggil untuk memajukan sektor peternakan yang kurang diminati oleh wirausaha muda.
Ilustrasi entrepreneur
Ilustrasi entrepreneur

Bisnis.com, JAKARTA - Potensi sektor pertanian, peternakan, dan perikanan lokal masih besar untuk dioptimalkan dengan bersama-sama saling berkolaborasi antar pelaku bisnis dari hulu ke hilir.

Karena itu, bisnis sektor ini dinilai masih menjanjikan dan butuh keterlibatan wirausaha muda. 

Namun, banyak generasi muda yang tidak tertarik pada dunia pertanian, peternakan dan perikanan. Inilah yang menjadi permasalahan krusial, dimana kebutuhan permintaan pangan selalu naik tapi tidak dibarengi dengan peningkatan jumlah dan kualitas produsen, khususnya dari generasi muda.

Permasalahan krusial ini memantik kesadaran wirausaha muda tersebut dengan membangun bisnis rintisan melalui misi sociopreneur. Utari Octavianty Co-founder & CSO Aruna akhirnya bersama kedua rekannya, Indraka Fadhlilah dan Farid Naufal Aslam mendirikan Aruna. Sebuah bisnis rintisan bidang perikanan dalam merevolusi ekosistem perdagangan hasil laut dengan teknologi.

Dengan platform Aruna, supply chain dapat lebih ringkas karena transaksi pembelian ikan terjadi secara langsung antara nelayan atau pembudidaya ikan dengan konsumen, tanpa melalui jalur tengkulak. Nelayan mendapatkan harga jual yang layak, konsumen pun mendapatkan kebutuhan ikan dengan harga yang masuk akal.

Karena sebagian besar nelayan tidak begitu memahami perkembangan teknologi fitur pada smartphone, Aruna menghadapi tantangan saat mensosialisasikan teknologi baru yang ditawarkan aplikasi Aruna ke kelompok nelayan. Disinilah peran wirausaha muda dalam turut berkontribusi mengedukasi sebagian besar kelompok nelayan dalam adaptasi transformasi teknologi.

Aruna pun membawa pilot project yang telah berhasil dilakukan pada kelompok nelayan tempat asal Utari dibesarkan, sebagai bukti konkrit adaptasi transformasi teknologi ini pun berdaya guna bagi dan mudah digunakan oleh nelayan. Selain itu, Aruna pun membentuk local heroes yang membantu nelayan setempat untuk memantau dan mengoperasikan Aruna.

Utari Octaviany, Co-founder & CSO Aruna, membangun bisnis bisnis rintisan Aruna yang tidak hanya menciptakan inovasi dalam bentuk teknologi, tapi juga ekosistem antara nelayan / pembudidaya ikan dan konsumen. Hal itu diungkapkannya dalam webinar bersama MarkPlus Institute dengan tajuk “Building Impactful Business in Farming & Fisheries Sector” yang digelar oleh Diplomat Success Challenge (DSC) 12, yang digagas Wismilak Foundation.

Serupa dengan Utari yang fokus pada sektor perikanan, Dalu Nyzlul Kirom, CEO Ternakesia terpanggil untuk memajukan sektor peternakan yang kurang diminati oleh wirausaha muda.

“Bisnis rintisan Ternakesia hadir sebagai bentuk jawaban kami akan permasalahan yang ada di sektor peternakan. Kami mencoba mengamplifikasikan teknologi ke bisnis peternakan sebagai salah satu usaha mengatasi kendala usaha para peternak. Ternakesia sendiri fokus di sektor peternakan yang membantu peternak Indonesia yang membutuhkan bantuan bidang permodalan, pemasaran, dan manajemen," paparnya.

Dalu melihat bahwa potensi bisnis peternakan ini membutuhkan optimalisasi melalui transformasi penerapan teknologi. Apalagi berdasarkan data dari Islamic Economic Forum 2019, Indonesia adalah negara dengan konsumen makanan halal nomor 1 di dunia. Putaran dana untuk mengkonsumsi makanan halal sekitar 273 miliar USD per tahun. Tapi sayangnya Indonesia bukan termasuk 10 besar pemasok makanan halal di dunia. Inilah ironi sekaligus peluang besar kita khususnya wirausaha muda untuk memenuhi permintaan kebutuhan hasil ternak dengan standarisasi halal yang perlu kita manfaatkan.

Setiap wirausaha tidak saja berkutat dalam urusan mencari dukungan modal usaha. Melainkan support dalam bertukar knowledge technical dan network yang lebih luas. Atas dasar itu, pada tahun 2015, Ahmed Tessario mengikuti DSC. Walaupun belum keluar sebagai pemenang, namun Tessar memanfaatkan ekosistem Diplomat Entrepreneur Network (DEN) untuk bisa kolaborasi dan cross selling. Bukan saja cross selling dari sisi produk, namun juga cross selling dari knowledge.

Tessar memberikan masukan bagi wirausaha untuk tidak segan-segan melakukan pendekatan ke sesama wirausaha dalam ajakan kolaborasi. Seperti pengalamannya, memanfaatkan DEN dengan berani mengajak kolaborasi Gazan Azka Ghafara yang merupakan pemenang DSC 2016 melalui brand Zanana Chips. Lewat kolaborasi sesama wirausaha yang dalam naungan DEN, keduanya sepakat berkolaborasi dengan saling bersinergi bertukar jaringan distribusi untuk memperluas jaringan pemasaran.

Ahmed Tessario, Founder & CEO Sirtanio Organik, sekaligus alumni DSC 2015 selalu mendorong wirausaha tak segan-segan untuk melakukan pendekatan ke wirausaha lainnya dan berani inisiasi sebuah kolaborasi.

Edric Chandra, Program Initiator DSC 12, berharap DSC bisa menjadi pemantik asa wirausaha dengan membuka kesempatan seluas-luasnya. “Kami harap dengan hadirnya DSC 12 akan kembali membawa harapan baru bagi wirausaha yang ingin terus bergerak maju mengeksplorasi peluang yang terbuka lebar. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper