Bisnis.com, JAKARTA - CEO UBS Ralph Hamers jadi tokoh kunci dalam pengambilalihan Credit Suisse dengan membeli bank yang jadi saingan UBS, senilai US$3,2 miliar atau setara dengan Rp49,1 triliun pada Minggu (19/3/2023).
Kesepakatan ini dilakukan seiring dengan upaya pemerintah untuk membendung dampak sistemik dari krisis Credit Suisse terhadap perbankan dan stabilitas keuangan global.
Sebelumnya, saham Credit Suisse memang anjlok ke level terendah sepanjang masa, lantaran Saudi National Bank (SNB) pemegang saham terbesarnya tak mau menyuntikkan modal. Insiden ini pun melanda kepanikan investor dan memicu aksi jual saham Credit Suisse.
Tentu, menyatukan kedua saingan itu jadi suatu perjuangan. Pasalnya, Credit Suisse sempat menolak tawaran UBS.
Lantas, seperti apa sosok Ralph Hamers ini? Berikut ulasan Bisnis selengkapnya.
Pengusaha Belanda yang berusia 56 tahun ini bergabung dengan UBS sejak November 2020, setelah lebih dari 30 tahun menjadi bagian dari ING Group, sebuah perusahaan perbankan dan jasa keuangan multinasional yang berkantor pusat di Amsterdam.
Baca Juga
Pria kelahiran 25 Mei 1966 yang mendapat gelar master sains di bidang ekonometrika bisnis/penelitian operasi dari Universitas Tilburg terkenal akan kecerdasan finansialnya.
Tak jarang, selama menjadi CEO, dia mengarahkan bank ke profitabilitas sambil membayar kembali uang pemerintah Belanda yang diterimanya selama krisis keuangan.
Melansir dari Bloomberg, dirinya juga dikenal sebagai sosok yang penuh inovasi digital dan berhasil merangkul AI dalam industri perbankan.
Di bawah kepemimpinannya, ING berinvestasi besar-besaran dalam transformasi digitalnya, bahkan bank tersebut lebih mengandalkan penawaran online-nya daripada kebanyakan pesaing.
Terbukti, meski saat itu dirinya baru enam bulan bergabung bersama UBS, namun Harmes telah melihat secara mendalam di mana, dia dapat memotong biaya dan mendigitalkan operasi, termasuk dalam bisnis high-touch untuk melayani orang-orang terkaya di dunia.
Berdasarkan Reuters, melalui kecerdasan buatan, dia berhasil meluncurkan layanan digitalnya yang menarik minat orang-orang dengan harta kekayaan di atas US$278.000 atau setara dengan Rp4,2 miliar hingga beberapa miliarder lewat platform online bernama MyWay.
Selain itu, dia pun telah membawa fokus teknologi ke tim manajemen eksekutif untuk pertama kalinya. Di mana, Hamers telah mengganti posisi Chief Operating Officer menjadi Chief Digital and Information Officer.
Tak berhenti sampai situ, saat ini dirinya tengah menyusun rencana digitalnya yang terinspirasi dari perusahaan teknologi Netflix Inc. dan Spotify Technology SA untuk jadi manajer kekayaan terbesar di dunia.
"Saat kami mulai mengembangkan strategi baru dengan mengeluarkan konten dengan cara yang lebih digital. Kami ingin membuat Anda mendapatkan rekomendasi yang menurut Anda benar-benar relevan bagi Anda,” ucapnya dalam World Economic Forum in Davos in 2022
Hamers memang ingin meningkatkan kecepatan di mana bank menanggapi permintaan klien dan menerapkan model kerja "cepat" untuk menggantikan struktur hirarkis top-down saat ini.
Dia ingin bank menggunakan lebih banyak robotika dan pemrosesan data, dan keterlibatan klien yang mencakup interaksi dengan tim teknologi.
Di luar kecerdasan finansialnya, Hamers dikenal punya penampilan yang sangat kasual, yakni tampil tanpa dasi dengan kerah kemejanya terbuka, suatu hal yang langka di dunia keuangan.
Menyoal, kehidupan pribadi, Hamers sendiri telah menikah dengan Patricia van Nimwegen sejak 1997 dan pasangan tersebut telah memiliki anak kembar.