Bisnis.com, JAKARTA - Upaya memanfaatkan hasil panen buah anggur berkembang menjadi industri rumahan dengan omset puluhan juta rupiah setiap bulan. Padahal, usaha itu hanya bermula dari berbuahnya sebatang anggur di salah satu rumah warga anggota kelompok sadar wisata (darwis) Grape Garden 09, di Jakarta Timur.
Faiq Dinda, salah satu anggota kelompok tani perkotaan Grape Garden 09 Cipayung, Jakarta Timur menuturkan awal bisnis warga itu dimulai bersamaan saat pandemi Covid-19 bermula Oktober 2019 lalu di China.
Panen raya pokok anggur di rumah Faiq membuat kreatifitas para ibu di Jl. Buni Gang Mawar tertantang. Buah anggur dari pokok yang sudah berusia sekitar 20 tahun itu kemudian diolah menjadi berbagai kreasi seperti sirup, kue bolu, hingga ada yang menjadi jus.
"Kami memulai pada saat awal virus corona (disiarkan). Awalnya sirup, namun hasilnya tidak maksimal," kata Faiq di sela Pengundian Panen Hadiah Simpedes BRI di Kantor BRI Unit Ciracas, Jakarta Timur, awal Mei 2023 lalu.
Bermodal Rp250.000 dari kas warga, para anggota Grape Garden 09 itu kemudian melakukan sejumlah percobaan. Setelah 4 bulan berlalu, kelompok beranggotakan 9 orang itu memantapkan produk awal dengan jus anggur. "Awalnya [jus anggur] produksinya cuma 10 botol dan dipasarkan ke tetangga, Rp15.000 per botol," kenang Faiq lebih lanjut.
Dia menyebutkan, sejumlah kendala ditemui pada saat awal industri rumahan jus anggur dimulai. Persoalan utama muncul dari komposisi cita rasa yang paling tepat hingga sortasi anggur.
Baca Juga
Para ibu yang tergabung dalam Grape Garden 09 juga perlahan mencoba jenis anggur lain yang lebih cocok untuk jus. Pasalnya, anggur yang ditanam di depan rumah Faiq dinilai masih memiliki kekurangan dari segi cita rasa. Pencarian jenis anggur ini kemudian bermuara dengan anggur yang ditanam di Bali.
"Sekarang kami menggunakan jenis Alfonso, karena rasa anggurnya dapat [dalam bentuk jus], ada asamnya, dan segar," katanya.
Anggur Alfonso (Vitis Vinifera L. Var. Alphonso Lavallee) termasuk ke dalam kelompok anggur hitam. Anggur Bali yang dikenal di Australia dengan nama Ribier memiliki penyebutan ilmiah Vitis vinifera L. var. Alphonso Lavallee.
Di Bali, tanaman ini banyak dibudidayakan di Kabupaten Buleleng. Memiliki buah dengan warna hitam keunguan, jenis anggur ini banyak dimanfaatkan sebagai buah segar ataupun diolah menjadi wine.
Faiq menyebutkan, perlahan produk jus Grape Garden 09 mendapatkan pasar. Olahan segar anggur tanpa bahan pengawet ini menggunakan strategi pendekatan pemasaran word of mouth atau 'getok tular'.
"Setiap anggota Darwis memasarkan dengan menggunakan status di Whatsapp, pameran termasuk datang ke acara untuk mengenalkan," kata Faiq lebih lanjut.
Pemasaran juga dilakukan dengan memanfaatkan platform e-commerce yang didukung metode pembayaran scan QR. Pemasaran secara digital ini juga diperkaya dengan pemanfaatan sistem pembayaran non tunai dengan Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) untuk penjualan offline.
Perlahan, Jus Anggur Grape Garden 09 bertumbuh. Penjualan hingga 400 botol per bulan menjadi raihan. Setelah satu tahun, kelompok ini kemudian mengurus izin dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) dan sertifikasi halal. Setelah penegasan keamanan pangan dari BPOM dan sertifikasi Halal diperoleh, omset kelompok ini masih terus naik.
"Sekarang sekitar 1.500 botol per bulan [khusus jus anggur]. Ya sekitar itu [Rp25 juta omsetnya] Kami juga membuat jus stroberi sebagai variasi dan ada permintaan pasarnya," katanya lebih lanjut.
Terus Berkembang
Rini Anggraini, Anggota Kelompok Grape Garden 09 menyebutkan, produk yang dijual kelompok juga berkembang seperti peyek daun anggur, penjualan bibit, hingga selai. Juga disediakan taman anggur yang dapat dikunjungi masyarakat.
"Untuk peyek sesuai permintaan, biasanya saat pruning [pemangkasan pucuk] anggur," katanya.
Rini menyebutkan, sebagai usaha kelompok, maka setiap penjualan didapatkan komisi 20 persen dari harga jual. "Tapi uangnya dicatat dulu, nanti dibagi setiap menjelang lebaran," katanya mengungkapkan strategi pengelolaan uang yang dilakukan.
Dengan model ini, dia mengatakan uang hasil penjualan terlebih dahulu disimpan di Bank Rakyat Indonesia (BRI). Penarikan oleh ketua dan bendahara hanya untuk operasional dan pembelian bahan baku anggur, gula, hingga stroberi.
"Hasilnya sangat lumayan," kata Rini mengelak disebut setiap anggota mendapat penghasilan hingga Rp10 juta per orang saat jelang Ramadan 2023.
Digitalisasi dan sociopreneur yang menjadi penggerak perekonomian ini diakui oleh Kepala Bank Rakyat Indonesia (BRI) Cabang Kramat Jati Asep Suhendra. Menurutnya, UMKM di Tanah Air juga dapat memanfaatkan platform jual beli daring yang dirintis perusahaan Pasar.id untuk memperluas bisnisnya.