Bisnis.com, JAKARTA - Bisnis ritel Citibank, N.A., Indonesia (Citi Indonesia) akan resmi berhenti beroperasi pada Sabtu, 18 November 2023.
Hal ini setelah adanya pengalihan atas bisnis consumer banking Citibank N.A. Indonesia (Citi Indonesia) kepada PT Bank UOB Indonesia.
Nantinya, Citibank akan melakukan refocusing bisnis, di mana pihaknya akan fokus dalam bisnis Institutional Banking, usai menjual sebagian lini bisnis, yakni consumer banking kepada Bank UOB Indonesia.
Transaksi penjualan yang dilakukan Citi mencakup bisnis consumer banking termasuk kartu kredit dan wealth management.
Namun, tidak termasuk bisnis institutional banking, di mana Citi akan tetap berkomitmen dan fokus untuk melayani para klien institusional baik secara lokal, regional, maupun global.
Historia Citibank
Melansir laman resmi Citi Group, bank asal Amerika Serikat ini muncul ketika adanya perdebatan tentang pembaruan piagam Bank Amerika Serikat pada 1811.
Baca Juga
Pada tahun 1811, sekelompok pedagang mengambil langkah pertama untuk mendirikan bank baru untuk membantu New York bersaing dengan saingannya Philadelphia, Boston, dan Baltimore.
Para New York yang bersekutu dengan Presiden AS James Madison mengajukan permohonan untuk mendirikan bank baru.
Memperhatikan bahwa lebih mudah melakukan perbankan di Philadelphia, Boston, dan Baltimore daripada di New York, mereka mengajukan petisi kepada majelis negara bagian pada 11 Februari, memohon agar dijadikan satu perusahaan perbankan. Mereka harus menunggu lebih dari setahun sampai keinginan mereka bisa terpenuhi.
Ketika berkumpul kembali pada tahun 1812, majelis tersebut kemudian menghadapi petisi untuk pendirian dua bank lagi dari pedagang yang bersekutu dengan George Clinton dan rekanan mantan Bank Amerika Serikat.
Salah satu masukan datang dari Samuel Osgood, negarawan senior yang kemudian ditunjuk sebagai presiden bank baru tersebut.
Pedagang asli yang bersekutu dengan Madison kemudian mendapatkan separuh sisa kursi di dewan, sementara sisanya akan jatuh ke tangan kelompok pedagang baru yang mendukung George Clinton.
Pada 16 Juni 1812, City Bank of New York kemudian didirikan. Meskipun Clinton meninggal karena serangan jantung tiga bulan sebelumnya, para pendukungnya kini menguasai hampir separuh dewan direksi bank baru di negara bagian asalnya. Dengan disahkannya piagam tersebut, kisah 200 tahun Citibank dimulai.
Samuel Osgood memainkan yang peran besar dalam pendirian Citibank merupakan pria kelahiran Massachusetts, 3 Februari 1747 dan wafat pada 12 Agustus 1813.
Samuel sempat menempuh pendidikan di Dummer Academy yang sekarang sudah menjadi The Governor's Academy, dan kemudian melanjutkan ke Harvard College, di mana dia belajar teologi dan lulus pada 1770.
Kemudian, dia kembali ke Andover untuk mengikuti karir sebagai pedagang. Dia bergabung dengan milisi lokal, terpilih untuk mewakili kota di majelis kolonial, dan pada 1775 menjadi kongres provinsi yang berfungsi sebagai pemerintahan revolusioner.
Di bawah kepemimpinannya, Pada bulan Juli 1865, City Bank mengubah piagam negara bagiannya menjadi piagam nasional, dengan menggunakan nama baru National City Bank of New York.
Pada bulan Juli 1865, City Bank mengubah piagam negara bagiannya menjadi piagam nasional, dengan menggunakan nama baru National City Bank of New York.
Penunjukan bergengsi ini menunjukkan bahwa bank tersebut memenuhi standar solvabilitas dan likuiditas pemerintah federal yang lebih tinggi dan memungkinkan bank tersebut menjadi tempat penyimpanan bagi pemerintah federal dan cadangan wajib bank nasional di kota-kota lain.
National City Bank of New York adalah nama bank tersebut selama hampir satu abad dan menjadi salah satu nama perbankan yang paling dikenal di seluruh dunia. Dengan kemampuannya untuk menawarkan layanan yang lebih luas, hal ini menandai langkah penting dalam transformasi bank tersebut menjadi Citi saat ini.
Terus melakukan perkembangan, City Bank melalui International Banking Corporation (IBC) yang didirikan di Connecticut pada 1901 oleh sekelompok pengusaha yang ingin mempromosikan perdagangan dengan Asia setelah Amerika mengakuisisi Filipina dari Spanyol.
Piagam bank negara bagian mengizinkannya melakukan bisnis di mana pun kecuali Connecticut. Presiden pendirinya adalah Marcellus Hartley, pemilik Remington Arms Co. Direktur lainnya termasuk pengacara perusahaan Thomas Hubbard, bankir investasi Jules Bache dan William Salomon, serta perwakilan dari perusahaan asuransi Equitable dan Metropolitan.
Setelah membuka cabang di London pada April 1902, IBC kemudian mendirikan cabang secara berurutan di Shanghai, Singapura, Manila, Yokohama, dan Hong Kong. Mereka juga mempekerjakan dua pedagang dari Deutsche Bank untuk mengembangkan bisnis valuta asingnya di New York.
Pada 1904, jaringan Asia telah menyebar ke Kalkuta dan Bombay, Kobe, Guangzhou, dan Cebu. Cabang tambahan didirikan di kota Beijing dan Hankou di China pada 1909. Cabang lainnya menyusul pada 1919 di Burma dan China, dan cabang lainnya kemudian dibuka di China dan Jepang.
Setelahnya, IBC terus melebarkan sayap membuka banyak cabang di berbagai penjuru dunia. Kemudian pada 1974, bank ini mulai melakukan transformasi bisnis yang menjadikan layanan bank konsumen sebagai prioritas.
Citibank menjadi salah satu bank yang kemudian mempopulerkan ATM dan menjadi pionir perbankan digital di masa kini.
Citibank di Indonesia
Citi hadir di Indonesia sejak 1968 dan telah menjadi salah satu bank asing terbesar di Indonesia berdasarkan ukuran aset.
Citibank Indonesia sampai saat ini telah mengoperasikan 11 cabang dan lebih dari 70 ATM, memiliki jaringan pembayaran pelanggan dengan lebih dari 50.000 titik pembayaran dan jaringan distribusi perusahaan dengan 4.800 lokasi di 34 provinsi.