Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

GEORGE HADI SANTOSO: Sulitnya penetrasi benih hibrida

JAKARTA: DuPont, produsen benih jagung hibrida Pioneer, menyiapkan strategi bisnis dengan mengolaborasikan peran industri, pemerintah, dan  masyarakat guna menjawab tantangan sektor usaha pangan di Indonesia.

JAKARTA: DuPont, produsen benih jagung hibrida Pioneer, menyiapkan strategi bisnis dengan mengolaborasikan peran industri, pemerintah, dan  masyarakat guna menjawab tantangan sektor usaha pangan di Indonesia.

Untuk mengetahui lebih dalam  Bisnis mewawancarai George Hadi Santoso, Presiden Direktur Dupont Indonesia.  Berikut petikannya:Apa saja bentuk kolaborasi yang sudah terealisasi dengan pelaku industri?Kami bergerak cepat, sejumlah sektor mulai dirangkul. Contohnya, DuPont sudah menggalang kolaborasi dengan perusahaan susu. Maaf, saya tidak bisa menyebut nama perusahaan. Prinsipnya, kami sudah mengembangkan teknologi silase dengan proses fermentasi yang dibantu jasad renik dalam kondisi anaerob (tanpa oksigen).Silase ini terobosan yang penting. Teknologi silase dapat mengubah jerami jagung dari sumber pakan berkualitas rendah menjadi pakan berkualitas tinggi serta sumber energi bagi ternak. Selama ini kan ternak makan dari rumput biasa. Nutrisinya sangat rendah.Dengan Silase, perusahaan pengembang sapi perah dapat meningkatkan produksinya sampai dua kali lipat. Kalau biasanya hanya 8 liter per hari, pakan jagung dengan teknologi SIlase dapat mendongkrak produksi sapi perah hingga 15 liter per hari.Bagaimana kolaborasi dengan pemerintah dan masyarakat?Kami mendorong pemerintah untuk menularkan perspektif yang unik, bagaimana memenuhi kebutuhan pangan yang terjangkau, aman, bernutrisi, dan sehat di Indonesia. Sejumlah riset kolaborasi terus didorong seperti dengan balai besar penelitian padi untuk menciptakan benih padi unggulan. Nantinya, tinggal kita kita yang memantapkan hasilnya.Untuk diketahui, Indonesia memang berhasil menurunkan angka kemiskinan, tapi bukan berarti peroalan nutrisi sudah baik. Berdasarkan studi kami, sekitar 120 juta rakyat Indonesia hidup dengan pendapatan kurang dari Rp 20.000 atau US$ 2 per hari.Kalau kolaborasi dengan masyarakat itu maksudnya dengan petani. DuPont telah bekerjasama dengan 2.000 petani untuk merevolusi metode pertanian dan mengenalkan inovasi ilmiah untuk nantinya membantu produsen makanan menciptakan produk-produk yang tahan lama dan terjaga kesegarannya.Untuk benih jagung, kami memberikan kesempatan sebesar-besarnya petani untuk memproduksi benih dan mengawinkannya untuk menjadi produk hibrida. Nantinya, kami yang akan membeli benih produksi petani untuk diproses, dan dijual kembali.Pasokan untuk pabrik-pabrik DuPont sepenuhnya dari petani lokal. Kapasitas pabrik hingga kini mencapai 8.000 ton per tahun, setara dengan 10.000 hektare. Itu besar loh jika dibandingkan dengan perusahaan multinasional lainnya di Indonesia.Memangnya, bagaimana peta persaingan industri benih hibrida di Indonesia?Sampai saat ini, DuPont adalah market leader di Indonesia. Kami telah menguasai hampir 40% pangsa pasar di sini. Bahkan untuk skala global, kami cukup kompetitif di urutan 2 terbesar pemain benih.Sayangnya, Di Indonesia 70% jagung itu untuk pakan ternak, sisanya digunakan sebagai bahan baku industri makanan. Petani jagung di Indonesia pun hanya menguasai lahan terbatas sekitar 0,2—0,5 hektare. Padahal, di Amerika Serikat misalnya, petani jagung bisa mengelola sekitar 100—1.000 hektare per kepala.Penetrasi ke bisnis benih padi hibrida di Indonesia pun masih sulit. Produksi dan penjualan kita masih sangat kecil. Padahal potensinya besar. Tapi, kebanyakan pemanfaatan benih di Indonesia masih sangat tradisional tanpa sentuhan teknologi.Lantas, seperti apa persaingan dengan perusahaan benih nasional?Harus diakui, porsi perusahaan nasional hanya sekitar 20%. Perusahaan multinasional sangat dominan karena menguasai hampir 80% pasar benih. Persoalan teknologi lebih kami kuasai. Itu sangat menguntungkan.Memang ada berapa besar kue bisnis benih pangan?Besaran industri mungkin bisa mencapai US$150 juta. Itu untuk benih jagung saja. Kalau padi hibrida sulit diproyeksi. Selain pasarnya belum begitu terbuka, skala bisnisnya juga belum banyak terlihat.Terus, apa saja investasi yang sudah disiapkan DuPont untuk menjawab tantangan industri?Tidak menutup kemungkinan, kami akan membuka pabrik baru karena potensi bisnis masih sangat besar. Hanya saja, saat ini lebih fokus untuk meningkatkan kapasitas pabrik. DuPont sudah memiliki 5 pabrik di Jawa Timur, Cikarang, dan Serpong.Kami juga akan menginvestasikan US$ 10 miliar untuk penelitian dan pengembangan yang didedikasikan untuk pangan, dan sektor nutrisi. DuPont berencana mengembangkan 4.000 produk baru hingga 2020.Seperti apa perhatian khusus terhadap kesenjangan nutrisi di Indonesia, sampai harus berinvestasi ke sana?DuPont terus melakukan perhitungan intensif untuk menjawab tantangan metrics yang spesifik guna mengilustrasikan ketahanan pangan di setiap negara. Hasilnya, Indonesia hanya memperoleh level moderat dengan peringkat ke-64 dari 105 negara dalam Indeks Ketahanan Pangan yang dirilis Economist Intelligence Unit.Harapan kami kolaborasi pangan ini harus menyentuh semua rantai makanan, mentransfer wawasan, serta menstimulasi aksi untuk menyediakan pangan di Indonesia. Nantinya, kolaborasi ini dapat menguntungkan semua sektor, termasuk DuPont sebagai pelaku industri. (bas)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Gajah Kusumo

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper